Kamis, 22 Agustus 2019

DIET PASIEN PERI - OPERATIF

DIET PASIEN PERI - OPERATIF


1.      Definisi penyakit perioperative

Peri – operatif merupakan serangkaian kegiatan proses pembedahan mulai dari pra – bedah, intra bedah, sampai pasca bedah.
Pengaruh pembedahan terhadap metabolisme pasca bedah tergantug berat ringannya pembedahan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca bedah.
Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi).
Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin c. cairan yang hilang perlu diganti.

           
2.      Kebutuhan gizi pasien dengan penyakit perioperative

a.       Diet pra-bedah
Diet prabedah adalah pengaturan makann yang diberikan kepada pasien yang akan menjalani pembedahan.
Pemberian diet prabedah tergantung pada :
1)      Kedaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status gizi, gula darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh.
2)      Macam pembedahan: (a). Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan sirkumsisi atau khitan. (b). bedah manyor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah saluran cerna (lambung, usus halus, dan usus besar) da bedah diluar saluran cerna (jantung, ginjal, paru, saluran kemih, tulang, dan sebagainya).
3)      Sifat pembedahan : segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat diberi diet prabedah. Berencana atau elektif. Pasien disiapkan dengan pemberian diet prabedah sesuai status gizi dan macam pembedahan.
4)      Macam penyakit: (a). Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerbna, jantug, ginjal, sluran pernpasan, dan tulang. (b). penyakit penerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan hipertensi.

Tujuan diet pra-bedah :

Tujuan diet pra-bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalam keadaan optimal pada suatu pembedahan, sehingga tersedia cadangan untuk mengatasi stres dan pnyembuhan luka.

Syarat diet :
1)      Energi.
a)      Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
b)      Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhan energi normal.
c)      Bagi pasien degan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambahakan faktor stres sebesar 15% dari AMB (angka metabolisme basal).
d)      Bagi pasien dengan penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan peyakitnya.
2)      Protein.
a)      Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (< 2,5 mg/dl) diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
b)      Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB.
c)      Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
3)      Lemak cukup, yaitu 15,25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
4)      Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuha energi total untuk menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu, karbohidrat diberikan sesuai dengan penyakitnya.
5)      Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
6)      Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
7)      Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma, sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau air kecil di meja operasi).
b.    Diet Pasca-bedah
Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantng pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
Tujuan diet pasca-bedah :
Tujuan diet pasca-bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan penigkatan daya tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1)      memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).
2)      mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
3)      memperbaiki ketidak seimbangan elektrolit dan cairan.
Syarat diet :
Diet pasca-bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentu cair, saring, lunak, dan biasa.
Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti:
1)      pasca-bedah kecil, makan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal.
2)      pasca-bedah besar makanan diberikan secara berhati-hati sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar