1.
Definisi
penyakit degenerative
Penyakit
degeneratif adalah penyakit yang mengiringi
proses penuaan. Penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia .
Penyakit degeneratif adalah kondisi
kesehatan di mana organ atau jaringan terkait keadaannya yang terus
menurun seiring waktu.
Penyakit ini terjadi karena adanya
perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara
menyeluruh.
Proses penuaan adalah penyebab
penyakit degeneratif yang paling umum. Ya, semakin bertambah usia, maka fungsi
jaringan dan organ tubuh pun akan semakin mengalami penurunan. Itu sebabnya,
orang lanjut usia (lansia) lebih mungkin mengalami berbagai jenis penyakit
degeneratif dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Meski begitu, penyakit satu ini juga
bisa dialami oleh semua kalangan tanpa memandang usia. Beberapa faktor seperti
gaya hidup, riwayat penyakit, dan genetik dapat memengaruhi seseorang untuk
terkena penyakit ini.
Jenis-jenis
penyakit degenerative
Penyakit
degeneratif diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
a.
kardiovaskular,
b.
neoplastik,
Penyakit
neoplastik termasuk tumor dan kanker.
c.
sistem
saraf.
Penyakit
yang mempengaruhi sistem saraf termasuk Parkinson dan Alzheimer.
Seperti yang sudah disebutkan di
atas, penyakit degeneratif dapat memengaruhi saraf, pembuluh darah, hingga
tulang. Hal ini menyebabkan penyakit degeneratif memiliki berbagai jenis
bergantung pada kondisi organ atau jaringan yang rusak.
Beberapa jenis penyakit degeneratif
yang paling umum adalah :
a.
Penyakit
jantung
b. Osteoporosis
c. Diabetes tipe 2
d. Hipertensi
e. Kanker
Penyakit degeneratif disebabkan
oleh berbagai faktor.
Beberapa faktor tersebut adalah
efek langsung dari penggunaan normal tubuh, sementara yang lain disebabkan oleh
kesehatan yang buruk atau gaya hidup yang tidak sehat.
Kebanyakan penyakit degeneratif dapat
disembuhkan, namun ada beberapa kasus yang tidak dapat disembuhkan. Dalam kasus
tersebut, pilihan pengobatan yang ada hanya mampu membantu meringankan gejala
sehingga pasien dapat hidup normal.
Banyak
orang-orang di dunia mengidap penyakit degenerative. Bahkan di banyak negara, penyakit degeneratif
menjadi salah satu penyebab utama kematian.
2.
Kebutuhan
gizi pasien dengan penyakit degenerative
Penetapan diet ditentukan oleh jenis
penyakit, keadaan pasien dan program pengobatan, dimana tiap penyakit memiliki
ciri khas atau diet tersendiri.
a. Diet
pada penyekit Diabetes mellitus
Diet pada penatalaksanaan Diabetes
Mellitus (DM) dikontrol berdasarkan kandungan energy, protein, lemak, dan
karbohidrat.
Tujuan diet penyakit diabetes
mellitus :
1)
Mengendalikan kadar glukosa darah
dan tekanan darah
2)
Mencegah menurunnya fungsi ginjal
3)
Mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit
4)
Mencapai dan mempertahankan
kadar lipida serum normal.
5)
Memberi cukup energi untuk
mempertahankan atau mencapai berat badan normal
6)
Menghindari atau menangai
komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
komplikasi jagka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani
7)
Meningkatkan derajat kesehatan
secara keseluruhan melalui gizi optimal
Syarat diet penyakit diabetes
mellitus :
1)
Energy cukup untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan normal
2)
Kebutuhan protein normal, yaitu
10-15% dari kebutuhan energy total
3)
Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25%
dari kebutuhan energy total
4)
Kebutuhan karbohidrat adalah sisa
dari kebutuhan energy total, yaitu 60-70%
5)
Penggunaan gula murni dalam makanan
dan minuman tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu
6)
Penggunaan gula alternative dalam
jumlah terbatas. Gula alternative adalah bahan pemanis selain sakrosa
7)
Asupan serat dianjurkan 25 g/hari
dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah
8)
Pasien DM dengan tekanan darah
normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti
orang sehat, yaitu 3000 mg/hari
9)
Cukup vitamin dan mineral
b. Diet
penyakit jantung
Tujuan
diet penyakit jantung :
1) Memberikan
makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2) Menurutkan
berat badan bila terlalu gemuk.
3) Mecegah
atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat diet penyakit jantung :
1) Energy
cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2) Protein
cukup yaitu 0,8 g/kgBB
3) Lemak
sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energy total, 10% berasal dari lemak jenuh,
dan 10-15% lemak tidaj jenuh
4) Kolestrol
rendah, terutama jika disertai dengan dyslipidemia
5) Vitamin
dan mineral cukup
6) Garam
rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema
7) Makanan
mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8) Serat
cukup untuk menghindari konstipasi
9) Cairan
cukup, ± 2 l/hari sesuai dengan kebutuhan
10) Bentuk
makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil
11) Bila
kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
Terdiri atas :
1)
Diet jantung I, diberikan pada
pasien penyakit jantung akut. Diet diberikan berupa 1-1,5 l cairan/hari selama
1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya.
2)
Diet jantung II, diberikan dalam
bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet
jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II garam rendah. Diet ini rendah
energy, protein, kalsium, dan tiamin.
3)
Diet jantung III, diberikan dalam
bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet
jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung
III garam rendah. Diet ini rendah energy dan kalsium, tetapi cukup zat gizi
lain.
4)
Diet jantung IV, diberikan dalam
bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung III
atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung IV garam rendah. Diet ini cukup
energy dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
c.
Diet penyakit stroke
Tujuan
diet penyakit stroke :
1) Memberikan
makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan
keadaan dan komplikasi penyakit
2) Memperbaiki
keadaan stroke
3) Mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Syarat diet penyakit stroke :
1) Energy
cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energy diberikan 1100-1500
kkal/hari.
2) Protein
cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang,
pprotein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi gagal
ginjal kronik, protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB
3) Lemak
cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total. Utamakan sumber tidak jenuh
ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu <10% dari kebutuhan energy total.
Kolestrol dibatasi <300 mg
4) Karbohidrat
cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energy total
5) Vitamin
cukup
6) Mineral
cukup
7) Serat
cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolestrol darah
8) Cairan
cukup. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan
dapat dihabiskan
9) Bentuk
makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
10) Makanan
diberikan dalam porsi kecil dan sering.
d.
Diet
Penyakit Kanker
Kanker
adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat di
kontrol sehingga cepat meyebar.
Tujuan
diet :
1)
Memberikan makanan yang
seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien.
2)
Mencegah ataau menghambat
penurunan berat badan secara berlebihan.
3)
Mengurangi rasa mual, muntah,
dan diare.
4)
Mengupayakan perubahan sikap
dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya.
Syarat diet
:
1)
Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg
BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk perempuan.
2)
Protein tinggi, yaitu 1-1,5
g/kg BB.
3)
Lemak sedang, yaitu 15-20% dari
kebutuhan energi total.
4)
Karbohidrat cukup, yaitu sisa
dari kebutuhan energi total.
5)
Vitamin dan mineral cukup,
terutama vitamin A, B kompleks, C dan E.
6)
Rendah iodium bila sedang
menjalani medikasi radioaktif internal.
7)
Bila imunitas menurun (leukosit
> 10 ul ) atau pasien akan menjalani kemoterapi agresif, pasien harus
mendapat makanan yang steril.
8)
Porsi makan kecil dan sering
diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar