Kamis, 22 Agustus 2019

DIET PASIEN PENYAKIT KRONIS

DIET PASIEN DENGAN PENYAKIT KRONIS



1.      Definisi penyakit kronis

Penyakit kronis juga merupakan penyakit yang menetap dan tidak pernah benar-benar hilang.
Penyakit kronis menyebabkan kondisi kesehatan pengidapnya turun secara bertahap, sehingga tidak sedikit pengidap penyakit kronis yang kehilangan nyawa.
Saraf menjadi lebih sensitif adalah salah satu gejala orang yang mengidap penyakit kronis, karena biasanya penyakit ini sudah sampai tahap mengganggu saraf.

Para pakar mengatakan penyakit kronis tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor penyebab diantara adalah diet buruk, pengaruh lingkungan, termasuk merokok dan minuman beralkohol, serta faktor keturunan, dan saat ini penyakit kronis tersebut menjadi penyebab utama kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan laporan kondisi global mengenai penyakit-penyakit tidak menular yang dalam tahun 2008 mengakibatkan 63 % kematian. 80 % dari kematian itu terjadi di negara-negara berkembang.

Untuk itu mari kita kenali beberapa penyakit kronis tersebut :
a.       Gagal ginjal
b.      Stroke
c.       Hipertensi
d.      Serangan jantung
e.       Radang sendi
f.       Melanoma
g.       Osteoporosis
h.      Kanker payudara
i.        Alzheimer
j.        Asam urat (Gout)
k.      Diabetes tipe - 2

2.      Kebutuhan gizi pasien dengan penyakit kronis

a.      Diet Penyakit Ginjal Dan Saluran Kemih
1)      Diet Sindroma Nefrotik
sindroma nefrotik atau nefrosis adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagi akibat meningkatnya permeabilitas membran kapiler glomerulus.
Tujuan diet :
a)      Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
b)      Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
c)      Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
d)     Mengontrol hipertensi.
e)      Mengatasi anoreksia.
Syarat diet :
a)      Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg BB per hari.
b)      Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kg BB di tambahkan jumlah protein yang di keluarkan melalui urine.
c)      Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
d)      Karbohidrat sebagai kebutuhan energi.
e)      Natrium dibatasi, yaitu 1-4 g sehari, tergantung berat ringannya edema
f)       Kolestrol dibatasi < 300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah.
g)      Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan di keluarkan melalui urin ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernapasan.
2)      Diet Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara mendadak yang terlihat pada penurunan glomerulo filtration rate (GFR) atau tes kliren kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme.
Tujuan diet :
a)      Memberikan maknan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
b)      Menurunkan kadar ureun darah.
c)      Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
d)     Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat penyembuhan wanita.
Syarat diet :
a)      Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg BB.
b)      Protein di sesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg BB.
c)      Lemak sedang, yaitu, 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5-1,5 g/kg BB.
d)      Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak.
e)      Natrium dan kalium di batasi bila ada anuria.
f)       Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin + 500 ml.
g)      Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan di berikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral, tambahkan suplemen asam folat, vitamin https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNRG2ZEXj0qglFy-Qf2UPnnjDzOtXt3IhgZhodi3ftyFrr2xEKhBBincMNEgaQsFogyYep1PaIUTXdYbC3AAWFPu3M8PVJHJtHCKmAOBzdJyXpNrbtsmaN0A0dfXitu3WHNmqWJwdTpBZv/s640/arlinadesign.gif, vitamin C, vitamin A, dan vitamin K.

3)      Diet Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik (chronic kidnei disease ) adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secaraa perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Tujuan diet :
a)      Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
b)      Mencegah dan menurunkan kadar ureun darah yang tiggi (uremia).
c)      Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
d)     Mencegah atau mengurangi progrevisitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.
Syarat diet :
a)      Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
b)      Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB.
c)      Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.
d)      Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total di kurangi energi yang berasal dari protein dan lemak .
e)      Natrium di batasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
f)       Kalium di batasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia( kalium darah  > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
g)      Cairan dibatasi, sebanyak jumlah urin sehari di tambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (+500 ml).
h)      Vitamin cukup, bila perlu di berikan suplemen piridoksi, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.

b.      Diet Penyakit Gout Artritis
Gout adalah suatu penyakit artritis yang di sebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditadai dengan dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.
Tujuan diet :
1)      untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2)      menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.

Syarat diet :
1)      Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2)      Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15 % dari kebutuhan energi total.
3)      Hindari bahan makanan sember protein yang mempunyai kandungan purin > 150 mg/100g.
4)      Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebuutuhan energi total.
5)      Karbohidrat dapat di berikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total.
6)      Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
7)      Cairan di sesuaikan dengan urin yang keluar setiap hari.

c.       Diet Penyakit HIV/AIDS
AIDS merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang di sebabkan oleh HIV yang dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh.
Tujuan umum :
1)      Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
2)      Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot.
3)      Memenuhi semua kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4)      Mendorong perilaku sehat dan menerapkan diet, olahraga, dn relaksasi.

Tujuan khusus :
1)      Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual,dan mutah.
2)      Meingkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yag terlihat pada: pasien dapat di bedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap, dan kesulitan menelan.
3)      Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
4)      Mencegah penuruna berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).
5)      Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.

Syarat diet :
1)      Energi tinggi, pada perhitugan kebutuhan energi, diperhatikan faktor sres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh.
2)      Protein tinggi yaitu 1,1-1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
3)      Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4)      Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNRG2ZEXj0qglFy-Qf2UPnnjDzOtXt3IhgZhodi3ftyFrr2xEKhBBincMNEgaQsFogyYep1PaIUTXdYbC3AAWFPu3M8PVJHJtHCKmAOBzdJyXpNrbtsmaN0A0dfXitu3WHNmqWJwdTpBZv/s640/arlinadesign.gif kali ( 150%) angka keukupan gizi yang dianjurkan (AKG), terutama vitamin A, https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNRG2ZEXj0qglFy-Qf2UPnnjDzOtXt3IhgZhodi3ftyFrr2xEKhBBincMNEgaQsFogyYep1PaIUTXdYbC3AAWFPu3M8PVJHJtHCKmAOBzdJyXpNrbtsmaN0A0dfXitu3WHNmqWJwdTpBZv/s640/arlinadesign.gif, C, E, folat, kalsium, magnesium, seng, dan selenium.
5)      Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna.
6)      Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien.
7)      Elektrolit.
8)      Bentuk makanan di modifikasi sesuai dengan keadaan pasien.
9)      Makanan di berikan dalam porsi kecil dan sering.
10)  Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.

d.      Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu
1)      Diet penyakit hati
Hati merupakan salah satu alat tubuh yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Tujuan Diet :
a)      Eningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
b)      Mencegah katabolisme protein
c)      Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
d)     Mencegah atau mengurangi asites, farises esofagus, dan hipertensi portal.
e)      Mencegah koma hipatik

Syarat diet :
a)      Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
b)      Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
c)      Protein agak tinggi yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein
d)      Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
e)      Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites
f)       Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontra indikasi
g)      Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna

2)      Diet penyakit kandung empedu
Fungsi utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati
Tujuan diet :
a)      Menurunkan berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap
b)      Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen
c)      Mengatasi malapsorbsi lemak

Syarat diet :
a)      Energi sesuai kebutuhan
b)      Protein agak tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB
c)      Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedagkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total.
d)      Bila perlu diberikan suplemen vitamin A, D, E, dan K.
e)      Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empudu dalam saluran cerna.
f)       Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar