1.
Definisi
penyakit kronis
Penyakit kronis juga merupakan
penyakit yang menetap dan tidak pernah benar-benar hilang.
Penyakit kronis menyebabkan kondisi
kesehatan pengidapnya turun secara bertahap, sehingga tidak sedikit pengidap
penyakit kronis yang kehilangan nyawa.
Saraf menjadi lebih sensitif adalah
salah satu gejala orang yang mengidap penyakit kronis, karena biasanya penyakit
ini sudah sampai tahap mengganggu saraf.
Para pakar mengatakan penyakit
kronis tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor penyebab diantara adalah
diet buruk, pengaruh lingkungan, termasuk merokok dan minuman beralkohol, serta
faktor keturunan, dan saat ini penyakit kronis tersebut menjadi penyebab utama
kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO
mengeluarkan laporan kondisi global mengenai penyakit-penyakit tidak menular
yang dalam tahun 2008 mengakibatkan 63 % kematian. 80 % dari kematian itu
terjadi di negara-negara berkembang.
Untuk itu mari kita kenali beberapa
penyakit kronis tersebut :
a.
Gagal
ginjal
b.
Stroke
c.
Hipertensi
d.
Serangan
jantung
e.
Radang
sendi
f.
Melanoma
g.
Osteoporosis
h.
Kanker
payudara
i.
Alzheimer
j.
Asam urat
(Gout)
k.
Diabetes
tipe - 2
2.
Kebutuhan
gizi pasien dengan penyakit kronis
a. Diet Penyakit Ginjal Dan Saluran Kemih
1)
Diet Sindroma Nefrotik
sindroma nefrotik atau nefrosis
adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ketidakmampuan ginjal
untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagi akibat meningkatnya permeabilitas
membran kapiler glomerulus.
Tujuan diet :
a) Mengganti
kehilangan protein terutama albumin.
b) Mengurangi
edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
c) Memonitor
hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
d) Mengontrol
hipertensi.
e) Mengatasi
anoreksia.
Syarat
diet :
a)
Energi cukup untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kg BB per hari.
b)
Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg
BB, atau 0,8 g/kg BB di tambahkan jumlah protein yang di keluarkan melalui
urine.
c)
Lemak sedang, yaitu 15-20% dari
kebutuhan energi total.
d)
Karbohidrat sebagai kebutuhan
energi.
e)
Natrium dibatasi, yaitu 1-4 g
sehari, tergantung berat ringannya edema
f)
Kolestrol dibatasi < 300 mg,
begitu pula gula murni, bila ada peningkatan trigliserida darah.
g)
Cairan disesuaikan dengan
banyaknya cairan di keluarkan melalui urin ditambah 500 ml pengganti cairan
yang dikeluarkan melalui kulit dan pernapasan.
2)
Diet Gagal Ginjal Akut
Gagal
ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara mendadak yang
terlihat pada penurunan glomerulo filtration rate (GFR) atau
tes kliren kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme.
Tujuan
diet :
a) Memberikan
maknan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
b) Menurunkan
kadar ureun darah.
c) Menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
d) Memperbaiki
dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat penyembuhan wanita.
Syarat diet
:
a)
Energi cukup untuk mencegah
katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg BB.
b)
Protein di sesuaikan dengan
katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg BB.
c)
Lemak sedang, yaitu, 20-30%
dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5-1,5 g/kg BB.
d)
Karbohidrat sebanyak sisa
kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein
dan lemak.
e)
Natrium dan kalium di batasi
bila ada anuria.
f)
Cairan, sebagai pengganti cairan
yang keluar melalui muntah, diare, dan urin + 500 ml.
g)
Bila kemampuan untuk makan
rendah, makanan di berikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral,
tambahkan suplemen asam folat, vitamin , vitamin C, vitamin A, dan
vitamin K.
3)
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit
ginjal kronik (chronic kidnei disease ) adalah keadaan dimana
terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secaraa perlahan-lahan
(menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Tujuan
diet :
a) Mencapai
dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
b) Mencegah
dan menurunkan kadar ureun darah yang tiggi (uremia).
c) Mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit.
d) Mencegah
atau mengurangi progrevisitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju
filtrasi glomerulus.
Syarat diet
:
a)
Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg
BB.
b)
Protein rendah, yaitu 0,6-0,75
g/kg BB.
c)
Lemak cukup, yaitu 20-30% dari
kebutuhan energi total.
d)
Karbohidrat cukup, yaitu
kebutuhan energi total di kurangi energi yang berasal dari protein dan lemak .
e)
Natrium di batasi apabila ada
hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
f)
Kalium di batasi (40-70 mEq)
apabila ada hiperkalemia( kalium darah > 5,5 mEq), oliguria, atau
anuria.
g)
Cairan dibatasi, sebanyak
jumlah urin sehari di tambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan
(+500 ml).
h)
Vitamin cukup, bila perlu di
berikan suplemen piridoksi, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.
b. Diet Penyakit Gout Artritis
Gout
adalah suatu penyakit artritis yang di sebabkan oleh metabolisme abnormal purin
yang ditadai dengan dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.
Tujuan
diet :
1)
untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal
2)
menurunkan kadar asam urat
dalam darah dan urin.
Syarat diet
:
1)
Energi sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
2)
Protein cukup, yaitu 1,0-1,2
g/kg BB atau 10-15 % dari kebutuhan energi total.
3)
Hindari bahan makanan sember
protein yang mempunyai kandungan purin > 150 mg/100g.
4)
Lemak sedang, yaitu 10-20% dari
kebuutuhan energi total.
5)
Karbohidrat dapat di berikan
lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan energi total.
6)
Vitamin dan mineral cukup
sesuai dengan kebutuhan.
7)
Cairan di sesuaikan dengan urin
yang keluar setiap hari.
c. Diet Penyakit HIV/AIDS
AIDS
merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang di sebabkan oleh HIV yang dapat
menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan
rusaknya sistem kekebalan tubuh.
Tujuan
umum :
1)
Memberikan intervensi gizi
secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua
tahap dini penyakit infeksi HIV.
2)
Mencapai dan mempertahankan
berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot.
3)
Memenuhi semua kebutuhan energi
dan semua zat gizi.
4)
Mendorong perilaku sehat dan
menerapkan diet, olahraga, dn relaksasi.
Tujuan khusus
:
1)
Mengatasi gejala diare,
intoleransi laktosa, mual,dan mutah.
2)
Meingkatkan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, yag terlihat pada: pasien dapat di bedakan antara gejala
anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap, dan kesulitan menelan.
3)
Mencapai dan mempertahankan
berat badan normal.
4)
Mencegah penuruna berat badan
yang berlebihan (terutama jaringan otot).
5)
Memberikan kebebasan pasien
untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis
terapi yang diberikan.
Syarat diet
:
1)
Energi tinggi, pada perhitugan
kebutuhan energi, diperhatikan faktor sres, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu
tubuh.
2)
Protein tinggi yaitu 1,1-1,5
g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
3)
Lemak cukup, yaitu 10-25% dari
kebutuhan energi total.
4)
Vitamin dan mineral tinggi,
yaitu 1 kali ( 150%) angka
keukupan gizi yang dianjurkan (AKG), terutama vitamin A, , C, E, folat, kalsium,
magnesium, seng, dan selenium.
5)
Serat cukup, gunakan serat yang
mudah cerna.
6)
Cairan cukup, sesuai dengan
keadaan pasien.
7)
Elektrolit.
8)
Bentuk makanan di modifikasi
sesuai dengan keadaan pasien.
9)
Makanan di berikan dalam porsi
kecil dan sering.
10) Hindari
makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.
d. Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu
1) Diet
penyakit hati
Hati
merupakan salah satu alat tubuh yang berperan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein.
Tujuan
Diet :
a) Eningkatkan
regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan
fungsi jaringan hati yang tersisa
b) Mencegah
katabolisme protein
c) Mencegah
penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
d) Mencegah
atau mengurangi asites, farises esofagus, dan hipertensi portal.
e) Mencegah
koma hipatik
Syarat diet
:
a)
Energi tinggi untuk mencegah
pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien,
yaitu 40-45 kkal/kg BB.
b)
Lemak cukup yaitu 20-25% dari
kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk
emulsi.
c)
Protein agak tinggi yaitu
1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein
d)
Vitamin dan mineral diberikan
sesuai dengan tingkat defisiensi.
e)
Natrium diberikan rendah,
tergantung tingkat edema dan asites
f)
Cairan diberikan lebih dari
biasa, kecuali bila ada kontra indikasi
g)
Bentuk makanan lunak bila ada
keluhan mual dan muntah atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna
2) Diet
penyakit kandung empedu
Fungsi
utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan empedu yang
diproduksi oleh hati
Tujuan
diet :
a) Menurunkan
berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap
b) Membatasi
makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen
c) Mengatasi
malapsorbsi lemak
Syarat diet
:
a)
Energi sesuai kebutuhan
b)
Protein agak tinggi, yaitu
1-1,5 g/kg BB
c)
Pada keadaan akut, lemak tidak
diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedagkan pada keadaan kronis dapat
diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total.
d)
Bila perlu diberikan suplemen
vitamin A, D, E, dan K.
e)
Serat tinggi terutama dalam
bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empudu dalam saluran cerna.
f)
Hindari bahan makanan yang
dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar