1.
Kebutuhan
gizi diet khusus.
a.
Diet
Energi Tinggi Protein Tinggi
Diet
energi tinggi protein tinggi ( ETPT ) adalah diet yang mengandung energi dan
protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging,
atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein tinggi. Diet ini di
berikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima
makanan lengkap.
Tujuan
Diet :
1) Memenuhi
kebutuhan energi dan protein yang menigkat untuk mencegah dang mengurangi
kerusakan jaringan tubuh.
2) Menambah
berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Syarat Diet :
1)
Energi tinggi, yaitu 40-45
kkal/kg BB
2)
Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5
g/kg BB
3)
Lemak cukup, yaitu 10-25% dari
kebutuhan energi total.
4)
Karbohidrat cukup, yaitu sisa
dari kebutuhan energi total.
5)
Vitamin dan mineral cukup,
sesuai kebutuhan normal.
6)
Makanan diberikan dalam bentuk
mudah cerna.
Diet energi tinggi protein
tinggi di berikan kepada pasien :
1)
Kurang energi protein (KEP)
2)
Sebelum dan setelah operasi tertentu,
multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi
3)
Luka bakar berat dan baru
sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.
4)
Hipertiroid, hamil, dan
post-partum dimana kebutahan energi dan protein meningkat.
Menurut keadaan, pasien dapat
di berikan salah satu dari dua macam diet energi tinggi protein tinggi ( ETPT )
seperti di bawah :
1)
Diet energi tinggi protein
tinggi I ( ETPT I )
Energi
: 2600 kkal, protein : 100 g ( 2 g/kg BB )
2)
Diet energi tinggi protein
tinggi II ( ETPT II )
Energi
: 3000 kkal, protein : 125 g (2,5 g/kg BB )
Bahan makanan yang di tambahkan pada makanan biasa
Bahan makanan
|
ETPT I
|
ETPT II
|
||
Berat (g)
|
Urt
|
Berat (g)
|
urt
|
|
Susu
|
200
|
1
gsl
|
400
|
2
gls
|
Telur
ayam
|
50
|
1
btr
|
100
|
2
btr
|
Daging
|
50
|
1
ptg sdg
|
100
|
2
ptg sdg
|
Formula
komersial
|
200
|
1
gls
|
200
|
1
gls
|
Gula
pasir
|
30
|
3
sdm
|
30
|
b. Diet Energi Rendah
Diet
energi redah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuha normal,
cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam
proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan padat energi, seperti
kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak, serta
goreng-gorengan.
Tujuan
diet :
1)
mencapai dan mempertahankan
status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik.
2)
Mencapai IMT normal yaitu
18,5-25
3)
Mengurangi asupan energi ,
sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak 1 kg/minggu. Pastikan
bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur tebal lemak lipatan
kulit dan lingkar pinggang.
Syarat
diet :
1) Energi
rendah, ditunjukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan di lakukan secara
bertahap dengan mempertimbangkan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat
badan sebanyak 1 kg / minggu, asupan energi di kurangi sebanyak 500-1000
kkal/hari kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal dilakukan
berdasarkan berat badan ideal.
2) Protein
sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan
energi total.
3) Lemak
sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber lemak berasal
dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi.
4) Karbohidrat
sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih
banyak sumber karbonhidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan mencegah
konstipasi , sebagai alternatif , bisa di gunakan gula buatan sebagai pengganti
gila sederhana.
5) Vitamin
dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
6) Diajukan
untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.
7) Cairan
cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.
c. Diet Garam Rendah
Yang
di maksud dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam natrium seperti
yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHC), baking powder, natrium
benzoat, daan vetsin(mono sodium glutamat). Natrium adalah kation utama dalam
cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga kontraksi otot. Asupan
makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium dari pada yang di
butuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang di keluarkan tubuh
melalui urin sama dengan jumlah yang di konsumsi, sehingga terdapat
keseimbanga.
Makanan
sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang di butuhkan, sehingga tidak
ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari ( ekivalen denagn 2400 mg
natrium).
Asupan
naatrum yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau
asites dan/atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati,
penyakit ginjal tertentu,dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan
hipertensi asensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites atau hipertensi.
Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
Tujuan
diet :
Tujuan
diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam
jarigan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Syarat
diet :
1)
Cukup energi, protein mineral
dan vitamin
2)
Bentuk makan sesuai dengan
keadaan penyakit
3)
Jumlah ntrium di sesuaikan
dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau hipertensi.
d. Diet Serat Tinggi
Serat
makanan adalah poli sakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabti.
Serat tidak dapat di cerna oleh enzim cerna tetapi berpengaruh baik untuk
kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan tidak
larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang
banyak terdapat dalam bedak beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat
gologan ini dapat melancarkan defekasi sehingga mencegah obstipasi, hemoroid
dan devertikolois. Serat larut air yaitu paktin, gum, dan mukilase yang bnyak
terdapat dalam hevermout, kacang-kcangan, sayur, dan buah-buahan, serat
golongan ini dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi
lemak dan kolestrol darah, sehingga menurunkan resiko, mencegah, atau meringan
kan penyakit jantung koronerdan deslipidemia. Serat dapat mencegah kanker kolon
dengan mengikat dan mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam usus.
Pada
umumnya, makanan serat tinggi mengandung energi rendah, denga demikian dapat
membantu menurunkan berat badan. Diet serat tinggi menimbulkan rasa kenyang
sehingga menunda rasa lapar. Saat ini di pasaran dapat produk serat dalam
bentuk minuman, tetapi penggunaannya tidak di anjurkan. Asupan ,serat
berlebihan dapat menumbulkan gas yang berlebihan dan diare, serta mengganggu
penyerapan mineral seperti magnesium, zat besi, dan kalsium. Makanan tinggi
serat alami lebih aman dan mengandung zat tinggi serta lebih murah. WHO
menganjurkan asupan serta 25-30 g/hari.
Tujuan
diet :
untuk
memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang
peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
Syarat-syarat
diet :
1)
Energi cukup sesuai dengan
umur, gender, dan aktivitas
2)
Protein cukup, yaitu 10-15%
dari kebutuhan energi total
3)
Lemak cukup, yaitu 10-25% dari
kebutuhan energi total
4)
Karbohidrat cukup, yaitu sisa
dari kebutuhan energi total
5)
Vitamin dan mineral tinggi,
terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna
6)
Cairan tinggi, yaitu 2-2,5
liter untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan
membantu meransang peristaltik usus.
7)
Serat tinggi, yaitu 30-50
g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk, beras
merah, roti wbole wbeat, sayuran, dan buah.
e. Diet Sisa Rendah
Diet
sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian
makananan yag tidak diserap seperti yang terdapat didalam susu dan produk susu
serta serat daging yang berserat kasar (liat). Disampig itu, makanan lain yang
merangsang saluran cerna harus dibatasi.
Tujuan
Diet sisa rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
sedikit mungkin meingggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume veses, dan
tidak merngsang saluran cerna.
Syarat
diet :
1)
Energi cukup sesuai dengan
umur, gender, dan aktifitas.
2)
Protein cukup, yaitu 10-15%
dari kebutuhan energi total.
3)
lemak sedang, yaitu 10-25% dari
kebutuhan energi total.
4)
Karbohidrat cukup, yaitu sisa
kebutuhan energi total.
5)
Menghindari energi makanan
berserat tinggi dan seang sehingga asupan serat maksimal 8 g/hari. Pembatasan
ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
6)
Menghindari susu, produk susu,
dan daging yang berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi perorangan.
7)
Meghindari makanan yang terlalu
berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu tajam.
8)
Makanan dimasak hingga lunak
dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin.
9)
Makanan sering diberikan pada
porsi kecil.
10) Bila
diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perl disertai
suplai vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan perenteral.
f. Diet Luka Bakar
Luka
bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu
tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme. Luka bakar
dpata disebabkan oleh ledakan, listrik, api, zat kimia, uap panas, minya panas,
matahari, dan sebagainya.
Tujuan
diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya
gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama
proses penyembuhan, dengana cara :
1)
Mengusahakan dan mempercepat
jaringan yang rusak.
2)
Mencegah terjadinya
keseimbangan nitrogen yang negative
3)
Memperkecil terjadinya
hiperglikemia dan hipergliseridemia
4)
Mencegah terjadinya
gejala-gejala kekrangan zat gizi micro
Syarat diet
:
1)
Memberikan makanan dalam bentuk
cair sedini mungkin atau nutrisi internal dini (NED)
2)
kebutuhan energi dihitung
dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar, yaitu :
(a) Merurut
curreri :
{(25
kkal/kg BB actual) + 40 kkal} x % luka bakar.
(b) menurut
asosiasi dietetik australia :
berdasarkan
% luka bakar.
3)
Protein tinggi, yaitu 20-25%
dari kebutuhan energi total
4)
Lemak sedang, yaitu 15-20% dari
kebutuhan energi total.
5)
Karbohidrat sedang yaitu 50-60%
dari kebutuhan energi total
6)
Vitamin di berikan di atas
angka kecukupan gizi (G) yang di anjurkan, untuk membantu mempercepat
perumbuhan.
7)
Mineral tinggi, terutama zat
besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium.
8)
Cairan tinggi. Akibat luka
bakar terjadi kehilangn cairan dan elektrolit secara intensif. Pada 48 jam
pertama, pemberian cairan di tujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar
tidak terjadi shock.
g. Diet Komplikasi Kehamilan
1)
Diet Hiperemesis
Hiperemesis
adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai
dengan rasa mual dan muntah yag berlebihan dalam waktu relatif lama.
Tujuan
Diet Hiperemesis :
a) Mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
b) Secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Syarat diet Hiperemesis
:
a)
Karbohidrat tinggi, yaitu
75-80% dari kebutuhan energi normal
b)
Lemak rendah,
yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
c)
Protein sedang, yaitu 10-15%
dari kebutuhan energi total
d)
Makanan diberikan dalam bentuk
kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas
per hari.
2)
Diet Preeklampsia
Preeklampsia
merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada minggu kedua
puluh dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat
badan yang cepat (karena edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah,
pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah, dan kesadaran menurun.
Tujuan
Diet Preeklampsia :
a) Mencapai
dan mempertahankan status gizi optimal
b) Mencapai
dan mempertahankan tekanan darah normal
c) Mencegah
atau mengurangi retensi garam atau air
d) Mencapai
keseimbangan nitrogen
e) Menjaga
agar penambahan berat bada tidak melebihi normal
f) Mengurangi
atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat
kehamila atau setelah melahirkan.
Syarat diet Preeklampsia
:
a)
Energi dan zat gizi cukup
b)
Garam diberikan rendah sesuai
dengan berat ringannya retensi garam atau air.
c)
Protein tinggi (1 -2 g/kg berat badan)
d)
Lemak sedang, sebagian lemak
berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.
e)
Vitamin cukup; vitamin C
diberikan sedikit lebih tinggi
f)
Mineral cukup terutama kalsium
dan kalium.
g)
Bentuk makanan sisesuaikan
dengan kemampuan makan pasien
h)
Cairan diberikan 2500 l sehari.