PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA NYAMAN NYERI
Materi :
1.
Definisi
nyeri
Nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang actual ataupun potensial yang dirasakan dalam kejadian
dimana terjadi kerusakan. (International Association for Study of Pain, 1979).
Nyeri
bersifat subjektif, sehingga masing-masing individu punya pengalaman yang
berbeda tentang respon nyeri.
2. Klasifikasi nyeri
a.
Berdasarkan
tempatnya
Berdasarkan
tempat terjadi, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Pheriperal
pain
Yaitu nyeri
yang terasa pada permukaan tubuh, misalnya pada kulit atau mukosa tubuh.
2)
Deep
pain
Yaitu nyeri
yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam attau pada organ – organ tubuh
visceral
3)
Referal
pain
Yaitu nyeri
yang terasa dalam yang disebabkan karena penyakit organ / struktur dalam tubuh
yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan dari daerah
asal nyeri,
4)
Central
pain,
Yaitu nyeri
yang terjadi karena pemasangan pada system sarap pusat, spinal cord, batang
otak, talamus
b.
Berdasarkan
sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Incidental
pain
Yaitu nyeri
yang timbul sewaktu – waktu, lalu kemudian menghilang secara tiba – tiba.
2)
Steady
pain
Yaitu nyeri
yang timbul dan akan menetap dalam waktu yang lama.
3)
Paroxysmal
pain
Yaitu nyeri
yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya
menetap sekitar 10 – 15 menit, lalu menghilang, namun kemudian timbul nyeri
kembali dengan intensitas yang sangat kuat kembali
c.
Berdasarkan
iintensitasnya
Berdasarkan
intensitas serangan, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Nyeri
ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah
2)
Nyeri
sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi
3)
Nyeri
hebat, yaitu nyeri yang dirasakan dengan intensitas yang tinggi.
d.
Berdasarkan
waktu lamanya serangan
Berdasarkan
waktu lamanya serangan, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Nyeri
akut
Yaitu nyeri
yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu (awitan) antara beberapa
detik hingga berakhir kurang dari 6 bulan
Berkaitan
dengan cedera spesifik
Misalnya
trauma tertusuk atau fraktur
2)
Nyeri
kronis
Yaitu nyeri
yang bersifat konstan atau intermitten, menetap sepanjang waktu periode
tertentu, dan berlangsung diluar waktu penyembuhan yaitu lebih dari 6 bulan
Tidak
berkaitan dengan cedera spesifik
Tidak
mempunyai awitan tepat.
Tidak
berespons terhadap pengobatan
Misalnya
nyeri kanker.
3. Proses fisiologis nyeri
4. Factor yang berhubungan dengan
nyeri
Factor
yang berhubungan (memoengaruhi) dengan nyeri :
a.
Keluarga
dan dukungan social
b.
Usia
c.
Jenis
kelamin
d.
Kebudayaan
e.
Makna
nyeri
f.
Perhatian
g.
Kecemasan
(ansietas)
h.
Pengalaman
terdahulu
i.
Mekanisme
(gaya) koping
5. Teknik pengkajian nyeri
a.
Pedoman
pengkajian nyeri
1)
Intensitas,
menggunakan skala nyeri 0 – 10 atau 0 – 5
2)
Karakteristik,
kaji letak nyeri, irama, durasi, kualitas nyeri
3)
Factor
yang meredakan nyeri, kaji pengalaman terdahulu mengatasi nyeri dan mekanisme koping
sebelumnya
4)
Dampak
nyeri terhadap Aktifitas Kehidupan Sehari-hari
5)
Dampak
nyeri terhadap persepsi prognosis, ekonomi, peran, citra diri.
b.
Metode
pengkajian nyeri : PQRST
1)
P
(Provocate, Pemicu) : merupakan factor yang menyebabkan berat
atau ringannya respons nyeri
2)
Q
(Quality, kualitas) : merupakan sensasi yang dirasakan apakah
seperti tertusuk, tajam, tumpul, atau merobek.
3)
R
(Region, Radius) : merupakan daerah penyebaran sensasi
nyeri
4)
S
(Severity, keparahan) : merupakan dampak nyeri terhadap
Aktifitas sehari-hari, prognosis, ekonomi, peran, dan citra diri.
5)
T
(Time, durasi, waktu) : merupakan waktu awitan berlangsungnya
nyeri.
6. Rumusan diagnose keperawatan yang
berhubungan dengan nyeri
a.
Nyeri
akut
1)
Batasan
karakteristik :
a)
Subyektif
:
(1)
Mengungkapkan
secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat.
b)
Obyektiif
:
(1)
Perubahan
posisi untuk menghindari nyeri
(2)
Perubahan
tonus otot
(3)
Respons
otonomik (misalnya, diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan pernafasan,
perubahan nadi, dilatasi pupil)
(4)
Perubahan
selera makan
(5)
Perilaku
distraksi (mondar-mandir, perilaku mencari orang, dana tau aktifitas lain yang
berulang)
(6)
Perilaku
ekspresif (gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebih, peka terhadap
rangsangan, menghela nafas panjang)
(7)
Wajah
topeng (nyeri)
(8)
Perilaku
menjaga atau sikap melindungi
(9)
Focus
menyempit (misalnya gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker, interaksi
social menurun)
(10)
Bukti
nyeri yang dapat di amati
(11)
Berfokus
pada diri sendiri
(12)
Gangguan
tidur (mata kuyu, gerakan tidak teratur, atau tidak menentu, dan menyeringai)
2)
Factor
yang berhubungan :
Agens
penyebab cedera (biologis, kimia, fisik, dan psikologis)
b.
Nyeri
kronis
1)
Batasan
karakteristik :
a)
Subyektif
(1)
Mengungkapkan
secara verbal depresi, keletihan, takut kembali cedera
b)
Oyektif
(1)
Mengungkapkan
dengan menunjukkan isyarat atau bukti : depresi atau keletihan
(2)
Perubahan
kemampuan meneruskan aktifitas sebelumnya
(3)
Anoreksia
(4)
Atrofi
kelompok otot yang terlibat
(5)
Perubahan
pola tidur
(6)
Wajah
topeng
(7)
Perilaku
melindungi
(8)
Iritabilitas
(9)
Perilaku
protektif yang dapat di amati
(10)
Penurunan
interaksi dengan orang lain
(11)
Gelisah
(12)
Berfokus
pada diri sendiri
(13)
Respon
yang dimediasi oleh saraf simpati (misalnya suhu dingin, perubahan posisi
tubuh)
(14)
Perubahan
berat badan
2)
Factor
yang berhubungan :
Ketidak
berdayaan fisik atau psikososial kronis (misalnya kanker metastase, cedera
neurologis, dan arthtritis)
c.
Hambatan
mobilisasi fisik
d.
Defisir
perawatan diri
e.
Ansietas
f.
Ketidak
efektifan koping individu
g.
Ketidak
berdayaan
h.
Resiko
cedera
i.
Disfungsi
seksual
j.
Perubahan
pola tidur
7. Intervensi : nyeri
a.
Bina
hubungan saling pecaya
b.
Monitor
perubahan tanda-tanda vital
c.
Kaji
factor yang dapat menyebabkan nyeri
d.
Kaji
factor yang dapat meringankan nyeri
e.
Bantu
identifikasi strategi penanganan nyeri :
1)
Farmakologis
a)
Analgesic
narkotik
(1)
Mepiridin
(2)
Kodein
(3)
Morfin
(4)
Fentanyl
b)
Analgesic
non-narkotik
(1)
Asetaminofen
= paracetamol
(2)
Asetil
salisilat = asetosal, aspirin, aspilet
c)
Analgesic
–NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)
(1)
Ibuprofen
(2)
Indometacyn
(3)
Pyroxicam
(4)
Ketorolac
d)
Adjuvan
(1)
Amitroptilin
(2)
Hydroksin
(3)
Chlorpromazine
(CPZ)
(4)
Diazepam
(Valium)
2)
Non-farmakologis
a)
Massase
kutaneus
b)
Kompres
es dan hangat
c)
Distraksi
= memfokkuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, misalnya, ngobor dengan
kerabat saat kunjungan, membaca buku atau majalah, mendengarkan radio atau
televise, mendengarkan music, menonton film
d)
Relaksasi
= latihan nafas dalam
e)
Imnajinasi
terbimbing (Guide Imaginary)
f)
Hypnosis
diri
g)
TENS
3)
Bedah
Neuro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar