Senin, 20 April 2020

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : OKSIGENASI (BAGIAN -1)


PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : OKSIGENASI (BAGIAN -1)





Materi :
1.      Fisiologi jantung

Fisiologi system kardiovaskuler adalah mengantarkan oksigen, nutrient, dan substansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolism seluler melalui pompa jantung, system vaskuler sirkulasi, dan integrase system lainnya.
Dalam fisiologi system kardiovaskuler yang berhubungan dengan oksigenasi adalah :
a.       Struktur dan fungsi system kardiovaskuler
Ventrikel dekstra memompa darah melalui sirkulasi pulmonal yang dikenal sirkulasi darah kecil.
Ventrikel sinistra memompa darah ke sirkulasi sistemik yang dikenal dengan sirkulasi darah besar.
1)      Pompa miokard
Kerja pompa miokard sangat penting untuk mempertahankan aliran oksigen.
Efektifitas pompa yang menurun akan menyebabkan penurunan curah jantung, sehingga volume darah yang dipompakan oleh ventrikel pun akan menurun.
Penyebab penurunan efektifitas pompa miokard yaitu perdarahan dan dehidrasi.
Kondisi penyakit yang menyebabkan penurunan efektifitas pompa miokard misalnya, penyakit arteri coroner (CAD) dan kardiomiopati.
Ventrikel terisi darah pada saat diastole. Kondisi ini keadaan ventrikel adalah dilatasi.
Ventrikel memompa darah pada saat sistolik. Kondisi ini kondisi ventrikel adalah kontraksi.
Kefektifitasan daya pompa miokard dapat dipantau dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah.
2)      Aliran darah miokard
Untuk mempertahankan aliran darah adekuat ke dalam sirkulasi, maka aliran darah ke miokard harus adekuat terlebih dahulu.
3)      Sirkulasi arteti koronaria
Sirkulasi coroner merupakan cabang dari sirkulasi sistemik yang menyuplai oksigen dan nutrient bagi miokard itu sendiri.
Gangguan sirkulasi coroner akan menyebabkan miokard kekurangan suplai oksigen sehingga terjadi nekrosis hingga infark.
4)      Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik mengalirkan darah yang berisi oksigen dan nutrient ke seluruh jaringan tubuh.
5)      Pengaturan aliran darah
Jumlah darah yang dipompa untuk dikeluarkan oleh ventrikel dalam 1 menit dinamakan Curah Jantung (CJ).
Julah darah yang dipompa untuk keluar oleh ventrikel dalam 1 kali kontraksi dinamakan Volume Sekuncup (VS).
Curah Janutng normalnya adalah 4 – 6 liter per  menit pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. saat beristirahat.
Volume darah yang bersirkulasi akan berubah sesuai kebutuhan oksigen dan metabolism tubuh.
Kondisi yang dapat meningkatkan curah jantung, misalnya pada saat latihan berat, kehamilan, datau saat demam.
Curah Jantung dapat disajikan dalam rumus berikut ini :

Curah Jantung (CJ) = Volume Sekuncup (VS) x Denyut Jantung (DJ)

Volume sekuncup dipengaruhi oleh :
a)      Jumlah darah di ventrikel kiri pada akhir diastole (preload)
b)      Tahanan terhadap semprotan ventrikel kiri (afterload)
c)      Kontraktilitas miokard

Volume preload berbanding lurus dengan curah jantung.
Bila preload meningkat, maka curah jantung akan meningkat. Begitu pun sebaliknya, apabila preload berkurang, maka curah jantung pun akan berkurang.
Kontraksi miokard yang buruk akan menurunkan volume sekuncup dan curah jantung pun akan menurun.
b.      System konduksi jantung
Relaksasi dan kontraksi atrium serta ventrikel bergantung pada system konduksi jantung.
System ini dapat digambarkan sebagai berikut :

SA Node – Atrium berkontraksi – AV Node – berkas His – Serabut Purkinje – Ventrikel berkontraksi
System konduksi jantung direfleksikan melalui alat Elektrokardiogram (EKG)

                     















                                 

Rangkaian normal pada gambaran hasil EKG dinamakan Irama Sinus Normal.
Gelompang P merupakan konduksi listrik melalui Atrium
Dalam kondisi normal, kontraksi atrium mengikuti gelombang P.
Interval PR mewakili waktu perjalanan impuls melalui AV Node, berkas His, dank e serabut Purkinje.
Interval PR normalnya adalah 0,12 – 0,20 detik.
Peningkatan waktu mengindikasikan terdapat hambatan pada transmisi impuls melalui AV Node.
Sedangkan, penurunan waktu mengindikasikan dimulainya impulas dari suatu sumber lain selain SA Node.
Kompplek QRS mengindikasikan impuls telah berjalan melalui ventrikel.
Komplek QRS normal adalah 0,6 – 0,12 detik.
Peningkatan durasi komplek QRS mengindikasikan suatu penuundaan waktu konduksi melalui ventrikel.
Kontraksi ventrikel terjadi setelah komplek QRS.
Interval QT mewakili waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
Perubahan nilai elektrolit, seperti hipokalsemia atau terapi obat – obatan seperti, quinidine, disopiramid, amiodarone, dan teofilin dapat meningkatkan interval QT.
Pemendekan interval QT dapat terjadi pada kondisi pemberian terapi digitalis, hyperkalemia, dan hiperkalsemia.

2.      Fisiologi pernafasan
Proses oksigenasi terdiri dari :
a.       Ventilasi
b.      Perfusi
c.       Difusi
Agar proses oksigenasi dapat terjadi, maka organ, saraf, dan otot pernafasan harus dalam kondisi utuh dan system saraf pusat sebagai pusat pengatur pernafasan (medulla oblongata) pun harus mampu bekerja dengan baik dalam mengatur pernafasan.
a.       Struktur dan fungsi organ pernafasan
Frekuensi dan pola pernafasan dapat berubah apabila struktur organ pernafasan mengalami gangguan atau penyakit.
b.      Ventilasi
Ventilasi merupakan proses menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru – paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot  pulmonum, thoraks yang elastis, dan persarafan yang utuh.
1)      Kerja pernafasan
Kerja pernafasan ditentukan oleh komplians paru, tahanan jalan nafas, keberadaan ekspirasi yang aktif, dan penggunaan otot – otot bantu pernafasan.
Komplians paru merupakan kemampuan paru untuk mengembang sebagai respons terhadap peningkatan tekanan intra-alveolar.
Komplians paru akan menurun pada kondisi edema pulmonary, fibrosis pleura, dan kelainan struktur traumatic atau kongenital seperti, kifosis atau fraktur iga.
Tahanan jalan nafafs merupakan perbedaan tekanan antara mulut dan alveoli terkait dengan kecepatan aliran gas yang di inspirasi.
Tahanan jalan nafas dapat meningkat akibat adanya obstruksi jalan nafas, asma, atau edema trakea.
Jika tahanan meningkat, jumlah udara yang melalui jalan nafas akan menurun.
Ekspirasi merupakan proses pasif normal yang bergantung pada recoil elatis dan membutuhkan sedikit kerja otot bantu bernafas atau tidak sama sekali.
Klien yang mengalami penyaklit pulmonary kronis akan kehilangan recoil sehingga ekspirasi akan meningkat.
Penggunaan otot – otot bantu pernafasan dapat meningkatkan volume paru selam inspirasi. Hal in dapat terlihat dari tingginya klavikula klien saat inspirasi.
Klien yang mengalami penyakit pulmonary kronis, khususnya emfisema, sering menggunakan otot ini untuk meningkatkan volume paru.
2)      Volume paru
Volume paru merupakan kapasitas paru untuk menampung udara yang masuk dan meninggalkan paru – paru.
Volume paru dapat di uur melalui pengukuran Spirometri.
Variasi volume paru dapat dihubungkan dengan  kondisi seperti, kehamilan, latihan fisik, obesitas, atau kondisi paru yang obstruktif atau restriktif.
3)      Tekanan
Gas bergerak ke dalam dan keluar paru – paru karena adanya perbedaan tekanan.
Agar udara dapat mengalir masuk kedalam paru – paru, maka tekanan intra pleura harus lebih negative dari tekanan atmosfer dan alveoli.
c.       Perfusi
Perfusi merupakan proses perpindahan zat atau molekul melalui perantara membran yang tipis bersifat semi-permeabel.
Sirkulasi pulmonary berfungsi mengalirkan darah dari dan ke membran kapiler alveoli sehingga dapat berlangsung pertukaran gas didalam alveoli.
d.      Pertukaran gas (difusi)
Oksigen dan karbondioksida mengalami pertkaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh.
Proses pertukaran ini bergantung pada proses difusi.
Proses difusi adalah proses perpindahan zat dari suatu daerah yang memiliki konsentrat tinggi menuju daerah yang memiliki konsentrat rendah.
Kewcepatan difusi dipengaruhi ketebalan membran.
Peningkatan ketebalan membran akan menghalangi proses difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu untuk melewati membran tersebut.
Klien yang mengalalmi edema pulmonary, infiltrasi paru, atau efusi pleura memiliki ketebalan membran yang meningkat sehingga proses difusi terjadi dengan lambat, pertukaran gas pun akan menjadi terlambat dan mengganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.
e.       Pengaturan pernafasan
Tujuan utama pengaturan pernafasan adalah mensuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pernafasan dikendalikan oleh pengaturan system saraf dan system kimiawi.

3.      Factor – factor yang mempengaruhi oksigenasi

Factor yang mempengaruhi oksigenasi yaitu :
a.       Factor fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Klasifikasi gangguan umum pada jantung yang mempengaruhi oksigenasi diantaranya adalah :
1)      ketidakseimbangan konduksi,
2)      kerusakan fungsi katup,
3)      hipoksia miokard,
4)      kondisi – kondisi kardiomiopati, dan
5)      hipoksia jaringan perifer.
Gangguan umum pernafasan yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya yaitu :
1)      hipervenetilasi,
2)      hipoventilasi, dan
3)      hipoksia.
Proses fisiologis lain yang mempengaruhiu kebutuhan oksigenasi yaitu :
1)      penurunan kapasitas pembawa oksigen (kekurangan haemoglobin sebagai penyebab anemia),
2)      peningkatan kebutuhan metabolism (saat hamil, aktifitas fisik berat), dan
3)      perubahan yang mempengaruhi pergerakan dinding dada atau system saraf pusat (hamil, obesitas, kelainan mmuskuloskeletal, trauma, pennnyakit otot, penyakit system saraf, trauma system saraf).
b.      Factor perkembangan
1)      Bayi premature beresiko mengalami penyakit membran hyaline (Acute Respirasi Disstress Syndrome) sebagai akibat ketidak mampuan memproduksi surfaktan
2)      Bayi dan usia toddler beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai akibat pemaparan yang terlalu sering dengan asap rokok yang dihisap oleh orang lain. Obsruksi jalan nafas dapat terjadi jika ada benda asing teraspirasi seperti, makanan, mainan, kancing, dan permen.
3)      Anak usia sekolah dan remaja dapat terpapar infeksi saluran nafas akibat perilaku merokok dan terpapar asap rook yang dikonsumsi sendiri maupun orang lain.
4)      Usia dewasa muda dan menengah resiko terpapar penyakit kardiopulmonar karena pola diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, penggunaan obat – obatan, dan kebiasaan merokok.
5)      Pada lansia sebagai efek proses penuaan akan mempengaruhi komplians paru, ventilasi, dan difusi yang menurun.
c.       Factor perilaku
Factor gaya hidup yang mempengaruhi fungsi pernafasan yaitu :
1)      Nutrisi
2)      Latihan fisik
3)      Kebiasaan merokok
4)      Penyalah gunaan obat- obatan
5)      kecemasan
d.      Factor lingkungan
Factor lingkungan yang mempengaruhi oksigenasi adalah akibat adanya polutan yang mersak kondisi udara misalnya :
1)      Asbes daerah pekerja
2)      Debu lingkungan perkotaan
3)      Bedak / talk
4)      Serabut yang dibawa oleh udara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar