Senin, 20 April 2020

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : OKSIGENASI (BAGIAN - 5)

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : OKSIGENASI (BAGIAN - 5)

LANJUTAN .......

PENATALAKSANAAN DISPNEU



1.      Penatalaksanaan dispneu

Dispneu sulit untuk di hitung dan diobati.
Modalitas penanganan secara individual pada setiap klien dan biasanya lebih dari 1 terapi.
Proses penyebab dan yang dapat memperburuk dispneu harus diobati dan distabilkan  pada tahap awal, kemudian di imlementasikan 4 terapi tambahan, yaitu :
a.       Tindakan farmakologi
Agens farmakologi mencakup bronkodilatator, steroid, mukolitik, dana gens anti ansietas
b.      Terapi oksigen
Pemberisan oksigen tambahan melalui kanul atau masker oksigen.
Terapi oksigen dapat mengurangi dispneu yang di asosiasikan dengan latihan fisik.
c.       Teknik fisik
Teknik nafas dalam dan pengontrolan batuk dapat mengurangi dispneu
d.      Teknik psikososial
Teknik relaksasi, biofeedback, dan meditasi merupakan tindakan fisiososial yang dapat mengurangi dispneu.

2.      Mempertahankan kepatenan jalan nafas

3 tipe intervensi digunakan untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas :
a.       Teknik batuk
Teknik batuk efektif dapat mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Batuk efektif memungkinkan klien mengeluarkan sekresi dari jalan nafas bagian atas dan bawah.
Teknik batuk efektif mencakup :
1)      Teknik nafas dalam dan batuk klien pasca operasi
2)      Batuk cascade, klien mengambil nafas dalam dengan lambat dan menahannya selama 2 detik sambal mengkontraksikan otot – otot ekspirasi. Kemudian klien membuka mulut dan melakukan serangkaian batuk melalui ekspirasi.
3)      Batuk huff,  batuk dengan mengeluarkan suara huff
4)      Batuk quad, batuk dengan bantuan dorongan otot – otot abdomen dan diafragma.
b.      Penghisapan (suction)
Dilakukan apabila klien tidak mampu mengeluarkan sekresi dari saluran nafas dengan teknik batuk efektif.
Dibuthkan teknik steril untuk teknik suction.
Setiap tipe suction menggunakan kateter dengan ujung bulat dan dengan sejumlah lubang di sepanjang sisi kateter pada ujung distal.
Teknik suction :
1)      Suction nasofaring dan orofaring
2)      Suction nasotrakea da orotrakea
c.       Insersi jalan nafas buatan
Insersi jalan nafas buatan di indikasikan untuk :
1)      klien yang mengalami penurunan tingkat kesadaran,
2)      klien yang mengalami obstruksi jalan nafas,
3)      klien yang menggunakan ventilasi mekanis,
4)      perlu mengangkat sekresi trakeo – bronkial (suction trakeo – bronkial)
Teknik insersi jalan nafas buatan :
1)      orofaringeal airway (OPA / guedells)
2)      endotrakeal tube
3)      trakeostomi

3.      Mobilisasi secret pulmonary
Intervensi keperawatan yang dapat me – mobilisasi sekresi pulmonary dapat dilakukan dengan teknik :
a.       Hidrasi
Upaya mempertahankan hidrasi sistemik yang adekuat menjaga kebersihan mukolisilia normal.
Cara yang paling baik untuk mepertahankan sekresi encer adalah dengan memberikan asupan cairan 1500 – 2000 ml per hari, kecuali kontra indikasi karena status jantung.
Keadekuatan hidrasi dapat ditentukan dari warna, konsistensi, dan pengenceran sekresi yang mudah
b.      Humidifikasi
Humidifikasi adalah proses penambahan air ke gas.
Humidifikasi diperlukan bagi klien yang menerima terapi oksigen.
c.       Nebulisasi
Nebulisasi merupakan proses penambahan pelembab atau obat – obatan ke udara yang di inspirasi dengan mencampur partikel berbagai ukuran dengan udara.
Nebulisasi sering digunakan untuk pemberian bronkodilatator dan mukolitik.
d.      Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan kelompok terapi yang digunakan dengan kombinasi untuk memobilisasi sekresi pulmonary.
Terapi ini terdiri dari :
1)      Postural drainase
Postural drainase adalah penggunaan teknik pengaturan posisi yang membuang sekresi dari segmen tertentu di paru dan bronkus ke dalam trakea
2)      Perkusi dada
Perkusi dada dilakukan denganmengetuk dinding dada di atas daerah yang akan di drainase..
Tangan diposisikan sehingga jari – jari dan ibu jari saling menyentuh dan tangan membentuk seperti mangkuk.
Perkusi menjadi kontra indikasi bagi klien yang mengalami gangguan perdarahan, osteoporosis, atau fraktur costae.
3)      Vibrasi
Vibrasi merupakan tekanan halus yang menggoyang, yang diberikan pada dinding dada hanya selama ekslirasi.
Vibrasi tidak direkomendasikan pada bayi dan anak kecil
Fisioterapi dada direkomendasikan pada klien yang memproduksi sputum dengan jumlah > 30 ml per hari.

4.      Mempertahankan atau meningkatkan pengembangan paru
Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru termasuk dengan melakukan tindakan non -  invasive.
Teknik ini terdiri dari :
a.       Pengaturan posisi
b.      Fisioterapi dada
c.       Spirometry pendorong
d.      Selang dada (water seal drainage)

5.      Mempertahankan atau meningkatkan oksigenasi
Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi jaringan adalh dengan pemberian terapi oksigen.
Tujuan terapi oksigen adalah mencegah atau mengatasi hipoksia.
Metode pemberian terapi oksigen :
a.       Kanul nasal
b.      Kateter nasal
c.       Oksigen transtrakea
d.      Masker oksigen
e.       Ventilator mekanis

Prosentase rata – rata masing – masing teknik pemberian terapi oksigen

sistem arus pemberian oksigen
teknik terapi oksigen
volume (liter per menit)
prosentase kadar oksigen jaringan
rendah
nasal kanul
1
24%
2
28%
3
32%
4
36%
5
40%
6
44%
rendah
transtrakeal
0,5 sampai 4
24 - 40%
masker wajah sederhana
5 sampai 6
40%
6 sampai 7
50%
7 sampai 8
60%
masker wajah dengan reservoir
6
60%
7
70%
8
80%
9
90%
10
> 99
masker wajah non - rebreathing
4 sampai 10
60 - 100
tiinggi
masker wajah venturi
3
24%
6
28%
9
40%
12
40%
15
50%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar