Selasa, 21 April 2020

BAGAIMANA MENGHADAPI COVID -19


COVID – 19

Saat ini beberapa negara didunia sedang dilanda wabah pandemic Covid – 19. Tidak sedikit dari beberapa negara tersebut bahkan memnerlakukan karantina wilayah atau dikenal dengan sebutan “lock down” sebagai dampak dari meluasnya penyebaran virus yang banyak memakan korban jiwa ini. Termasuk diantaranya Negera Indonesia.
Sebenarnya apa sich, Covid – 19 itu?
Simak penjelasannya berikut ini…..

 

 

 

Virus Corona (COVID-19)

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Gejala Virus Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.

Penyebab Virus Corona (COVID-19)
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
  • Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
  • Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
  • Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentuperokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

Diagnosis Virus Corona (COVID-19)
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
  • Rapid test sebagai penyaring
  • Tes usap (swab) tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
  • CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

Kapan harus ke dokter
Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.

Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
  • Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan
  • Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
  • Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
  • Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh

Komplikasi Virus Corona (COVID-19)
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:

Pencegahan Virus Corona (COVID-19)
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
  • Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
  • Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
  • Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
  • Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat.
  • Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
  • Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
  • Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.



Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
  • Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
  • Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
  • Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
  • Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
  • Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
  • Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
  • Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
  • Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
  • Tetap terus tingkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat, diantaranya :
è banyak konsumsi buah dan sayur, susu, telur, dan madu,
è tidur minimal 7 – 8 jam per hari,
è hindari stress, baik stress fisik maupun stress psikologis
è teap rutin berolahraga ringan , minimal jogging
è tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah
è selalu mencuci tangan dengan menggunakan hand sanitizer atau minimal mengandung alcohol 60 %.
è Bila perlu, konsumsi tambahan suplemen agar tubuh tetap sehat dan bugar.

Beberapa jenis suplemen tambahan
Berikut ini ada beberapa jenis suplemen yang dapat dikonsumsi untuk menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar selama masa pandemic ini, diantaranya yaitu :

·         Madu dengan ekstrak propolis dan bee pollen





Madu kaya akan antioksidan dan agen antibakteri yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.
Madu juga akan membuat Anda lebih kuat dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan banyak virus.

·         Ekstrak Propolis tablet




Salah satu produk propolis yang beredar saat ini yaitu Propoelix® dari High Desert Indonesia (HDI). Produk yang dikenal dengan nama HDI Propoelix® merupakan suplemen untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena berfungsi sebagai imunomodulator, menurunkan tekanan darah, antimikroba, dan memiliki antioksidan yang tinggi. Propoelix sendiri merupakan hasil ekstraksi dari propolis, bahan alami yang berasal dari lebah madu.

Contoh uji klinis terhadap Propoelix® dilakukan oleh tim dokter RSPAD yang ditujukan ke pasien demam berdarah. Hasilnya, suplemen ini mampu meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh secara signifikan. Selain itu, dalam penelitian lainnya terhadap Propoelix® yang dilakukan oleh tim peneliti dari FKUA dan RSUD Dr. Soetomo, menunjukkan manfaat klinis dan imunologis Propoelix® pada pasien HIV dengan CD4 dibawah 400.

Beberapa waktu lalu, HDI telah mendonasikan 200 boks Propoelix®, sebuah supemen kesehatan berbasis propolis yang menjadi produk unggulan HDI diserahkan kepada Kementerian Kesehatan untuk dimanfaatkan kepada para masyarakat yang dikarantina di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, Rabu (4/3).

CEO dan Chairman HDI Brandon Chia menyatakan, donasi merupakan bentuk kepedulian HDI terhadap situasi yang terjadi saat ini. Menurutnya, HDI berdiri pada nilai-nilai sosial yang tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya terdorong untuk berkontribusi untuk melindungi Indonesia dari virus Corona (COVID-19).

“Suplemen Propoelix® yang kami berikan sudah teruji klinis mampu mengembalikan daya tahan dan sistem kekebalan tubuh serta Propoelix® telah masuk dalam daftar MIMS (The Monthly Index of Medical Specialties), pusat informasi obat dan suplemen untuk dokter di Asia, Australia, Selandia Baru yang sudah lebih dari 50 tahun. Tentunya kami berharap suplemen ini bisa membantu mengembalikan sistem kekebalan dan daya tahan tubuh. Sehingga mereka mampu melawan virus tersebut dan terhindar dari kematian,” jelas Brandon, Rabu (4/3).




Apa yang harus dilakukan bila anda membutuhkan suplemen tersebut
Jika anda membutuhkan suplemen tersebut untuk menjaga agar tubuh tetap sehat bgar dan terhindar atau mempercepat pemulihan bagi ODP maupun PDP, atau Anda ingin bertanya tentang produk HDI, Anda dapat menghubungi nomor dibawah ini :

SMS / telp / WA : 0852 100 25244

Email :             eas8369@yahoo.com
            pujorandoe@gmail.com

atau tulis di kolom komentar dibawah ini….

Referensi :
Huang, et al. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet, 6736(20), pp. 1-10.
Wang, et al. (2020). A Novel Coronavirus Outbreak of Global Health Concern. The Lancet, 6736(20), pp. 1-4.
Centers for Disease Control and Prevention (2020). 2019 Novel Coronavirus, Wuhan, China.
World Health Organization (2020). Coronavirus.
World Health Organization (2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Citroner, G. Healthline (2020). China Coronavirus Outbreak: CDC Issues Warning, Multiple Cases in U.S.
Evans, M. Patient (2020). Wuhan Coronavirus: What You Need to Know.
WebMD (2020). Coronavirus.

Sumber :

Senin, 20 April 2020

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : OKSIGENASI (BAGIAN -1)


PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : OKSIGENASI (BAGIAN -1)





Materi :
1.      Fisiologi jantung

Fisiologi system kardiovaskuler adalah mengantarkan oksigen, nutrient, dan substansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolism seluler melalui pompa jantung, system vaskuler sirkulasi, dan integrase system lainnya.
Dalam fisiologi system kardiovaskuler yang berhubungan dengan oksigenasi adalah :
a.       Struktur dan fungsi system kardiovaskuler
Ventrikel dekstra memompa darah melalui sirkulasi pulmonal yang dikenal sirkulasi darah kecil.
Ventrikel sinistra memompa darah ke sirkulasi sistemik yang dikenal dengan sirkulasi darah besar.
1)      Pompa miokard
Kerja pompa miokard sangat penting untuk mempertahankan aliran oksigen.
Efektifitas pompa yang menurun akan menyebabkan penurunan curah jantung, sehingga volume darah yang dipompakan oleh ventrikel pun akan menurun.
Penyebab penurunan efektifitas pompa miokard yaitu perdarahan dan dehidrasi.
Kondisi penyakit yang menyebabkan penurunan efektifitas pompa miokard misalnya, penyakit arteri coroner (CAD) dan kardiomiopati.
Ventrikel terisi darah pada saat diastole. Kondisi ini keadaan ventrikel adalah dilatasi.
Ventrikel memompa darah pada saat sistolik. Kondisi ini kondisi ventrikel adalah kontraksi.
Kefektifitasan daya pompa miokard dapat dipantau dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah.
2)      Aliran darah miokard
Untuk mempertahankan aliran darah adekuat ke dalam sirkulasi, maka aliran darah ke miokard harus adekuat terlebih dahulu.
3)      Sirkulasi arteti koronaria
Sirkulasi coroner merupakan cabang dari sirkulasi sistemik yang menyuplai oksigen dan nutrient bagi miokard itu sendiri.
Gangguan sirkulasi coroner akan menyebabkan miokard kekurangan suplai oksigen sehingga terjadi nekrosis hingga infark.
4)      Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik mengalirkan darah yang berisi oksigen dan nutrient ke seluruh jaringan tubuh.
5)      Pengaturan aliran darah
Jumlah darah yang dipompa untuk dikeluarkan oleh ventrikel dalam 1 menit dinamakan Curah Jantung (CJ).
Julah darah yang dipompa untuk keluar oleh ventrikel dalam 1 kali kontraksi dinamakan Volume Sekuncup (VS).
Curah Janutng normalnya adalah 4 – 6 liter per  menit pada orang dewasa normal dengan berat badan 70 kg. saat beristirahat.
Volume darah yang bersirkulasi akan berubah sesuai kebutuhan oksigen dan metabolism tubuh.
Kondisi yang dapat meningkatkan curah jantung, misalnya pada saat latihan berat, kehamilan, datau saat demam.
Curah Jantung dapat disajikan dalam rumus berikut ini :

Curah Jantung (CJ) = Volume Sekuncup (VS) x Denyut Jantung (DJ)

Volume sekuncup dipengaruhi oleh :
a)      Jumlah darah di ventrikel kiri pada akhir diastole (preload)
b)      Tahanan terhadap semprotan ventrikel kiri (afterload)
c)      Kontraktilitas miokard

Volume preload berbanding lurus dengan curah jantung.
Bila preload meningkat, maka curah jantung akan meningkat. Begitu pun sebaliknya, apabila preload berkurang, maka curah jantung pun akan berkurang.
Kontraksi miokard yang buruk akan menurunkan volume sekuncup dan curah jantung pun akan menurun.
b.      System konduksi jantung
Relaksasi dan kontraksi atrium serta ventrikel bergantung pada system konduksi jantung.
System ini dapat digambarkan sebagai berikut :

SA Node – Atrium berkontraksi – AV Node – berkas His – Serabut Purkinje – Ventrikel berkontraksi
System konduksi jantung direfleksikan melalui alat Elektrokardiogram (EKG)

                     















                                 

Rangkaian normal pada gambaran hasil EKG dinamakan Irama Sinus Normal.
Gelompang P merupakan konduksi listrik melalui Atrium
Dalam kondisi normal, kontraksi atrium mengikuti gelombang P.
Interval PR mewakili waktu perjalanan impuls melalui AV Node, berkas His, dank e serabut Purkinje.
Interval PR normalnya adalah 0,12 – 0,20 detik.
Peningkatan waktu mengindikasikan terdapat hambatan pada transmisi impuls melalui AV Node.
Sedangkan, penurunan waktu mengindikasikan dimulainya impulas dari suatu sumber lain selain SA Node.
Kompplek QRS mengindikasikan impuls telah berjalan melalui ventrikel.
Komplek QRS normal adalah 0,6 – 0,12 detik.
Peningkatan durasi komplek QRS mengindikasikan suatu penuundaan waktu konduksi melalui ventrikel.
Kontraksi ventrikel terjadi setelah komplek QRS.
Interval QT mewakili waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
Perubahan nilai elektrolit, seperti hipokalsemia atau terapi obat – obatan seperti, quinidine, disopiramid, amiodarone, dan teofilin dapat meningkatkan interval QT.
Pemendekan interval QT dapat terjadi pada kondisi pemberian terapi digitalis, hyperkalemia, dan hiperkalsemia.

2.      Fisiologi pernafasan
Proses oksigenasi terdiri dari :
a.       Ventilasi
b.      Perfusi
c.       Difusi
Agar proses oksigenasi dapat terjadi, maka organ, saraf, dan otot pernafasan harus dalam kondisi utuh dan system saraf pusat sebagai pusat pengatur pernafasan (medulla oblongata) pun harus mampu bekerja dengan baik dalam mengatur pernafasan.
a.       Struktur dan fungsi organ pernafasan
Frekuensi dan pola pernafasan dapat berubah apabila struktur organ pernafasan mengalami gangguan atau penyakit.
b.      Ventilasi
Ventilasi merupakan proses menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru – paru.
Ventilasi membutuhkan koordinasi otot  pulmonum, thoraks yang elastis, dan persarafan yang utuh.
1)      Kerja pernafasan
Kerja pernafasan ditentukan oleh komplians paru, tahanan jalan nafas, keberadaan ekspirasi yang aktif, dan penggunaan otot – otot bantu pernafasan.
Komplians paru merupakan kemampuan paru untuk mengembang sebagai respons terhadap peningkatan tekanan intra-alveolar.
Komplians paru akan menurun pada kondisi edema pulmonary, fibrosis pleura, dan kelainan struktur traumatic atau kongenital seperti, kifosis atau fraktur iga.
Tahanan jalan nafafs merupakan perbedaan tekanan antara mulut dan alveoli terkait dengan kecepatan aliran gas yang di inspirasi.
Tahanan jalan nafas dapat meningkat akibat adanya obstruksi jalan nafas, asma, atau edema trakea.
Jika tahanan meningkat, jumlah udara yang melalui jalan nafas akan menurun.
Ekspirasi merupakan proses pasif normal yang bergantung pada recoil elatis dan membutuhkan sedikit kerja otot bantu bernafas atau tidak sama sekali.
Klien yang mengalami penyaklit pulmonary kronis akan kehilangan recoil sehingga ekspirasi akan meningkat.
Penggunaan otot – otot bantu pernafasan dapat meningkatkan volume paru selam inspirasi. Hal in dapat terlihat dari tingginya klavikula klien saat inspirasi.
Klien yang mengalami penyakit pulmonary kronis, khususnya emfisema, sering menggunakan otot ini untuk meningkatkan volume paru.
2)      Volume paru
Volume paru merupakan kapasitas paru untuk menampung udara yang masuk dan meninggalkan paru – paru.
Volume paru dapat di uur melalui pengukuran Spirometri.
Variasi volume paru dapat dihubungkan dengan  kondisi seperti, kehamilan, latihan fisik, obesitas, atau kondisi paru yang obstruktif atau restriktif.
3)      Tekanan
Gas bergerak ke dalam dan keluar paru – paru karena adanya perbedaan tekanan.
Agar udara dapat mengalir masuk kedalam paru – paru, maka tekanan intra pleura harus lebih negative dari tekanan atmosfer dan alveoli.
c.       Perfusi
Perfusi merupakan proses perpindahan zat atau molekul melalui perantara membran yang tipis bersifat semi-permeabel.
Sirkulasi pulmonary berfungsi mengalirkan darah dari dan ke membran kapiler alveoli sehingga dapat berlangsung pertukaran gas didalam alveoli.
d.      Pertukaran gas (difusi)
Oksigen dan karbondioksida mengalami pertkaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh.
Proses pertukaran ini bergantung pada proses difusi.
Proses difusi adalah proses perpindahan zat dari suatu daerah yang memiliki konsentrat tinggi menuju daerah yang memiliki konsentrat rendah.
Kewcepatan difusi dipengaruhi ketebalan membran.
Peningkatan ketebalan membran akan menghalangi proses difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu untuk melewati membran tersebut.
Klien yang mengalalmi edema pulmonary, infiltrasi paru, atau efusi pleura memiliki ketebalan membran yang meningkat sehingga proses difusi terjadi dengan lambat, pertukaran gas pun akan menjadi terlambat dan mengganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.
e.       Pengaturan pernafasan
Tujuan utama pengaturan pernafasan adalah mensuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pernafasan dikendalikan oleh pengaturan system saraf dan system kimiawi.

3.      Factor – factor yang mempengaruhi oksigenasi

Factor yang mempengaruhi oksigenasi yaitu :
a.       Factor fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Klasifikasi gangguan umum pada jantung yang mempengaruhi oksigenasi diantaranya adalah :
1)      ketidakseimbangan konduksi,
2)      kerusakan fungsi katup,
3)      hipoksia miokard,
4)      kondisi – kondisi kardiomiopati, dan
5)      hipoksia jaringan perifer.
Gangguan umum pernafasan yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya yaitu :
1)      hipervenetilasi,
2)      hipoventilasi, dan
3)      hipoksia.
Proses fisiologis lain yang mempengaruhiu kebutuhan oksigenasi yaitu :
1)      penurunan kapasitas pembawa oksigen (kekurangan haemoglobin sebagai penyebab anemia),
2)      peningkatan kebutuhan metabolism (saat hamil, aktifitas fisik berat), dan
3)      perubahan yang mempengaruhi pergerakan dinding dada atau system saraf pusat (hamil, obesitas, kelainan mmuskuloskeletal, trauma, pennnyakit otot, penyakit system saraf, trauma system saraf).
b.      Factor perkembangan
1)      Bayi premature beresiko mengalami penyakit membran hyaline (Acute Respirasi Disstress Syndrome) sebagai akibat ketidak mampuan memproduksi surfaktan
2)      Bayi dan usia toddler beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai akibat pemaparan yang terlalu sering dengan asap rokok yang dihisap oleh orang lain. Obsruksi jalan nafas dapat terjadi jika ada benda asing teraspirasi seperti, makanan, mainan, kancing, dan permen.
3)      Anak usia sekolah dan remaja dapat terpapar infeksi saluran nafas akibat perilaku merokok dan terpapar asap rook yang dikonsumsi sendiri maupun orang lain.
4)      Usia dewasa muda dan menengah resiko terpapar penyakit kardiopulmonar karena pola diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, penggunaan obat – obatan, dan kebiasaan merokok.
5)      Pada lansia sebagai efek proses penuaan akan mempengaruhi komplians paru, ventilasi, dan difusi yang menurun.
c.       Factor perilaku
Factor gaya hidup yang mempengaruhi fungsi pernafasan yaitu :
1)      Nutrisi
2)      Latihan fisik
3)      Kebiasaan merokok
4)      Penyalah gunaan obat- obatan
5)      kecemasan
d.      Factor lingkungan
Factor lingkungan yang mempengaruhi oksigenasi adalah akibat adanya polutan yang mersak kondisi udara misalnya :
1)      Asbes daerah pekerja
2)      Debu lingkungan perkotaan
3)      Bedak / talk
4)      Serabut yang dibawa oleh udara