Minggu, 03 Mei 2020

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN : NYERI

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN : NYERI




1.      Definisi nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang actual ataupun potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan. (International Association for Study of Pain, 1979).
Nyeri bersifat subjektif, sehingga masing-masing individu punya pengalaman yang berbeda tentang respon nyeri.

2.      Klasifikasi nyeri

a.       Berdasarkan tempatnya
Berdasarkan tempat terjadi, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Pheriperal pain
Yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh, misalnya pada kulit atau mukosa tubuh.
2)      Deep pain
Yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam attau pada organ – organ tubuh visceral
3)      Referal pain
Yaitu nyeri yang terasa dalam yang disebabkan karena penyakit organ / struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan dari daerah asal nyeri,
4)      Central pain,
Yaitu nyeri yang terjadi karena pemasangan pada system sarap pusat, spinal cord, batang otak, talamus
b.      Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Incidental pain
Yaitu nyeri yang timbul sewaktu – waktu, lalu kemudian menghilang secara tiba – tiba.
2)      Steady pain
Yaitu nyeri yang timbul dan akan menetap dalam waktu yang lama.
3)      Paroxysmal pain
Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10 – 15 menit, lalu menghilang, namun kemudian timbul nyeri kembali dengan intensitas yang sangat kuat kembali
c.       Berdasarkan iintensitasnya
Berdasarkan intensitas serangan, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah
2)      Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi
3)      Nyeri hebat, yaitu nyeri yang dirasakan dengan intensitas yang tinggi.
d.      Berdasarkan waktu lamanya serangan
Berdasarkan waktu lamanya serangan, nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Nyeri akut
Yaitu nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu (awitan) antara beberapa detik hingga berakhir kurang dari 6 bulan
Berkaitan dengan cedera spesifik
Misalnya trauma tertusuk atau fraktur

2)      Nyeri kronis
Yaitu nyeri yang bersifat konstan atau intermitten, menetap sepanjang waktu periode tertentu, dan berlangsung diluar waktu penyembuhan yaitu lebih dari 6 bulan
Tidak berkaitan dengan cedera spesifik
Tidak mempunyai awitan tepat.
Tidak berespons terhadap pengobatan
Misalnya nyeri kanker.

3.      Proses fisiologis nyeri





4.      Factor yang berhubungan dengan nyeri

Factor yang berhubungan (memoengaruhi) dengan nyeri :
a.       Keluarga dan dukungan social
b.      Usia
c.       Jenis kelamin
d.      Kebudayaan
e.       Makna nyeri
f.       Perhatian
g.       Kecemasan (ansietas)
h.      Pengalaman terdahulu
i.        Mekanisme (gaya) koping

5.      Teknik pengkajian nyeri

a.       Pedoman pengkajian nyeri
1)      Intensitas, menggunakan skala nyeri 0 – 10 atau 0 – 5
2)      Karakteristik, kaji letak nyeri, irama, durasi, kualitas nyeri
3)      Factor yang meredakan nyeri, kaji pengalaman terdahulu mengatasi nyeri dan mekanisme koping sebelumnya
4)      Dampak nyeri terhadap Aktifitas Kehidupan Sehari-hari
5)      Dampak nyeri terhadap persepsi prognosis, ekonomi, peran, citra diri.
b.      Metode pengkajian nyeri : PQRST
1)     P (Provocate, Pemicu)        :        merupakan factor yang menyebabkan berat atau ringannya respons nyeri
2)     Q (Quality, kualitas)           :        merupakan sensasi yang dirasakan apakah seperti tertusuk, tajam, tumpul, atau merobek.
3)     R (Region, Radius)             :        merupakan daerah penyebaran sensasi nyeri
4)     S (Severity, keparahan)      :        merupakan dampak nyeri terhadap Aktifitas sehari-hari, prognosis, ekonomi, peran, dan citra diri.
5)     T (Time, durasi, waktu)      :        merupakan waktu awitan berlangsungnya nyeri.

6.      Rumusan diagnose keperawatan yang berhubungan dengan nyeri

a.       Nyeri akut
1)      Batasan karakteristik :
a)      Subyektif :
(1)            Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat.
b)      Obyektiif :
(1)            Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
(2)            Perubahan tonus otot
(3)            Respons otonomik (misalnya, diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan pernafasan, perubahan nadi, dilatasi pupil)
(4)            Perubahan selera makan
(5)            Perilaku distraksi (mondar-mandir, perilaku mencari orang, dana tau aktifitas lain yang berulang)
(6)            Perilaku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebih, peka terhadap rangsangan, menghela nafas panjang)
(7)            Wajah topeng (nyeri)
(8)            Perilaku menjaga atau sikap melindungi
(9)            Focus menyempit (misalnya gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker, interaksi social menurun)
(10)        Bukti nyeri yang dapat di amati
(11)        Berfokus pada diri sendiri
(12)        Gangguan tidur (mata kuyu, gerakan tidak teratur, atau tidak menentu, dan menyeringai)
2)      Factor yang berhubungan :
Agens penyebab cedera (biologis, kimia, fisik, dan psikologis)
b.      Nyeri kronis
1)      Batasan karakteristik :
a)      Subyektif
(1)            Mengungkapkan secara verbal depresi, keletihan, takut kembali cedera
b)      Oyektif
(1)            Mengungkapkan dengan menunjukkan isyarat atau bukti : depresi atau keletihan
(2)            Perubahan kemampuan meneruskan aktifitas sebelumnya
(3)            Anoreksia
(4)            Atrofi kelompok otot yang terlibat
(5)            Perubahan pola tidur
(6)            Wajah topeng
(7)            Perilaku melindungi
(8)            Iritabilitas
(9)            Perilaku protektif yang dapat di amati
(10)        Penurunan interaksi dengan orang lain
(11)        Gelisah
(12)        Berfokus pada diri sendiri
(13)        Respon yang dimediasi oleh saraf simpati (misalnya suhu dingin, perubahan posisi tubuh)
(14)        Perubahan berat badan
2)      Factor yang berhubungan :
Ketidak berdayaan fisik atau psikososial kronis (misalnya kanker metastase, cedera neurologis, dan arthtritis)
c.       Hambatan mobilisasi fisik
d.      Defisir perawatan diri
e.       Ansietas
f.       Ketidak efektifan koping individu
g.       Ketidak berdayaan
h.      Resiko cedera
i.        Disfungsi seksual
j.        Perubahan pola tidur

7.      Intervensi : nyeri

a.       Bina hubungan saling pecaya
b.      Monitor perubahan tanda-tanda vital
c.       Kaji factor yang dapat menyebabkan nyeri
d.      Kaji factor yang dapat meringankan nyeri
e.       Bantu identifikasi strategi penanganan nyeri :
1)      Farmakologis
a)      Analgesic narkotik
(1)   Mepiridin
(2)   Kodein
(3)   Morfin
(4)   Fentanyl

b)      Analgesic non-narkotik
(1)   Asetaminofen = paracetamol
(2)   Asetil salisilat = asetosal, aspirin, aspilet

c)      Analgesic –NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drugs)
(1)   Ibuprofen
(2)   Indometacyn
(3)   Pyroxicam
(4)   Ketorolac

d)      Adjuvan
(1)   Amitroptilin
(2)   Hydroksin
(3)   Chlorpromazine (CPZ)
(4)   Diazepam (Valium)

2)      Non-farmakologis
a)      Massase kutaneus
b)      Kompres es dan hangat
c)      Distraksi = memfokuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, misalnya, ngobrol dengan kerabat saat kunjungan, membaca buku atau majalah, mendengarkan radio atau televise, mendengarkan music, menonton film
d)      Relaksasi = latihan nafas dalam
e)      Imajinasi terbimbing (Guide Imaginary)
f)       Hypnosis diri
g)      TENS

3)      Bedah Neuro

1 komentar: