Jumat, 08 Mei 2020

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : CAIRAN DAN ELEKTROLIT (BAGIAN - 2)

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : CAIRAN DAN ELEKTROLIT

(BAGIAN - 2)



1.      Menyebutkan factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

Factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yaitu :
a.       Usia
Bayi akan lebih beresiko kehilangan air daripada usia lainnya karena tiap kg berat badannya akan kehilangan air lebih besar secara proporsional.
Anak usia sekolah respon fisiologis demam sangat tinggi sehingga meningkatkan  kehilangan air.
Usia remaja memiliki tingkat BMR yang tinggi sehingga meningkatkan kehilangan air.
Lansia memiliki resiko kehilangan air karena penurunan fungsi ginjal dan dampak dari penyakit degenratif.
b.      Ukuran tubuh
Orang dengan obesitas memiliki proporsi air yang sedikit dibanding orang yang normal.
c.       Suhu lingkungan
Suhu meningkat akan meningkatkan diaphoresis.
d.      Gaya hidup
1)      Diet
2)      Stress
3)      Olahraga (aktifitas)

2.      Menyebutkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

Macam – macam gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh :
a.       Gangguan keseimbangan cairan
1)      Isotonic
a)      Kurang volume cairan tubuh
Terjadi pada saat air dan elektrolit hilang berada dalam proporsi isotonic.
Kadar elektrolit dalam serum tetap tidak berubah, kecuali jika terjadi ketidak seimbangan lainnya.
Penyebab :
(1)   Kehilangan cairan dari system gastro – intestinal, misalnya diare, muntah, drainase dari fistula atau selang.
(2)   Kehilangan plasma atau darah utuh, misalnya yang terjadi pada luka bakar atau perdarahan
(3)   Diaphoresis
(4)   Demam
(5)   Intake cairan oral kurang
(6)   Penggunaan diuretic

Tanda dan gejala :
(1)   Pemeriksaan fisik : takikardia namun lemah, hipotensi, takipneu, letargie, oliguria, kulit dan membrane mukosa kering, turgor kulit menurun, penurunan BB yang cepat.
(2)   Hasil lab : BJ urine meningkat, hematocrit menurun .> 50 %, BUN meningkat >  25 mg / 100 ml.

b)      Kelebihan volume cairan tubuh
Terjadi pada saat air dan Natrium dipertahankan dalam proporsi isotonic, sehingga menyebabkan hypervolemia tanpa disertai perubahan kadar elektrolit serum.
Penyebab atau Terjadi pada :
(1)   CHF
(2)   CRF
(3)   Cirosis Hepatis
(4)   Hiperaldosteronemia dan steroid dalam serum
(5)   Asupan antrium berlebih.

Tanda dan gejala :
(1)   Pemeriksaan fisik : peningkatan tekanan vena, denyut nadi kuat, takipneu, hipertensi, distensi vena jugularis, terdengar Krekels di paru-paru saat auskultasi, peningkatan BB dengan cepat.
(2)   Hasil lab : penurunan BUN serum < 10 mg / 100 ml.

2)      Osmolar
a)      Hyperosmolar (dehidrasi)
Terjadi jika ada kehilangan air  tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional.
Penyebab Factor resiko atau terjadi pada :
(1)   Diabetes insipidus
(2)   Interupsi pusat rasahaus karena control neurologis
(3)   Ketoasidosis diabetikum (DCA)
(4)   Pemberian cairan hipertonik
(5)   Diuresis osmotic

Tanda dan gejala :
(1)   Pemeriksaan fisik : penurunan BB, membrane mukosa menjadi kering dan lengket, rasa haus, demam, iritabilitas, konvulsi, koma.
(2)   Hasil lab : Natrium serum meningkat > 145 mEq / l dan osmolalitas serum meningkat > 295 mOsm / kg .

b)      Hipo-osmolar (Oedema)
Terjadi ketika asupan cairan berlebih (polidipsi psikogenik) atau sekresi ADH berlebihan.
Efeknya adalah terjadi dilusi (pengenceran) volume cairan ekstrasel disertai osmosis air ke dalam sel sehingga menyebabkan oedema.
Penyebab :
(1)   Hipersekresi ADH
(2)   Asupan air berlebih

Tanda dan gejala :
(1)   Pemeriksaan fisik : penurunan kesadaran, konvulsi, koma
(2)   Hasil lab : kadar Natrium serum menurun < 136 mEq / l dan osmolalitas serum menurun < 280 mOsm / kg.

b.      Gangguan keseimbangan elektrolit
1)      Gangguan Narium
a)      Hyponatremia
(1)   Penyebab
(a)    Penyakit ginjal
(b)   Insufisensi adrenal
(c)    Kehilangan melalui system gastro intestinal
(d)   Diaphoresis berlebih
(e)    Konsumsi diuretic dengan penambahan diit rendah natrium
(f)    Gangguan pompa natrium – kalium disertai penurunan kalium sel dan antrium serum
(g)    Asidosis metabolik
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pisung, ketakutan dan kecemasan, kram abdomen, mual dan muntah, diare, konvulsi, koma, kulit lembab dan akral dingin, perubahan kepribadian
(b)   Hasil lab : Natrium serum menurun, osmolalitas serum menurun, BJ urine menurun.
b)      Hypernatremia
(1)   Penyebab
(a)    Konsumsi sejumlah besar larutan garam pekat
(b)   Pemberian larutan Saline hipertonik melalui IV secara iatrogenic
(c)    Hipersekresi Aldosteron
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : demamm ringan, hipotensi postural, lidah dan membrane mukosa kering, agitasi, konvulsi, gelisah, eksitabilitas, oliguria atau anuria, rasa haus, kulit kering dan kemerahan
(b)   Hasil lab : Natrium serum meningkat, osmolalitas serum meningkat, BJ urine meningkat.
2)      Gangguan Kalium
a)      Hypokalemia
(1)   Penyebab
(a)    Penggunaan diuretic yang dapat membuang  kalium
(b)   Diare, muntah atau kehilangan cairan lain melalui saluran gastro intestinal
(c)    Alkalosis
(d)   Sindrom Chusing atau tumor yang dapat memproduksi hormone Adrenal
(e)    Polyuria
(f)    Diaphoresis berlebih
(g)    Penggunaan cairan terapi IV yang bebas Kalium secara berlebihan
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Hasil pemeriksaan fisik : denyut nadi lemah dan tidak teratur, nafas dangkal, hipotansi, kelemahan, bisiimg usus menurun, blok jantung (pada hypokalemia berat), paresthesia, keletihan, tonus otot menurun, distensi usus.
(b)   Hasil lab : Kalium serum < 3 mEq /l menyebabkan depresi gelombang ST, gelombang T datar, dan gelombang U lebih tinggi pada pemeriksaan EKG, kadar Kalium serum < 2 mEq/l menyebabkan kompleks QRS melebar, depresi ST, inversi gelombang T.

b)      Hyperkalemia
(1)   Penyebab
(a)    Gagal ginjal
(b)   Dehidrasi hipertonik
(c)    Kerusakan seluler yang parah seperti akibat luka bakar dan trauma
(d)   Pemberian Kalium melalui terapi IV dalam jmlah besar secara iatrogenic
(e)    Insufisiensi Adrenal
(f)    Asidosis
(g)    Aliran tranfusi darah yang terlalu cepat
(h)   Pemberian diuretic yang mempertahankan Kalium
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : denyut nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi, kecemasan / ansietas, iritabilitas, paresthesia, kelemahan
(b)   Hasil lab : Kalium serum > 5,3 mEq / l menyebabkan repolairsasi lebih cepat (gelombang T mencapai puncaknya, frekuensi denyut jantung mencapai 60 – 110 ), kadar Kalium serum > 7 mEq / l menyebabkn konduksi intra – atrial rusak (gelombang P lebar dan rendah), sedangkan kadar Kalium serum  > 8 mEq / l menyebabkan tidak adanya aktifitas atrial (tidak ada gelombang P) pada hasil pemeriksaan EKG.
3)      Gangguan Kalsium
a)      Hipokalsemia
(1)   Penyebab
(a)    Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat
(b)   Hypoalbuminemia
(c)    Hipoparatiroidisme
(d)   Defisiensi vitamin D
(e)    Penyakit – penyakit Neoplastik
(f)    Pankreatitis
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : terasa baal dan kesemutan pada daerah jari – jari dan sirkum – oral (sekitar mulut), reflex hiperaktif, tanda Trousseau positif (spasme karpo – pedal disertai hipoksisa), tanda Chvostek positif (kontraksi otot – otot wajah pada saat saraf wajah tersebut diketuk), tetani, kram otot, fraktur patologis, disertai hipokalsemia kronik
(b)   Hasil lab : Kalsium serum < 4,3 mEq / l dan perubahan EKG
b)      Hiperkalsemia
(1)   Penyebab
(a)    Hiperparatiroidisme
(b)   Metastase tumor tulang
(c)    Penyakit Paget
(d)   Osteoporosis
(e)    Immobilisasi yang lama
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan  fisik : penurunan tonus otot, anoreksia, mual, muntah, kelemahan, letargie, nyeri pada punggung bagian bawah akibat batu ginjal, penurunan level kesadaran, henti jantung.
(b)   Hasil lab : Kalsium serum > 5 mEq / l, sinar X menunjukkan adanya osteoporosis yang menyeluruh, kaviitasi tulang yang menyebar, dan batu saluran kemih radio – opaq (terlihat berwarna putih pada foto rontgen), peningkatan BUN > 25 mg / 100 ml, peningkatan kreatinin > 1,5 mg / 100 ml karena kekurangan cairan atau kerusakan renal akibat urolithiasis.
4)      Gangguan Magnesium
a)      Hypomagnesemia
(1)   Penyebab
(a)    Asupan yang tidak adekuat : maalnurisi dan alkoholisme
(b)   Absorbs yang tidak adekuat : diare, muntah, drainase NGT, fistula, diit kalisum yang berlebihan (bersaing dengan magnesium untuk mencari tempat transport), penyakit intestinal minor.
(c)    Hipoparatiroidisme
(d)   Kehilangan magnesium yang berlebihan akibat penggunaan diuretic Thiaazid
(e)    Hiper – aldosterone
(f)    Polyuria
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : termor otot, reflex tendon dalam yang hiperaktif, kebingungan, disorientasi, takikardia, tanda Chvostek dan Trousseau positif
(b)   Hasil lab : magnesium serum < 1,5 mEq / l (juga berhubungan dengan hipokalsemi dan hipokalemi)
b)      Hipermagnesemia
(1)   Penyebab
(a)    Gagal ginjal
(b)   Pemberian magnesium parenteral yang berlebihan
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : reflex tendon dalam hipoaktif, pernafasan dan frekuensi denyut jantung dangkal dan lambat, hipotensi, kemerahan
(b)   Hasil lab : magnesium serum > 2 mEq / l.
5)      Gangguan Klorida
a)      Hipoklorimia
(1)   Penyebab
(a)    Muntah dan  drainse fistula yang berlebihan dan lama
(b)   Penggunaan diuretik
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Kadar klorida serum < 100 mEq / l
b)      Hiperkloremia
(1)   Penyebab
(a)    Berhubungan dengan ketidak seimbangan asam - basa
(2)   Tanda dan gejala
(a)    Hasil lab > 106 mEq / l

c.       Ganguan keseimbangan asam –basa
1)      Asidosis respiratorik
a)      Penyebab
(1)   Pneumonia
(2)   Gagal nafas
(3)   Atelectasis
(4)   Overdosis obat
(5)   Paralisis otot – otot pernafasan
(6)   Cedera traumatic
(7)   Obesitas
(8)   Obstruksi jalan nafas
(9)   Cedera kepala
(10)            Stroke
(11)            Tenggelam
(12)            Fibrosis kistik
b)      Tanda dan gejala
(1)   Pemeriksaan fisik : denyut nadi yang kuat (bounding pulse) dan cepat, pernafasan yang dangkal dan cepat, hipertensi, kulit kemerahan dan hangat, kram abdomen, letargie, konvulsi, konfusi, pusing, sakit kepala
(2)   Hasil lab : perubahan AGD pH < 7,3, PCO2 > 45 mmhg, PO2, < 80 mmhg, SO2 normal atau 95 %, kadar bikarbonat normal (jika tidak terkompensasi) atau > 26 mEq / l (jika dikompensasi melalui ginjal), dan kadar kalium > 5,3 mEq / l.
2)      Alkalosis respiratorik
a)      Penyebab
(1)   Ansietas
(2)   Ketakutan
(3)   Anemia
(4)   Status hipermetabolik
(5)   Cedera system saraf pusat, infeksi
(6)   Asma
(7)   Penempatan alat ventilator yang tidak tepat
b)      Tanda dan gejala
(1)   Pemeriksaan fisik : sakit kepala, niritabilitas, pusing, takikardia, takipneu, dan kesemutan pada ekstermitas
(2)   Hasil lab : parubahan AGD pH > 7,45, PCO2 < 35 mmhg, PO2 dan SO2 normal, kadar bikarbonat normal (jika akut atau pneumonia tidak dikompensasi) atau < 22 mEq / l (jika dikompensasi), kadar Kalium < 3,5 mEq / l
3)      Asidosis metabolic
a)      Penyebab
(1)   Kelaparan
(2)   KAD
(3)   Gagal ginjal
(4)   Syok
(5)   Diare
(6)   Penggunaan obat (methanol, ethanol, asam formic, paraldehyde, aspirin)
(7)   Asidosis tubular renal
b)      Tanda dan gejala
(1)   Pemeriksaan fisik : sakit kepala, letargie, kebingungan, kemerahan pada kulit, takikardi, takipneu disertai kedalaman pernafasan dank ram abdomen
(2)   Hasil lab : perubahan AGD pH < 7,35, PCO2 normal (jika tidak dikompensasi) atau < 35 mmhg (jika dikompensasi), PPO2 normal atau meningkat (dengan pernafasan yang dalam dan cepat), SO2 normal, bikarbonat < 22 mEq / l, Kalilum serum > 5,3 mEq / l
4)      Alkalosis metabolic
a)      Penyebab
(1)   Muntah berlebihan
(2)   Penghisapan lambung yang lama,
(3)   Hypokalemia
(4)   Hiperkalsemia
(5)   Sindrom Cushing
(6)   Penggunaan obat (steroid, diuretic, natrium bikarbonat)
b)      Tanda dan gejala
(a)    Pemeriksaan fisik : sakit kepala, letargi, iritabilitas, takikardi, pernafasan lambat, baal, kesemutan, tetani, kram abdomen, dank ram otot.
(b)   Hasil lab : perubahan AGD pH > 7,45, PCO2 normal (jika dikompensasi) atau > 45 mmhg (jika tidak dikompensasi, PO2 dan SO2 normal, bikarbonat > 26 mEq / l, Kalium < 3,5 mEq / l

Tidak ada komentar:

Posting Komentar