Kamis, 15 Desember 2016

ASUHAN KEPERAWATAN LUPUS ERITEMATOSUS SYNDROMA


ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH : LUPUS ERITEMATOSUS SYNDROMA

A.    Pengkajian
1.        Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien.
2.        Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
3.         Kardiovaskuler
a)       Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.
b)       Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
c)       Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
4.         Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
5.        Sistem integument
a)       Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi.
b)       Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
6.        Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
7.        Sistem Renal
Edema dan hematuria.
8.        Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi SSP lainnya.
B.    Diagnosa Keperawatan
1.        Uraian Masalah Keperawatan
a)       Nyeri
b)       Kerusakan intergritas kulit
c)       Isolasi social
d)       Kerusakan mobilitas fisik
e)       Keletihan/kelelahan
f)        Perubahan Nutrisi
g)       Kurang Pengetahuan
2.        Diagnosa Keperawatan
a)       Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan.
b)       Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit.
c)       Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
C.    Intervensi (Rencana Tindakan)
1.        Diagnosa Keperawatan : Nyeri b/d inflamasi dan kerusakan jaringan.
a.        Tujuan dan Kriteria Hasil :
1)       Tujuan :
a)       Gangguan nyeri dapat teratasi
b)       Perbaikan dalam tingkat kenyamanan
2)       Kriteria Hasil :
Skala Nyeri : 1-10
b.       Rencana Tindakan (Intervensi; simbol I) dan Rasional (simbol R)
1)       Mandiri :
a)       I : Kaji Keluhan Nyeri : Pencetus, catat lokasi, karakteristik, dan intensitas (skala nyeri 1-10)
R : Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi, biasanya paling berat selama penggantian balutan dan debridemen.
b)       I : Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan pada udara terbuka.
R : suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.
c)        I : Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat, penutup tubuh hangat.
 R : pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor. Sumber panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil.
d)       I : Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di beri obat dan/atau pada hidroterapi.
R : menurunkan terjadinya distress fisik dan emosi sehubungan dengan penggantian balutan dan debridemen.
e)       I : Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri.
R : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping.
f)         I : Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
R : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan meningkatkan rasa control, yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis.
g)       I : Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi.
R : membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang di alami dan memfokuskan kembali perhatian.
2)       Kolaborasi
I : Berikan analgesic sesuai indikasi.
R : membantu mengurangi nyeri.
2.        Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit b/d proses penyakit.
a.        Tujuan dan Kriteria Hasil :
1)       Tujuan :
Pemeliharaan dan perawatan integritas kulit
2)       Kriteria Hasil :
Kulit dapat terpelihara dan terawat dengan baik.
b.       Rencana Tindakan dan Rasional
1)       Mandiri
a)       I : Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan.
R : Menentukan garis dasar di man perubahan pada status dapat di bandingkan dan melakukan intervensi yang tepat.
b)       I : Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit, misalnya membasuh kemudian mengeringkannya dengan berhati-hati dan melakukan masase dengan menggunakan lotion atau krim.
R : mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier infeksi.
c)       I : Gunting kuku secara teratur.
R : kuku yang panjang dan kasar meningkatkan risiko kerusakan dermal.
d)       I : Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut yang steril atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai petunjuk.
R : Dapat mengurangi kontaminasi bakteri, meningkatkan proses penyembuhan.
2)       Kombinasi :
I : gunakan/berikan obat-obatan (NSAID dan kortikosteroid) sesuai indikasi
R: Digunakan pada perawatan lesi kulit.
3.        Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan b/d kurangnya sumber informasi.
a.        Tujuan dan Kriteria Hasil :
1)       Tujuan :
Memberikan informasi tentang penyakit dan prosesnya kepada klien dan keluarga klien/orang terdekat (bila tidak ada keluarga).
2)       Kriteria Hasil :
Klien dan keluarga klien/orang terdekat mendapatkan pengetahuan dari informasi yang diberikan
b.       Rencana Tindakan dan Rasional
1)       I : Tinjau ulang proses penyakit dan apa yang menjadi harapan di masa depan.
R : Memberikan pengetahuan dasar di mana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
2)       I : Tinjau ulang cara penularan penyakit.
R: mengoreksi mitos dan kesalahan konsepsi, meningkatkan , mendukung keamanan bagi pasien/orang lain.
3)       I : Dorong aktivitas/latihan pada tingkat yang dapat di toleransi pasien.
R : merangsang pelepasan endorphin pada otak, meningkatkan rasa sejahtera.
4)       I : Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan evaluasi
R : memberi kesempatan untuk mengubah aturan untuk memenuhi kebutuhan perubahan/individu.
5)       I : Identifikasi sumber-sumber komunitas, misalnya  rumah sakit sebelumnya/pusat perawatan tempat tinggal.
R : Memudahkan pemindahkan dari lingkungan perawatan akut; mendukung pemulihan dan kemandirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar