PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : CAIRAN DAN ELEKTROLIT
(BAGIAN - 3)
1.
Teknik
pengkajian ketidak seimbangan cairan dan elektrolit tubuh
No.
|
Indikator Pengkajian
|
Teknik Pengkajian
|
Hasil Temuan
|
Masalah Ketidak
seimbangan
|
1
|
perubahan berat badan
|
observasi
|
turun 2 ^% - 5 %
|
kekurangan volume cairan ringan
|
2
|
turun 5 % - 10 %
|
kekurangan volume cairan sedang
|
3
|
turun 10 % - 15 %
|
kekurangan volume cairan berat
|
4
|
turun 15 % - 20 %
|
kematian
|
5
|
naik 2 %
|
kelebihan volume cairan ringan
|
6
|
naik 5 %
|
kelebihan volume cairan sedang
|
7
|
naik 8 %
|
kelebihan volume cairan berat
|
8
|
Kepala
|
anamnesa
|
sakit kepala
|
kekurangan volume cairan
|
9
|
asidosis metabolik
|
10
|
asidosis respiratorik
|
11
|
alkalosis metabolik
|
12
|
pusing
|
kekrungan volume cairan
|
13
|
asidosis respiratorik
|
14
|
alkalosis respiratorik
|
15
|
hiponatremia
|
16
|
observasi
|
iritabilitas
|
alkalosis respiratorik
|
17
|
alkalosis metabolik
|
18
|
ketidak seimbangan hiperosmolar
|
19
|
hipernatrremia
|
20
|
hipokalemia
|
21
|
letargi
|
kekurangan volume cairan
|
22
|
asidosis metabolik
|
23
|
alkalosis metabolik
|
24
|
asidosis respiratorik
|
25
|
hiperkalsemia
|
26
|
konfusi, disorientasi
|
kekurangan volume cairan
|
27
|
hipomagnesemia
|
28
|
asidosis metabolik
|
29
|
hipokalemia
|
30
|
fontanel (bayi)
|
inspeksi
|
cekung
|
kekurangan volume cairan
|
31
|
menonjol
|
kelebihan volume cairan
|
No.
|
Indikator Pengkajian
|
Teknik Pengkajian
|
Hasil Temuan
|
Masalah Ketidak
seimbangan
|
32
|
Mata
|
inspeksi
|
cekung, konjungtiva kering, air mata
berkurang, atau tidak ada
|
kekurangan volume cairan
|
33
|
|
|
oedem peri - orbital, papiledema
|
kelebihan volume cairan
|
34
|
|
anamnesa
|
penglihatan kabur
|
kelebihan volume cairan
|
35
|
mulut dan tengggorokan
|
inspeksi
|
membran mukosa kering,
lengket, bibir pecah - pecah dan kering, salivasi menurun, lidah di bagian
longitudinal mengerut
|
kekurangan volume cairan
|
36
|
hipernatrremia
|
37
|
sistem kardiovaskuler
|
inspeksi
|
vena leher datar
|
kekurangan volume cairan
|
38
|
vena leher distensi
|
kelebihan volume
cairan
|
39
|
deppendent body parts (bagian - bagian tubuh
yang tertekan pada saa berbaring) : ekstermitas, sakrum, punggung
|
40
|
lambatnya pengisian vena
|
41
|
palpasi
|
oedem dependent body
parts
|
kelebihan volume cairan
|
42
|
asidosis metabolik
|
43
|
alkalosis respiratorik
|
44
|
ketidak seimbangan kalium
|
45
|
hipomagnesemia
|
46
|
peningkatan frekuensi
denyut nadi
|
alkalosis metabolik
|
47
|
asidosis respiratorik
|
48
|
hiponatremia
|
49
|
kekurangan volume cairan
|
50
|
kelebihan volume cairan
|
51
|
hipomagnesemia
|
52
|
pengurangan frekuensi
denyut nadi
|
alkalosis metabolik
|
53
|
hipokalemia
|
54
|
kekurangan volume cairan
|
55
|
denyut nadi lemah
|
kekurangan volume cairan
|
56
|
CRT menurun
|
kelebihan volume cairan
|
No.
|
Indikator Pengkajian
|
Teknik Pengkajian
|
Hasil Temuan
|
Masalah Ketidak
seimbangan
|
57
|
sistem kardiovaskuler
|
auskultasi
|
hipotensi atau tanpa
perubahan tekanan darah pada posisi ortostatisk
|
kekurangan volume cairan
|
58
|
hiponatremia
|
59
|
hiperkalemia
|
60
|
hipermagnesemia
|
61
|
kelebihan volume cairan
|
62
|
terdengar BJ 3
|
kelebihan volume cairan
|
63
|
hipertensi
|
kelebihan volume cairan
|
64
|
sistem pernafasan
|
inspeksi
|
peningkatan frekuensi
nafas
|
kelebihan volume cairan
|
65
|
alkalosis respiratorik
|
66
|
asidosis metabolik
|
67
|
dyspneu
|
kelebihan volume cairan
|
68
|
auskultasi
|
terdengar suara Krekels
|
kelebihan volume cairan
|
69
|
sistem gastro intestinal
|
anamnesa
|
anoreksia
|
asidosis metabolik
|
70
|
kram abdomen
|
asidosis metabolik
|
71
|
inspeksi
|
abdomen cekung
|
kekurangan volume cairan
|
72
|
distensi abdomen
|
sisdrom ruang - ketiga
|
73
|
muntah
|
kekurangan volume cairan
|
73
|
hiperkalsemia
|
75
|
hiponatremia
|
76
|
diare
|
hiponatremia
|
77
|
auskultasi
|
hiperperistaltik
disertai diare atai hipoperistaltik
|
kekurangan volume cairan
|
78
|
hipokalemia
|
79
|
sistem ginjal
|
inspeksi
|
oliguria atau anuria
|
kekurangan volume cairan
|
80
|
kelebihan volume cairan
|
81
|
diuresis (jika ginjal normal)
|
kelebihan volume cairan
|
82
|
BJ urine meningkat
|
kekurangan volume cairan
|
83
|
sistem neuro muscular
|
inspeksi
|
baal, kesemutan
|
alkalosis metabolik
|
84
|
hipokalsemia
|
85
|
ketidak seimbangan kalium
|
86
|
kram otot, tetani
|
hipokalsemia
|
87
|
alkalosis respiratorik
|
88
|
alkalosis metabolik
|
89
|
koma
|
ketidak seimbangan hipo osmolar
|
90
|
ketidak seimbangan hiperosmolar
|
91
|
hiponatremia
|
No.
|
Indikator Pengkajian
|
Teknik Pengkajian
|
Hasil Temuan
|
Masalah Ketidak
seimbangan
|
92
|
sistem neuro muscular
|
inspeksi
|
termor
|
asidosis respiratorik
|
93
|
hipomagnesemia
|
94
|
tanda Chvostek positif
|
hipokalsemia
|
95
|
hipomagnesemia
|
96
|
sistem neuro muscular
|
palpasi
|
hipotonisitas
|
hipokalemia
|
97
|
hiperkalsemia
|
98
|
hipertonisitas
|
hipokalsemia
|
99
|
hipomagnesemia
|
100
|
alkalosis metabolik
|
101
|
perkusi
|
refleks tendon dalam
menurun atau tidak ada
|
hiperkalsemia
|
102
|
hipermagnesemia
|
103
|
refleks tendon dalam
hiperaktif atau meningkat
|
hipokalsemia
|
104
|
hipomagnesemia
|
105
|
Kulit
|
suhu tubuh
|
meningkat
|
hipernatrremia
|
106
|
ketidak seimbangan hiperosmolar
|
107
|
asidosis metabolik
|
108
|
menurun
|
kekurangan volume cairan
|
109
|
inspeksi
|
kering, kemerahan
|
kekurangan volume cairan
|
110
|
hipernatrremia
|
112
|
asidosis metabolik
|
113
|
palpasi
|
penurunan turgor kulit
|
kekurangan volume
cairan
|
114
|
akral dingin dan lembab
|
2.
Rumusan
diagnose keperawatan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit tubuh
a.
Kekurangan
Volume Cairan (1978, 1996)
1)
Definisi :
Penurunan
cairan intravaskuler, interstisial,, atau intrasel.
Diagnosis
ini merujuk pada dehidrasi yang merupakan kehilangan cairan saja tanpa
perubahan kadar natrium.
2)
Batasan karakteristik :
a) Subyektif
Haus
b) Obyektif
Perubahan
status mental.
Penurunan turgor kulit dan lidah.
Penurunan haluaran urine.
Penurunan pengisian vena.
Kulit dan membrane mukosa kering.
Hematocrit meningkat.
Suhu tubuh meningkat.
Peningkatan frekuensi nadi.
Penurunan tekanan darah, penurunan volume dan tekanan nadi.
Konsentrasi urine meningkat.
Penurunan berat badan yang
tiba-tiba (kecuali pada ruang ketiga)
Kelemahan.
3) Factor
yang berhubungan :
Kehilangan
volume cairan aktif.
(konsumsi
alcohol yang berlebihan secara terus menerus)
Kegagalan
mekanisme pengaturan (seperti dalam Diabetes Insipidus, hiperaldosteronisme).
(asupan
cairan yang tidak adekuat sekunder akibat ……………………………………..)
4) Hasil
NOC :
Keseimbangan
elektrolit dan asam basa = keseimbangan elektrolit dan non-elektrolit
dalamkompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh.
Keseimbangan
cairan = keseimbangan air dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh.
Hidrasi
= jumlah air dalam komparetemen intrasel dan ekstrasel tubuh yang adekuat.
Status
nutrisi : asupan makanan dan cairan : jumlah makanan dan cairan yang masuk
kedalam tubuh selama periode 24 jam.
5) Tujuan
dan kriteria evaluasi :
CATATAN :
Meskipun beberapa hasil NOC
berhubungan dengan keseimbangan elektrolit dan asam basa, focus diagnosis
keperawatan ini adalah pada pengembalian volume cairan.
Contoh menggunakan Bahasa NOC :
a)
Keklurangan
volume cairan akan teratasi, dibuktikan oleh keseimbangan cairan, keseimbangan
elektrolit dan asam basa, hidrasi yang adekuat, dan status nutrisi : asupan
makanan dan cairan yang adekuat.
b)
Keseimbangan
elektrolit dan asam basa akan dicapai, dibuktikan oleh indicator gangguan berikut
(sebutkan 1 – 5 gangguan eksterm, berat, sedang, ringan, atau tidak ada
gangguan) :
è
Frekuensi
nadi dan irama jantung apical
è
Frekuensi
dan irama nafas.
è
Kewaspadaan
mental dan orientasi kognitif.
è
Elektrolit
serum (misalnya Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium)
è
BUN
Contoh
lain :
Pasien
akan :
a)
Memiliki
konsentrasi urine yang normal. Sebutkan nilai dasar berat jenis urine.
b)
Memiliki
hemoglobin dan hematocrit dalam batas normal untuk pasien.
c)
Memiliki
tekanan vena sentral dan pulmonal dalam rentang yang diharapkan.
d)
Tidak
mengalami haus yang tidak normal.
e)
Memiliki
keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 24 jam.
f)
Menampilklan
hidrasi yang baik (membrane mukosa lembab, mampu berkeringat)
g)
Memiliki
asupan cairan oral dan/atau intravena yang adekuat.
6) Intervensi
NIC :
a)
Manajemen
asam-basa = meningkatkan keseimbangan asam-basa dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan asam – basa.
b)
Manajemen
elektrolit = meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi
akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak normal atau yang tidak
diharapkan.
c)
Pemantauan
elektrolit = mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur
keseimbangan elektrolit.
d)
Manajemen
cairan = meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar
cairan yang abnormal atau yang tidak diharapkan.
e)
Pemantauan
cairan = mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
cairan.
f)
Manajemen
cairan/elektrolit = mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar
cairan dan elektrolit.
g)
Manajemen
hypovolemia = mengembangkan volume cairan intravaskuler pada pasien yang
mengalami penurunan volume cairan.
h)
Terapi
intravena = memberikan dan memantau cairan dan obat intravena.
i)
Manajemen
nutrisi = mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah dan
meminimalkan malnutrisi.
j)
Manajemen
syok, voluime = meningkatkan ke-adekuatan perfusi jaringan untuk pasien yang
mengalami gangguan volume intravaskuler yang berat.
7) Aktifitas
keperawatan
CATATAN
:
·
Beberapa
aktifitas ini spesifik untuk pasien yang mengalami perdarahan.
·
Meskipun
beberapa interevensi NIC berhubungan dengan keseimbangan elektrolit dan asam –
basa, focus intervensi diagnosis keperawatan ini adalah volume cairan.
a) Pengkajian
:
(1)
Pantau
warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan cairan.
(2)
Observasi
khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (misalnya diare,
drainase luka, penghisapan ansogastrik, diaphoresis dan drainase ileostomy).
(3)
Pantau
perdarahan (misalnya periksa semuma secret dari adanya darah nyata atau darah samar),
jika perlu.
(4)
Identifikasi
factor pengaruh terhadap bertambah buruknya dehidrasi (misalnya obat-obatan,
demam, stress, dan program pengobatan).
(5)
Pantau
hasil laboratorium yang relevan dengan keseimbangan cairan (misalnya kadar
hematocrit, BUN, albumin, protein total, osmolalitas serum, dan berat jenis
urine)
(6)
Kaji
adanya vertigo atau hipotensi postural.
(7)
Kaji
orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu.
(8)
Cek
arahan lanjut klien untuk menentukan apakah penggantian cairan pada pasien
sakit terminal tepat dilakukan.
(9)
Manajemen
cairan (NIC) ;
è
Pantau
status hidrasi (misalnya kelembaban membrane mukosa, ke-adekuatan nadi, dan
tekanandarah ortostatik)
è
Timbang
berat badan setiap hari dan pantau kecenderungannya.
è
Pertahankan
ke-akuratan catatan asupan dan haluaran.
b) Penyuluhan
untuk pasien / keluarga :
Anjurkan
pasien untuk menginformasikan perawat bila haus.
8) Aktifitas
lain :
a)
Lakukan
hygiene oral secara sering.
b)
Tentukan
jumlah cairan yang masuk dalam 24 ja, hitung asupan yang di inginkan sepanjang
shift siang, sore, dan malam.
c)
Pastikan
bahwa pasien terhidrasi dengan baik sebelum pembedahan.
d)
Ubah
posisi pasien trendlenberg atau tinggikan tungkai pasien b ila hipotensi,
kecuali di kontra indikasikan.
e)
Manajemen
cairan (NIC) :
è
Tingkatkan
asupan oral (misalnya sediakan sedotan, beri cairan diantara waktu makan, ganti
air es secara rutin, buat es mambo dari jus kesukaan anak, cetak agar-agar
dalam bentuk yang lucu, gunakan cangkir obat kecil), jika perlu.
è
Pasang
kateter urine, bila perlu.
è
Berikan
cairan sesuai dengan kebutuhan.
9) Aktifitas
kolaborasi :
a)
Laporkan
dan catat haluaran kurang dari ………………………. Ml.
b)
Laporkan
dan catat haluaran lebih dari ………………….......... ml.
c)
Laporkan
abnormalitas elektrolit.
d)
Manajemen
cairan (NIC) :
è
Atur
ketersediaan produk darah untuk tranfusi, jika perlu.
è
Berikan
ketentuan penggantian nasogastric berdasarkan haluaran, sesuai dengan
kebutuhan.
è
Berikan
terapi intravena sesuai program.
b.
Kelebihan
Volume Cairan (1982, 1996)
1)
Definisi :
Peningkatan
retensi cairan isotonik
2)
Batasan karakteristik :
a) Subyektif
Ansietas
Dyspnea
atau nafas pendek
gelisah
b) Obyektif
Suara
nafas tidak normal (rales atau crackles)
Perubahan
elektrolit
Oedema
anasarca
Ansietas
Azotemia
Perubahan
tekanan darah
Perubahan
status mental
Perubahan
pola pernafasan
Penurunan
haemoglobin dan haematokrit
Oedema
Peningkatan
tekanan vena sentral
Asupan
melebihi haluaran
Distensi
vena jugularis
Oliguria
Ortopneu
Efusi
pleura
Reflex
hepatojugularis positif
Perubahan
tekanan arteri pulmonal
Kongesti
paru
Gelisah
Terdengar
BJ 3
Perubahan
BJ urine
Kenaikan
berat badan dalam periode singkat
3) Factor
yang berhubungan :
Gangguan
mekanisme pengaturan
Asupan
cairan yang berlebihan
Asupan
Natrium yang berlebihan
[peningkatan
asupan cairan sekunder akibat hiperglikemia, pengobatan, dorongan kompulsif
untuk minum air, dan aktifitas lainnya]
[ketidak
cukupan protein sekunder akibat penuruunan asupan atau peningkatan kehilangan]
Disfungsi
renal, gagal jantung, retensi Natrium, immobilitas, dan aktifitas lainnya]
4) Hasil
NOC :
Keseimbangan elektrolit dan asam
– basa : keseimbangan
elektrolit dan nnon elektrolit dalam kompartemen intra sel serta ekstra sel
tubuh.
Keseimbangan cairan : keseimbangan air dalam komponen
intrasel dan ekstra sel tubuh.
Keparahan overload cairan : tingkat keparahan kelebihan
cairan di dalam kompartemen intra sel dan ekstra sel tubuh
Fungsi ginjal : filtrasi darah dan eliminasi
produk sampah metabolic melalui pembentukan urine
5) Tujuan
dan kriteria evaluasi :
Contoh menggunakan Bahasa NOC :
a)
Kelebihan
volume cairan dapat dikurangi, yang dibuktikan oleh keseiimbangan cairan,
keseimbangan elektrolit dan asam – basa, dan indicator fungsi ginjal yang
adekuat
b)
Keseimbangan
cairan tidak akan terganggu (kelebihan) yang dibuktikan dengan indicator
sebagai berikut (sebutkan 1 – 5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
tidak ada gangguan) :
Keseimbangan
asupan dan haluaran dalam 24 jam
Berat
badan stabil
BJ
urine dalam batas normal
Suara
nafas tambahan
Asites,
distensi vena jugularis, dan oedema perifer
Contoh
lain :
Pasien
akan :
a)
Menyatakan
secara verbal pemahaman tentang pembatasan cairan dan diet
b)
Menyatakan
secara verbal pemahaman tentang obat yang diprogramkan
c)
Mempertahankan
tanda – tanda vital dalam batas normal untuk pasien
d)
Tidak
mengalami nafas pendek
e)
Haematokrit
dalam batas normal
6) Intervensi
NIC :
a)
Pemantauan
elektrolit = mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur
keseiimbangan elektrolit
b)
Manajemen
cairan = meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar
cairan yang abnormal atau diluar harapan
c)
Pemantauan
cairan = mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
cairan
d)
Manajemen
cairan / elektrolit = mengatur dan mencegah komplikasi akibat perubahan kadar
cairan dana tau elektrolit
e)
Manajemen
hypervolemia = menurunkan volume cairan intra sel atau ekstra sel dan mencegah
komplikasi pada pasien yang mengalami kelebihan volume cairan
f)
Manajemen
eliminasi urine = mempertahankan pola eliminasi urine yang optimal
7) Aktifitas
keperawatan .
a) Pengkajian
:
(1)
Tentukan
lokasi dan derajat oedema perifer, sacral, dan periorbital pada skala 1 – 4
(2)
Kaji
komplikasi pulmonal atau kardiovaskuler yang di indikasikan dengan peningkatan
tanda gawat nafas, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah, bunyi
jantung tidak normal, atau suara nafas tidak normal
(3)
Kaji
ekstermitas atau bagian tubuh yang oedema terhadap gangguan sirkulasi dan
integritas kulit
(4)
Kaji
efek pengobatan (misalnya, steroid, diuretic, dan litium) pada oedem
(5)
Pantau
secara teratur lingkar abdomen atau ekstermitas
(6)
Manajemen
cairan (NIC) :
(a)
Timbang
berat badan setiap hari dan pantau kecenderungannya
(b)
Pertahankan
catatan asupan dan haluaran yang akurat
(c)
Pantau
hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi cairan (misalnya, peningkatan
BJ urine, peningkatan BUN, penurunan haematokrit, dan peningkatan kadar
osmolalitas urin)
(d)
Pantau
indikasi kelebihan atau retensi cairan (misalnya, crackles, peningkatan CVP
atau tekanan baji kapiler paru, oedema, distensi vena leher, dan asites),
sesuai krperluan
b) Penyuluhan
untuk pasien / keluarga :
(1)
Ajarkan
pasien tentang penyebab dan cara mengatasi oedema, pembatasan diet, dan
penggunaan, dosis, dan efek samping obat yang diprogramkan
(2)
Manajemen
cairan (NIC) : anjurkan pasien untuk
puasa, sesuai dengan kebutuuhan
8) Aktifitas
lain :
a)
Ubah
posisi setiap ………………
b)
Tinggikan
ekstermitas untuk meningkaatkan aliran balik vena
c)
Pertahankan
dan alokasikan pembatasan cairan pasien
d)
Manajemen
cairan (NIC) : distribusikan asupan cairan selama 24 jam, jika perlu
9) Aktifitas
kolaborasi :
a)
Lakukan
dialysis, jika di indikasikan
b)
Konsultasikan
dengan penyedia layanan kesehatan primer mengenai penggunaan stocking anti –
emboli atau balitan Ace
c)
Konsultasikan
dengan ahli gizi untuk meberikan diet dengan kandungan protein yang adekuat dan
pembatasan Natrium
d)
Manajemen
cairan (NIC) :
(1)
Konsultasikan
ke dokter jika tanda dan gejala kelebihan volume cairan menetap atau memburuk
(2)
Berikan
diuretic, jika perlu
c.
Gangguan
pertukaran gas (1980, 1996, 1998)
1)
Definisi :
Kelebihan
atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbondioksida di membrane kapiler –
alveolar..
2)
Batasan karakteristik :
a) Subyektif
Dyspnea
Sakit
kepala pada saat bangun tidur
Gangguan penglihatan
b) Obyektif
Gas
darah arteri yang tdak normal
pH
arteri yang tidak normal
ketidak
normalan frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan
warna
kulit tidak normal (misalnya pucat edan kehitaman)
konfusi
sianosis
(hanya pada neonates)
karbon
dioksida menurun
diaphoresis
hiperkapnioa
hipoksia
iritabilitas
nafas
cuping hidung
gelisah
somnolen
takikardia
3) Factor
yang berhubungan :
Perubahan
membran kapiler – alveolar
Ketidak
seimbanagan perfusi - venetilasi
4) Hasil
NOC :
Respons alergi : sistemik : keparahan respons
hipersensitifitas imun sistemik terhadap antigen lingkungan (eksogenus)
tertentu
Keseimbangan elektrolit asan –
Basa :
keseimbangan elektrolit dan non –elektrolit dalam kompartemen intra sel dan
ekstra sel tubuh.
Respons ventilasi mekanis : orang
dewasa : pertukaran alveolar dan perfusi jaringan yang
disokong oleh ventilasi mekanis.
Status pernafasan : pertukaran
gas : pertukaran
CO2 atau O2 di dalam alveoli untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri
Status pernafasan : ventilasi : perpindahan udara masuk dan
keluar paru –paru
Perfusi jaringan : paru : keadekuatan aliran darah
melewati vaskulatur paru yang utuh untuk perfusi unit alveoli – kapiler
Tanda – tanda vital: kondisi suhu, nadi, pernafasan
dan tekanan darah dalam rentang normal
5) Tujuan
dan kriteria evaluasi :
Contoh menggunakan Bahasa NOC :
a)
Gangguan
pertukaran gas akan berkurang, yang dibuktikan oleh tidak terganggynya respons
alergi : sistemik, keseimbangan elektrolit dan asam – basa, respons ventilasi
mekanis _ orang dewasa, status pernafasan : pertukaran gas, status pernafasan :
ventilasi, perfusi jaringan paru, dan tanda – tanda vital.
b)
Status pernafasan : pertikaran
gas tidak akan
terganggu yang dibuktikan oleh indicator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1 –
5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
Status
kognitif
PO2,
PCO2, pH arteri, dan saturasi O2
Tidal
akhir CO2
c)
Status pernafasan : pertukaran
gas tidak akan
terganggu yang dibuktikan oleh indicator gangguan sebagai sebagai berikut (sebutkan 1 – 5 : gangguan
ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan) :
Dyspnea
saat istirahat
Dyspnea
saat aktifitas berat
Gelisah,
sianosis, dan somnolen
d)
System pernafasan : ventilasi tidak akan terganggu yang
dibuktikan oleh indicator gangguan sebagai
sebagai berikut (sebutkan 1 – 5 : gangguan ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak ada gangguan) :
Frekuensi
pernafasan
Irama
pernafasan
Kedalaman
inspirasi
Ekspulsi
udara
Dyspnea
saat istirahat
Bunyi
nafas auskultasi
Contoh
lain :
Pasien
akan :
a) Mempunyai fungsi paru dalam batas
normal
b) memiliki ekspansi paru yang
simetris
c) menjelaskan perawatan dirumah
d) tidak menggunakan pernafasan bbir
mencucu
e) tidak mengalami nafas dangkal
atau ortopneu
f) tidak menggunakan otot aksesoris untuk
berbafas
6) Intervensi
NIC :
a) Manajeman
asam – basa :
meningkatkan keseimbangan asam – basa dan mencegah komplikasi akibat ketidak
seimbangan asam – basa
b) Manajemen
asam – basa : asidosis respiratorik :
meningkatkan keseimbangan asam – basa dan mencegah komplikasi akibat kadar PCO
2 serum yang lebih tinggi dari yang diharapkan
c) Manajemen
asam – basa : alkalosis respiratori : meningkatkan keseimbangan asam – basa dan
mencegah komplikasi akibat kadar PCO2 serum yang lebih rendah dari yang
diharapkan
d) Manajemen
jalan nafas : memfasilitasi kepatenan jalan
nafas
e) Manajemen
anafilaksis : meningkatkan keadekuatan ventilasi dan perfusi
jaringan untuik individu yang mengalami reaksi alergi (antigen – antibody) berat
f) Manajemen
asma :
mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah reaksi terhadap inflamasi /
konstriksi di jalan nafas
g) Manajemen
elektrolit : meningkarkan keseimbangan elektrolit dan
mencagah komplikasi akibat kadar elektrolitr serum yang tidak normal atau diluar
harapan
h) Perawatan
emboli : paru :
membatasi komplikasi pada pasien yang mengalami, atau beresiko terhadap oklusi
sirkulasi paru
i)
Pengaturan hemodinamik : mengoptimalkan frekuensi
jantung, preload, afterload, dan kontraktilitas jantuing
j) Interpretasi
data laboratorioum :
menganalisis secara kritis data laboratorium pasien untuk membantu pengambilan
keputusan klinis
k) Ventilasi
mekanis :
penggunaan alat buatan untuk membantu pasien bernafas
l)
Terapi oksigen : memberikan oksigen dan
memantau efektifitasnya
m) Pemantauan
pernafasan :
mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan
nafas dan adekuatnya pertukaran gas
n) Bantuan
ventilasi :
meningkatkan pola pernafasan spontan yang optimal dalam memaksimalkan
pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam paru
o) Pemantauan
tanda –tanda vital :
mengumpulkan dan menganalisis data kardivaskuler, pernafasan, dan suhu tubuh
untuk menentukan dan mencegah komplikasi
7) Aktifitas
keperawatan .
a) Pengkajian
:
(1)
Kaji
suara paru : frekuensi nafas, kedalaman, dan usaha nafas, serta produksi sputum
sebagai indicator kefektifan penggunaan alat penunjang
(2)
Pantau
saturasu O2 dengan oksimeter nadi
(3)
Pantau
hasil gas darah (misalnya kadar PO2 yang rendah dan PCO2 yang tinggi
menunjukkan perburukan pernafasan)
(4)
Pantau
kadar elektrolit
(5)
Pantau
status mental (misalnya tingkat kesadaran, gelisah, dan konfusi)
(6)
Peningkatan
frekuensi pemantauan pada saat pasien tampak somnolen
(7)
Observasi
terhadap sianosis, terutama membran mukosa mulut
(8)
Manajemen
jalan nafas (NIC) :
(a)
Identifikasi
kebuthan pasien terhadap pemasangan jalan nafas actual atau potensial
(b)
Auskultasi
suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventillasi dan adanya bunyi
tambahan
(c)
Pantau
status pernafasan dan oksigenasi, sesuai dengan kebutuhan
(9)
Pengaturan
hemodinamik (NIC) :
(a)
Auskultasi
bunyi jantung
(b)
Pantau
dan dokumentasikan frekuensi, irama, dan denyut jantung
(c)
Pantau
adanya oedema perifer, distensi vena jugularis, dan bunyi jantung S3 dan S4
(d)
Pantau
fungsi alat pacu jantung, jika sesuai
b) Penyuluhan
utnuk pasien / keluarga
(1)
Jelaskan
penggunaan alat bantu yang diperlukan (okisgen, suction, spirometer, dan IPPB)
(2)
Ajarkan
kepada pasien teknik bernafas dan relaksasi
(3)
Jelaskan
kepada pasien dan keluarga alasan pemberian oksigen dan tindakan lainnya
(4)
Informasikan
kepada pasien dan keluarga bahwa merokok itu dilarang
(5)
Manajemen
jalan nafas (NIC) :
(a)
Ajarkan
tentang batuk efektif
(b)
Ajarkan
kepada pasien bagaimana menggunakan inhaler yang di anjurkan, sesuai dengan
kebutuhan
8) Aktifitas
lain :
a)
Jelaskan
kepada pasien sebelum memulai pelaksanaan prosedur, untuk menurunkan ansietas
dan meningkatkan rasa kendali
b)
Beri
penenangan kepada pasien selama periode gangguan atau kecemasan
c)
Lakukan
hygiene oral secara teratur
d)
Lakukan
tindakan untuk menurunkan konsumsi oksigen (misalnya pengendalian demam, dan
nyeri, mengurangi ansietas)
e)
Apabila
oksigen diprogramkan bagi pasien yang memiliki masalah pernafasan kronis,
pantau aliran oksigen dan pernafasan secara hati – hati karena adanya resiuko
depresi pernafasan akibat oksigen
f)
Buat
rencana perawatan untuk pasien yang menggunakan ventilator, yang meliputi :
(1) Meyakinkan keadekuatan pemberian
oksigen dengan melaporkan ketidak normalan gas darah arteri, menggunakan ambu
bag yang didekatkan pada sumber oksigen di sisi tempat tidur, dan lakukan
hiperoksigenasi sebelum melakukan penghisapan (Suction)
(2) Meyakinkan ke efektifan pola
pernafasan dengan mengkaji sinkronisasi
dan kemungkinan kebutuhan sedasi
(3) Mempertahankan kepatenan jalan
nafas dengan melakukan penghisapan (suction) dan mempertahankan selang
endotrakea atau penggantian selang endotrakea di tempat tidur
g)
Manajemen
jalan nafas (NIC) :
(1)
Atur
posisi untuk memaksimalkan potensial ventilasi
(2)
Atur
posisi untuk mengurangi dyspnea
(3)
Pasang
jalan nafas melalui mulut atau nasofaring, sesuai dengan kebutuhan
(4)
Bersihkan
secret dengan menganjurkan batuk atau melalui penghisapan
(5)
Dukung
untuk bernafas pelan, dalam, berbalik, dan batuk
(6)
Bantu
dengan spirometer ensentif, jika perlu
(7)
Lakukan
fisioterapi dada , jika perlu
h)
Pengaruran
hemodynamic (NIC) :
(1)
Meninggikan
bagian kepala tempat tidur, jika perlu
(2)
Atur
posisi pasien ke posisi trendlenberg, jika perlu
9) Aktifitas
kolaborasi :
a)
Konsultasikan
dengan dokter tentang pentingnya pemeriksaan gas darah arteri (AGD) dan
penggunaan alat bantu yang di anjurkan sesuai dengan adanya perubahan kondisi
pasien
b)
Laporkan
perubahan pada data pengkajian terkait (misalnya, sensorineural pasien, suara
nafas, pola nafas, analisa gas darah arteri, sputum, efek obat)
c)
Berikan
obat yang diresepkan (misalnya, natrium bikarbonat) untuk mempertahankan
keseimbangan asam – basa
d)
Persiapkan
pasien untuk ventilasi mekanis, bila perlu
e)
Manajemen jalan nafas (NIC) :
(1)
Berikan
udara yang dilembabkan atau oksigen, jika perlu
(2)
Berikan
bronkodilatator, jika perlu
(3)
Berikan
terapi aerosol, jika perlu
(4)
Berikan
terapi nebulisasi ultrasonic, jika perlu
f)
Pengaturan
hemodinamik (NIC) : berikan obat anti aritmia, jika perlu
d.
Penurunan
curah jantung (1975, 1996, 2000)
1)
Definisi :
Ketidak
adekuatan pompa darah oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
2)
Batasan karakteristik :
a) Subyektif
Tidak
dapat dikaji
b) Obyektif
(1)
Gangguan
frekuensi dan irama jantung
Aritmia
(takikardia, bradikardia)
Perubahan
pola EKG
Palpitasi
(2)
Gangguan
pre – load
Oedema
Keletihan
Peningkatan
atau penurunan tekanan vena central (CVP)
Peningkatan
atau penurunan tekanan baji arteri pulmonal (PAWP, Pulmonary artery wedge
pressure)
Distensi
vena jugularis
Murmur
Kenaikan
berat badan
(3)
Gangguan
after load
Akral
dingin dan berkeringat
Denyut
perifer menurun
Dyspnea
Peningkatan
atau penurunan tahanan vaskuler pulmonal (PVR)
Peningkatan
atau penurunan tahanan vaskuler sistemik (SVR)
Oliguria
CRT
memanjang
Perubahan
warna kulit
Variasi
pada hasil pemeriksaan darah
(4)
Gangguan
kontraktilitas
Bunyi
crackle
Batuk
Ortopneu
atau dyspnea nocturnal paroksimal
Penuunan
curah jantung
Penurunan
indeks jantung
Penurunan
traksi ejeksi, indeks volume sekuncup (SVI, stroke volume index, indeks kerja
ventrikel kiri)
Bunyi
jantung S3 atau S4
(5)
Perilaku
/ emosi
Ansietas
Gelisah
3) Factor
yang berhubungan :
Gangguan
frekuensi atau irama jantung
Gangguan volume sekuncup : gangguan
preload
Gangguan
after load
Gangguan
kontraktilitas
Factor
yang berhubungan (non – NANDA International) :
Kelainan jantung (uraikan) ……
Toksisitas
Disfungsi konduksi listrik
Hypovolemia
Peningkatan kerja ventrikel
Kerusakan ventrikel
Iskemia ventrikel
Keterbatasan ventrikel
4) Hasil
NOC :
Tingkat keparahan kehilangan
darah : tingkat
keparahan pedarahan / hemoragie internal atau eksternal
Efektifitas pompa jantung : ke adekuatan volume darah yang di
ejeksikan dari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi sistemik
Status sirkulasi : tingkat pengaliran darah yang
tidak terhambat, satu arah, dan pada tekanan yang sesuai melalui pembulu darah
besar aliran sistemik dan pulmonal
Perfusi jaringan : organ abdomen
: keadekuatan
aliran darah melewati pembuluh darah kecil viscera abdomen untuk mempertahankan
fungsi organ
Perfusi jaringan : serebral : ke adekuatan aliran darah yang melewati vaskulator
serebral untuk mempertahankan fungsi otak
Perfusi jaringan :jantung : ke adekuatan aliran darah yang
melewati vaskulatorkoroner untuk
mempertahankan fungsi organ jantung
Perfusi jaringan : perifer : ke adekuatan aliran darah yang melewati vaskulator darah
kecil ekstermitas untuk mempertahankan fungsi jaringan
Perfusi jaringan :pulmonal : ke adekuatan aliran darah yang
melewati vaskulator pulmonal untuk memperfusi unit alveoli / kapiler
Status tanda vital : tingkat suhu, nadi, pernafasan,
dan tekanan darah dalam rentang normal
5) Tujuan
dan kriteria evaluasi :
Contoh menggunakan Bahasa NOC :
a)
Menunjukkan
curah jantung yang memuaskan dibuktikan oleh efektifitas pompa jantung, status
sirkulasi, perfusi jaringan (organ abdomen, serebral, jantung, perifer dan
plmonal), dan perfusi jaringan (perifer), dan status tanda vital
b)
Menunjukkan
Status Sirkulasi, dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1 – 5 : gangguan ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak ada ganguan) :
(1)
Tekanan
darah sistolik, diastolic, dan rerata rentang tekanan darah
(2)
Frekuensi
nadi karotis kanan dan kiri
(3)
Frekuensi
nai kanan dan kiri (perifer, misalnya : brakialis, radialis, femoralis, pedis)
(4)
Tekanan
vena sentral dan tekanan baji pulmonal
(5)
PO2
dan PCO2
(6)
Status
kognitif
c)
Menunjukkan
Status Sirkulasi, dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1 – 5 : gangguan ekstrem, berat, sedang,
ringan, atau tidak ada ganguan) :
(1)
Hipotensi
ortostatik
(2)
Suara
nafas tambahan
(3)
Distensi
vena leher
(4)
Oedema
perifer
(5)
Acites
(6)
Bruit
pembuluh darah besar
(7)
Angina
Contoh
lain :
Pasien
akan :
a)
Mempunyai
indeks jantung dan fraksi ejeksi dalam batas normal
b)
Mempunyai
haluaran urin, BJ urine, BUN dan kreatinin plasma dalam batas normal
c)
Mempunyai
warna kulit yang normal
d)
Menunjukkan
peningkatan toleransi terhadap aktifitas fisik (misalnya tidak mengalami
dispneu, nyeri dada, atau sinkope)
e)
Menggambarkan
diet, obat, aktifitas, dan batasan yang diperlukan (misalnya untuk penyakit
jantung)
f)
Mengidentifikasi
tanda dan gejala perburukan kondisi yang dapat dilaporkan
6) Intervensi
NIC :
a)
Reduksi perdarahan : membatasi kehilangan volume
darah selama episode perdarahan
b)
Perawatan jantung : membatasi komplikasi akibat
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard pada pasien yang
mengalami gejala kerusakan fungsi jantung
c)
Perawatan jantung, akut : membatasi komplikasi akibat
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard pada pasien yang
mengakibatkan kerusakan fungsi jantung
d)
Promosi perfusi serebral : meningkatkan perfusi yang adekuat dan membatasi komplikasi untuk
pasien yang mengalami atau beresiko mengalami ketidak adekuatan perfusi
serebral
e)
Perawatan sirkulasi :
insufisiensi arteri :
meningkatkan sirkulasi arteri
f)
Perawatan sirkulasi : alat bantu mekanis : memberi
dukungan temporer sirkulasi melalui penggunaan alat atau pompa mekanisme
g)
Perawatan sirkulasi :
insufisiensi vena
: meningkatkan sirkulasi vena
h)
Perawatan embolus : perifer : membatasi komplikasi untuk
pasien yang mengalami atau beresiko mengalami sumbatan sirkulasi perifer
i)
Perawatan embolus : paru : membatasi komplikasi untuk pasien yang
mengalami atau berresiko mengalami sumbatan sirkulasi paru
j)
Regulasi hemodinamik : mengoptimalkan frekuensi
jantung, pre load, after load, dan kontraktilitas
k)
Pengendalian hemoragi : menurunkan atau meniadakan
kehilangan darah yang cepat dan dalam jumlah yang banyak
l)
Terapi intravena : memberi dan memantau cairan dan
obat intra vena (IV)
m)
Pemantauan neurologis : mengumpulkan dan menganalisis
data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis
n)
Manajemen syok : jantung : meningkatkan ke adekuatan
perfusi jaringan untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi pompa jantung
o)
Manajemen sok : volume : meningkatkan ke adekuatan
perfusi jaringan untuk pasien yang mengalami gangguan volume intra vascular
berat
p)
Pemantauan tanda vital : mengumpulkan dan menganalisis data
kardiovaskuler, pernafasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan mencegah
komplikasi
7) Aktifitas
keperawatan .
Pada
umumnya tindakan keperawatan untuk diagnose ini berfokus pada pemantauan tanda
– tanda vital, dan gejala penurunan curah jantung, pengkajian penyebab yang
mendasari (misalnya hipovolemi, disritmia), pelaksanaan protocol attau program
doctor untuk mengatasi penurunan curah jantung, dan pelaksanaan tindakan
dukungan, seperti perubahan posisi dan
hidrasi
a)
Pengkajian :
(1)
Kaji
dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernafasan, dan
status mental
(2)
Pantau
tanda kelebihan cairan (misalnya oedem dependen, kenaikan berat badan)
(3)
Kaji
toleransi aktifitas pasien dengan meperhatikan adanya awitan nafas pendek,
nyeri, palpitasi, atau limbung
(4)
Evaluasi
respon pasien terhadap terapi oksigen
(5)
Kaji
kerusakan kognitif
(6)
Regulasi
hemodinamik (NIC) :
(a)
Pantau
fungsi pacemaker, jika perlu
(b)
Pantau
denyut perifer, CRT, dan suhu serta warna ekstermitas
(c)
Pantau
asupan dan haluaran, haluaran urin, dan berat badan pasien, jika perlu
(d)
Pantau
resistensi vaskuler sistemik dan paru, jika perlu
(e)
Auskultasi
suara paru terhadap bunyi crakle atau suara nafas tambahan lainnya
(f)
Pantau
dan dokukmentasikan frekuensi jantung,, irama, dan nadi
b) Penyuluhan
untuk pasien / keluarga :
(1)
Jelaskan
tujuan pemberian oksigen per kanul nasal atau sungkup
(2)
Instruksikan
mengenai pemeliharaan keakuraan asupan dan haluaran
(3)
Ajarkan
penggunaan, dosis, frekuensi, dan efek saming obat
(4)
Ajarkan
untuk melaporkan dan menggambarkan awitan palpitasi dan nyeri, durasi, factor
pencetus, daerah, kualitas, dan intensitas
(5)
Instruksikan
pasien dan keluarga dalam perencanaan untuk perawatan di rumah, meliputi
pebatasan aktifitas, pembatasan diet, dan pengguaan alat terapeutirk
(6)
Berikan
informasi tentang teknik penurunan stress, seperti biofeedback, relaksasi otot
progresif, meditasi, dan latihan fisik
(7)
Ajarkan
kebutuhan untuk menimbang berat badan setiap hari
8) Aktifitas
lain :
a)
Ubah
posisi pasien datar atau trendlenberg ketika tekanan darah pasien berada pada
rentang lebih rendah, dbanding kan dengan rentang biasanya
b)
Untuk
hipotensi yang tiba – tiba, berat, atau lam, pasang akses intravena untuk
pemberian cairan intra vena atau obat untuk meningkatkan tekanan darah
c)
Hubungkan
efek nilai laboratorium, oksigen, obat, aktifitas, ansietas dana tau nyeri pada
disritmia
d)
Jangan
mengukur suhu dari rectum
e)
Ubah
posisi pasien setiap 2 jam atau pertahankan aktifitas lain yang sesuai atau
dibutuhkan untuk menurunkan stasis sirkulasi perifer
f)
Regulasi
hemodinamik (NIC) :
(1)
Minimalkan
atau hilangkan stressor lingkungan
(2)
Pasang
kateter urine, jika perlu
9) Aktifitas
kolaborasi :
a)
Konsultasikan
dengan dokter menyangkut parameter pemberian atau penghentian obat tekanan
darah
b)
Berikan
dan titrasikan obat antiaritmia, inotropic, nitrogliserin, dan vasodilatator
untuk mempertahankan kontraktilitas, pre load, dan after load sesuai dengan
program medis atau protocol
c)
Berikan
anti koagulan untuk mencegah pembentukan thrombus perifer, sesuai dengan
program atau protocol
d)
Tingkatkan
penurunan after load (misalnya dengan pompa balon intra aorta) sesuai dengan
program medis atau protocol
e)
Lakukan
rujukan ke perawat praktisi lanjutan untuk tindak lanjut, jika perlu
f)
Pertimbangkan
perujukan ke petugas social, manajer kasus, atau layanan kesehatan komunitasdan
layanan kesehatan dirumah
g)
Lakukan
perujukan ke petugas social untuk mengevaluasi kemampuan membayar obat yang
diresepkan
h)
Lakukan
perujukan ke pusat rehabilitasi jantung, jika diperlukan