Senin, 17 Oktober 2016

PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC) BAG - 1



PEMERIKSAAN  KEHAMILAN (ANTE NATAL CARE)


A.    PENGERTIAN

Pemeriksaan kehamilan atau yang dalam bahasa medisnya disebut dengan Ante Natal Care (ANC) sangat disarankan bagi ibu hamil, hal ini agar kesehatan ibu dan janin didalam kandungan bisa selalu terpantau. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan secara rutin sehingga dokter ataupun bidan bisa melakukan tindakan tepat jika terjai sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai  kehamilan yang optimal.
Definisi Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.  (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)
Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).

B.     PELAYANAN  ANTE NATAL CARE

Pelayanan antenatal merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak, pelayanan ini bisa dilaksanakan oleh bidan di Poliklinik, BPS (Bidan Praktik Swasta), dan Rumah Sakit. Selain itu, pelayanan antenatal juga bisa diberikan pada waktu pelaksanaan Posyandu, di tempat praktik dokter, di rumah bersalin atau di Puskesmas (Mufdlilah, 2009).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya dalam mencapai beberapa sasaran utama yaitu untuk mencegah dan mengatasi masalah kehamilan, untuk membantu masalah gizi, masalah social dan untuk memberikan pendidikan penyuluhan dalam masalah persalinan dan nifas, cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa hamil, membantu wanita hamil dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi dan juga penyuluhan tentang KB serta meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya resti atau komplikasi dalam kehamilan dan persalinan. Cara mengenalinya harus sedini mungkin sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangannya sedini mungkin juga.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu :
1.      Timbang berat badan dan ukur Tinggi badan,
2.      ukur Tekanan darah,
3.      pemberian imunisasi TT,
4.      ukur Tinggi fundus uteri dan
5.      pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.


Tempat pemeriksaan ibu hamil di posyandu, puskesmas, bidan dan rumah bersalin.Selama kehamilan ada hal-hal yang perlu dipantau, agar bila ada penyimpangan dari keadaan normal dapat segera diberikan penanganan yang memadai. Karena itu selama kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala, yang dimulai sejak kehamilan muda. Makin tinggi resiko kehamilan yang dipunyai oleh ibu maka makin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksaan kehamilan lebih sering.

C.    TUJUAN PELAYANAN ANTE  NATAL  CARE

1.      menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2.      memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3.      menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
4.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
5.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
6.      Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan  misalnya :
a.       Hipertensi dalam kehamilan
b.      Diabetes dalam kehamilan
c.       Anemia
d.      Janin dengan berat badan rendah
e.       Kehamilan anggur
f.       Plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir)
g.      Infeksi dalam kehamilan misalnya keputihan atau infeksi saluran kemih dll
7.       Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
8.      Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
9.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
10.  Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI(1994) tujuan umum ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
1.      Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,persalinan,dan nifas.
2.      Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
3.      Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
4.      Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Mufdlilah (2009) menyatakan bahwa tujuan pelayanan antenatal antara lain :
1.      Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2.      Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan
3.      Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi
4.      Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social

Menurut Yulaikhah (2009), pengawasan antenatal bertujuan :
1.      Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas
2.      Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
3.      Memberi nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4.      Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

D.    JADWAL WAKTU PEMERIKSAAN
Jadwal Periksa kehamilan dilakukan paling sedikit empat kali, yaitu
1.      pada umur kehamilan 1-3 bulan sebanyak 1 kali
2.      pada umur kehamilan 4-6 bulan sebanyak 1 kali
3.      pada umur kehamilan 7-9 bulan sebanyak 2 kali
Periksa kehamilan dilakukan paling sedikit empat kali, yaitu  :
1.      pemeriksaan umur kehamilan 1-3 bulan
Pada pemeriksaan tahap pertama ini beberapa hal yang akan diperiksa adalah : daftar riwayat hidup, Usia kehamilan, Pemeriksaan fisik secara umum, Pemeriksaan dalam dan Pemeriksaan laboratorium.
a.       Riwayat kesehatan, seperti : penyakit yang sedang atau pernah di derita, apakah ada penyakit keturunan, apakah pernah menjalani operasi
b.      Periode menstruasi, seperti : tanggal, lama serta banyaknya haid terakhir dan juga siklus haid. Bidan atau dokter ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir anda   (HPHT) untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan (TTP).
Cara  menghitung  Tanggal Taksiran Persalinan  menurut rumus   Neagle  adalah :
                     Tanggal (+7)    Bulan (-3)        Tahun (+1)
Contoh  :
HPHT           Tanggal 5 mei 2010
TTP              (5 + 7)             (5 – 3)              (2010 + 1)  = 13 Februari 2011
c.       Pemeriksaan fisik secara umum , head to toe tekanan darah, berat badan dan pemeriksaan fisik lainnya.
d.      Bagaimana kehamilan yang lalu, seperti : Apakah pernah terjadi komplikasi dalam kehamilan sebelumnya seperti keguguran, kelahiran prematur, atau pre-eklampsia? dan Apakah anda pernah melahirkan bayi abnormal, sebagai contoh spina bifida ?
e.       Pemeriksaan dalam yaitu pemeriksaan vagina dan leher rahim anda.
f.       Pemeriksaan laboratorium,
Berikut adalah delapan pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan dan manfaatnya  :
1)      Hematologi Lengkap
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan saat persalinan.
Kelainan yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium selama kehamilan antara lain anemia (hemoglobin rendah) yang umum terjadi pada ibu hamil, kekurangan zat besi, kekurangan asam folat dan bahkan thalassemia yang merupakan kelainan produksi hemoglobin yang bersifat genetik.
Tujuannya yaitu :
a)       Hemoglobin (Hb) bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari 11 g/dl.
b)       Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran dan warna sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat.
c)       Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh serta potensi alergi. Kadar abnormal leukosit jika lebih dari 15.000/ul.
d)       Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi anemia dan respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.
e)       Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan golongan darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah A-B-O yang memerlukan tindakan pada bayi. Golongan darah juga perlu diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu. Dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
f)        Faktor rhesus (positif atau negatif ). Perlu perhatian khusus bila rhesus istri negatif sedangkan rhesus suami positif. Terdapat kemungkinan rhesus janin positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada darah ibu yang akan menimbulkan antibodi terhadap rhesus positif. Hal ini dapat membahayakan janin pada kehamilan berikutnya. Untuk itu ibu hamil dengan rhesus negatif harus diberi suntikan pada kehamilan 28 minggu untuk mengikat antibodi terhadap rhesus positif, serta dalam 72 jam setelah melahirkan apabila bayinya rhesus positif.
g)       Tes penunjang hematologi lengkap lainnya adalah ferritin yang dapat menggambarkan cadangan zat besi sebagai salah satu penyebab anemia. Ferritin dilakukan pada trimester pertama.
2)       Glukosa
Pemeriksaan laboratoium selama kehamilan ini untuk mengetahui kadar glukosa (gula) dalam darah:
a)       Glukosa puasa (glukosa dalam keadaan puasa 10-12 jam).
b)       Tes Toleransi Glukosa Oral (glukosa 2 jam setelah minum glukosa 75 gram). HbA1c (Glycosylated hemoglobin) untuk mengetahui kadar glukosa darah rata-rata selama 3 bulan terakhir.
Tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi DMG (diabetes mellitus gestasional)/kencing manis dalam kehamilan. Glukosa puasa dan tes toleransi glukosa oral dilakukan bila terdapat risiko DMG pada trimester pertama atau saat pertama terdiagnosis hamil, atau pada usia 24-28 minggu bila tidak ada risiko DMG.
3)      Virus Hepatitis
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin di dalam kandungan, maka pemeriksaan laboratorium penting dilakukan selama kehamilan  
a)       HBsAg (antigen hepatitis B), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis B.
b)       Anti HBs (antibodi hepatitis B), untuk mendeteksi apakah sudah memiliki antibodi terhadap hepatitis B.
c)       Anti HCV Total (antigen hepatitis C), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis C.
4)       Serologi
Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya sifilis - jika terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin. Jika terdeteksi maka segera dilakukan terapi.
a)       VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) yaitu skrining untuk penyakit sifilis.
b)       TPHA (Treponema Pallidum Hemagglutination Assay), pemeriksaan lanjutan untuk konfirmasi penyakit sifilis.
5)       Anti HIV
Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan mendeteksi adanya infeksi virus HIV yang berpotensi menular pada janin. Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus segera diterapi dengan antivirus dan persalinannya dilakukan secara bedah sesar untuk mencegah bayi tertular virus HIV.
Tes HBsAg, Anti HCV, TORCH, VDRL, TPHA, anti HIV dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
6)      Urine (Urinalisa)
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini yaitu untuk mendeteksi infeksi saluran kemih dan kelainan lain di saluran kemih serta kelainan sistemik yang bermanifestasi di urine/air seni. Jika infeksi di saluran kemih tidak diobati, dapat menyebabkan kontraksi dan kelahiran prematur atau ketuban pecah dini. Tes ini dilakukan pada trimester pertama atau kedua kehamilan.
7)       Hormon Kehamilan 
Tes ini dilakukan pada trimester pertama, yang terdiri dari pemeriksaan laboratorium :
a)       Hormon bHCG darah, yaitu hormon kehamilan dalam darah untuk mendeteksi kehamilan di trimester awal yang meragukan karena belum tampak pada USG.
b)       Hormon Progesteron: Hormon yang mensupport kehamilan, untuk mendeteksi apakah hormon ini cukup kadarnya atau perlu suplemen progesteron dari luar.
c)       Hormon Estradiol: hormon yang mensupport kehamilan, untuk mendeteksi apakah kadarnya normal atau tidak.
8)      Virus TORCH
Pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan lainnya yaitu pemeriksaan TORCH. TORCH adalah penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil mengidap penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCH terdiri dari toksoplasma, rubella, CMV dan herpes. Infeksi TORCH dapat terdeteksi dari adanya antibodi yang muncul sebagai reaksi terhadap infeksi. terdiri dari:
a)        Toxoplasma IgG dan IgM: antibodi terhadap parasit toxoplasma gondii yaitu untuk mendeteksi apakah terdapat infeksi Toxoplasma.
b)       Rubella IgG dan IgM: antibodi terhadap virus campak Jerman, untuk mendeteksi apakah terinfeksi virus tersebut atau tidak.
c)       Cytomegalovirus (CMV) IgG dan IgM: antibodi terhadap virus Citomegalo, untuk mendeteksi apakah terinfeksi virus CMV atau tidak.
d)       Herpes Simplex Virus 1 IgG dan IgM: antibodi terhadap virus herpes simplex 1, untuk mendeteksi apakah terinfeksi HSV1.
e)       Herpes Simplex Virus 2 IgG dan IgM: antibodi terhadap virus herpes simplex 2, untuk mendeteksi apakah terinfeksi HSV2.

Bila terdapat kelainan atau komplikasi dalam pemeriksaan fisik dan laboratorium maka sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis kandungan. Bila tidak terdapat kelainan maka pemeriksaan kehamilan tetap dapat dilakukan di bidan atau puskesmas.
2.      Pemeriksaan pada umur kehamilan 4-6 bulan
Pada pemeriksaan tahap kedua ini beberapa hal yang akan diperiksa adalah :
a.       Anamnesa, Pemeriksaan fisik, Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
b.      Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut janin dan pemeriksaan fisik menyeluruh serta pemeriksaan dalam bila pada kunjungan pertama tidak dilakukan.
c.       Pemeriksaan laboratorium.
Anda akan ditawari untuk melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa
1)      Golongan darah anda
2)      Apakah darah anda mempunyai rhesus negatif atau positif – sebagian kecil ibu memiliki rhesus negatif. Sebagian ibu yang rhesus negatif akan memerlukan suntikan setelah kelahiran bayi pertama mereka untuk melindungi bayi berikutnya dari anemia.
3)      Apakah anda penderita anemia : jika anda penderita anemia, anda mungkin akan diberi tablet besi dan asam folat. Pada pemriksaan darah pasien dinilai anemia atau tidak dengan melakukan tes HB.
Hasil pemeriksaan HB dengan metode Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
a)      HB 11 gr % Tidak anemia
b)      9 – 10 gr % Anemia ringan
c)      7 – 8 gr % Anemia sedang
d)     < 7 gr % Anemia berat
4)       Daya tahan tubuh anda terhadap rubela (campak Jerman) : jika anda mendapat rubela di awal-awal masa kehamilan, penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi bayi dalam kandungan anda.
5)      Sifilis : deteksi dan perawatan sedini mungkin bagi wanita penderita penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks ini merupakan sesuatu yang vital.
6)      Hepatitis B – ini merupakan virus yang menyebabkan penyakit hati dan dapat menular pada bayi. Sang bayi dapat diimunisasi pada saat lahir untuk mencegah penularan.
Sejumlah tes mungkin akan ditawarkan pada kunjungan pertama anda. Bicarakan alasan tes tersebut dengan bidan atau dokter anda sehingga anda dapat menentukan pilihan apakah harus melakukan tes tersebut atau tidak berdasarkan informasi lengkap.Mintalah dokter atau bidan anda menerangkan hasil tes tersebut jika anda memutuskan untuk menjalaninya.
3.      Pemeriksaan pada umur kehamilan 7-9 bulan
Beberapa hal yang dilakukan pada pemeriksaan tahap ketiga ini adalah: Anamnesa, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan laboratorium.
a.       Anda akan ditanyakan mengenai kondisi selama kehamilan, keluhan-keluhan yang muncul dan tanda-tanda pergerakan janin.
b.      Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut janin, pemeriksaan Leopold (pemeriksaan kandungan melalui perut) dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
c.       Pemeriksaan laboratorium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar