Selasa, 20 September 2016

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARIA



SISTEM PERKEMIHAN


A.    DEFINISI

Sisteem saluran perkemihan atau yang biasa disebut system perkemihan atau saluran kemih (tractus urinarius)  meerupakan seekumpulan organ dalam tubuh yang membentuk sebuah saluran untuk menyaring darah agar terbebas dari zat-zat yang tidak diperlukan tubuh untuk dikeluarkan bersama air dan menyerap kembali zat-zat yang masih diperlukan tubuh untuk membantu fungsi seluler dalam tubuh.
System perkemihan adalah suatu system dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih  dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (aiar kemih).

B.     BAGIAN-BAGIAN

1.      Ginjal (renal)

a.       Definisi

Renal merupakan salah satu organ dalam system urinaria yang terdiri dari 2 buah, kiri dan kanan yang berfungsi menyaring darah agar terbebas dari zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh untuk dikeluarkan menuju ureter bersama air dan untuk menyerap kembali zat-zat yang masih diperlukan untuk menjalankan fungsi seluler.

b.      Letak

Renal terletak melekat pada dinding posterior cavum abdominalis sejajar vertebra lumbalis III.
Renalis ddextra terletak lebih rndah dan ukurannya lebih kecil daripada renalis sisnistra karena tertekan oleh organ hepar yang berada di superior ddextra cavum abdominalis.

c.       Ukuran

Renal memiliki panjang 6 – 7 cm dengan ketebalan (lebar) antara 1,5 – 2,5 cm.

d.      Bentuk

Renal memiliki bentuk seperti sebuah kacang.

e.       Bagian dan lapisan

Bila sebuah renal kita iris memanjang, maka akan tampak bahwa renal terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kulit luar disebut kortex, bagian tengah disebut medulla (sumsum renal), dan bagian rongga renal disebut pelvis renalis.
Bagian kortex dibungkus oleh selaput jaringan fibrous yang disebut capsula renalis.
Medulla renalis tersusun atas 15 – 16 buah jaringan massa yang berbentuk kerucut yang dinamakan pyramida renalis.  Dasar daripada pyramida renalis merupakan bagian pertemuan antara kortex dengan medulla renalis. Sedangkan bagian apex dari pyramida renalis akan membentuk lubang kecil yang disebut papilla renalis.
Pada bagian kortex terdapat bagian terkecil dari renal yang tampak seperti garis-garis panjang disebut nefron. Jumlah nefron pada masing-masing renal manusia sekitar 1 juta nefron. Nefron berfungsi untuk menyaring darah hingga terbentuk urine. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler-kapiler darah yang tersusun bergumpal-gumpal disebut glomerolus. Masing-masing glomerolus dikelilingi oleh siimpai bowman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bowman dinamakan badan malphigi. Pada badan malphigi inilah terjadi proses penyaringan darah. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan memasuki simpai bowman, kemudian akan menuju ke pembuluh yang merupakan kelanjutan dari simpai bowman yang terdapat dalam medulla renalis.
Dalam medulla renalis terdapat beberapa bagian yang berbentuk kerucut yang disebut pyramida renalis, dengan basis menghadap kortex sedangkan apex menghadap kearah pelvis renal. Pyramida renalis berjumlah antara 8 – 16 atau hingga 18 buah dan didalamnya tampak bergaris-garis karena terdiri atas berkas saluran pipa atau pembuluh yang parallel yang disebut tubulus dan duktus koligentes.
Diantara pyramida renalis terdapat bagian dari kortex yang disebut collumna renalis. Pada bagian ini berkumpul ribuan tubulus dan duktus koligentes yang merupakan kelanjutan dari simpai bowman. Dan didalam tubulus serta ductus colligentes inilah terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah.
Satu buah pyramid dengan jaringan kortex didalamnya dinamakan lobus renalis.
Pelvis renalis adalah ujung dari ureter yang berpangkal pada medulla renalis yang berbentuk corong lebar. Sebelum berbatasan dengan medulla renalis, pelvis renal bercabang 2 atau 3 yang disebut calix mayor, dan kemudian masing-masing kalix mayor bercabang menjadi calix minor lalu masing-masing calyx minor akan menutupi papilla renalis dari sebuah pyramida renalis.
Pada bagian kutub  atas renal terdapat sebuah organ yang berbentuk seperti segitiga sama sisi berupa kelenjar buntu (kelenjar endokrin) yang dinamakan kelenjar supra renal (glandula supra renalis). Fungsi kelenjar ini adalah mensekresikan hormone yang bertugas mengatur kadar jumlah air dan mineral dalam tubuh serta mengatur tingkat stress seseorang, (selanjutnya dibahas dalam Bab Kelenjar Endokrin)

f.       Fungsi

Fungsi renal adalah :
1)      Mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen-nitrogen, misalnya ammonia
2)      Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan yang berbahaya (misalnya obat-obatan, bakteri, dan zat pewarna atau racun)
3)      Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi
4)      Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa
5)      Mengeluarkan racun (toksin)

g.      Peredaran darah ginjal

Renal mendapat darah  dari aorta  abdominalis yang   mempunyai  percabangan arteri renalis yang berpasangan  kiri dan kanan dan bercabang  menjadi  arteri interlobaris  kemudian menjadi arteri  aquata.  Arteeerei interlobularis yang berada di tepi renal bercabang menjadi kapiler    membentuk  gumpalan yang disebut  dengan  glomerolus  dan  ddikeelilingi oleh  alat yang disebut  dengan  simpai bowman  yang didalamnya   terjadi penyadangan pertama dan  kapiler darah yang meninggalkan  simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

h.      Persarafan ginjal

Renal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang  masuk ke dadlam renal. Saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh  darah   yang masuk ke renal.


2.      Saluran ginjal (ureter)

a.       Definisi

Uretr merupakan sebuah organ dalam system urinaria yang berbentuk menyerupai pipa panjang.

b.      Letak

Ureter terletak sebagian dalam cavum abdominalis dan sebagian lagi terletak  dalam cavum pelvis

c.       Ukuran

Ureter manusia rata-rata memiliki panjang 25 – 30 cm dengan diameter sekitar 4,5  cm

d.      Bentuk

Ureter berbentuk menyeerupai pipa panjang yang kecil

e.       Lapisan-lapisan

Ureter memiliki 3 buah lapisan,yaitu:
1)      Lapisan  luar yang  terdiri dari jaringan ikat fibrous
2)      Lapisan tengah yang  terdiri dari jaringan  otot polos
3)      Lapisan dalam yang terdiri  dari jaringan ikat  mucousa

f.       Fungsi
Ureter  memiliki fungsi mengalirkan urine yang telah  dibentuk  oleh renal menuju vesica urinaris (kandung kemih)
Ureter bekerja dengan cara gerak peristaltic untuk mendorong urine yang berasal dari renal menuju vesica urinaria.

3.      Kandung kemih (vesica urinaria)

a.       Definsi

Sebuah organ  dalam system  perkemihan manusia yang dapat mengembang dan menciut.

b.      Letak

Vesica urinaria terletak di sebelah posterior simpisis pubis dalam cavum pelvis.

c.       Ukuran

Kapasitas maksimal vesica urinaria dalam menampung urine sekitar 170 – 250 ml.

d.      Bentuk

Vesica urinaria memiliki bentuk seperti buah pear atau seperti sebuah corong terbalik.

e.       Bagian-bagian dan lapisan-lapisan

Vesica urinaria terdiri dari 3 bagian yaitu :
1)      Fundus = merupakan bagian yang menghadap ke sebelah posterior dan inferior.
2)      Corpus = merupakan bagian yang berada antara fundus dengan vertex
3)      Vertex = merupakan bagian yang runcing ke arah anterior berhubungan dengan ligamentum vesica umbilicalis

Vesica urinaria memiliki 3 buah lapisan , yaitu :
1)      Lapisan luar terdiri dari selaput membrane serousa yang berhubungan dengan peritoneum
2)      Lapisan tengah terdiri dari jaringan otot yang disebut tunika muscularis
3)      Lapisan dalam terdiri dari lapisan mucousa yang dibungkus oleh selaput mucousa.

f.       Fungsi

Vesica urinaria memiliki fungsi menampung urine yang telah dibawa oleh ureter sebelum dikeluarkan tubuh melalui uretra.

4.      Saluran kemih (urethra)

a.       Definisi

Urethra merupakan salah satu organ dalam system urinarria yang menyerupai pipa berfungsi mengalirkan urine yang berasal dari vesica urinaria menuju keluar tubuh.

b.      Letak

Uretra terletak di sebelah inferior dari vesica urinaria.
Pada urethra laki-laki berjalan berkelok-kelok  mulai dari orifisium urethra vesica urinaria melewati medial glandula prostatica kemudian menembus lapisan fiborousa dan os pubis hingga menuju penis.
Sedangkan pada urethra perempuan terletak sebelah posterior symphisis pubis berjalan miring kearah superior.

c.       Ukuran

Ukuran uretra laki-laki memiliki panjang sekitar antara 17 – 22,5 cm.
Sedangkan ukuran uretra perempuan memiliki panjang sekitar antara 2,5 – 4 cm.

d.      Bentuk

Urethra memiliki bentuk yang menyerupai pipa panjang yang sempit.

e.       Bagian-bagian dan lapisan-lapisan

Uretrha laki-laki memiliki 3 buah bagian, yaitu :
1)      Pars prostatica
2)      Pars membranoosa
3)      Pars cavernosa

Urethra laki-laki terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1)      Lapisan luar terdiri dari jaringan otot yang disebut tunica muscularis atau sphincter muscularis urethra
2)      Lapisan tengah terdiri dari selaput mucousa yang disebut tunica mucousa
3)      Lapisan dalam terdiri dari selaput bawah mucousa yang disebut tunica sub mucousa.

Sedangkan urethra perempuan memiliki 3 lapisan, yaitu :
1)      Lapisan luar terdiri dari jaringan otot yang disebut tunica muscularis atau sphincter muscularis urethra
2)      Lapisan tengah terdiri dari selaput spongiosa yang disebut tunica spongiosa
3)      Lapisan dalam terdiri dari selaput mucousa yang disebut tunica mucousa

f.       Fungsi

Urethra, baik laki-laki maupun perempuan memiliki fungsi mengalirkan urine keluar tubuh.
Urethra laki-laki, selain mengalirkan urine, juga mengalirkan sperma yang berasal dari glandula prostatica dan vesicula seminalis.

C.     FISIOLOGI PERKEMIHAN

1.      Proses pembentukan urine

Proses pembentukan urine terjadi melalui 3 proses utama, yaitu :
a.       Proses filtrasi
Proses pembentukan urine yang pertama kali terjadi di glomerolus. Glomerolus merupakan ultra filtrasi (saringan ultra) yang hasil saringannya dinamakan filtrate glomerolus. Setiap 1 menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 500 ml plasma mengalir melalui semua glomerolus renal dan sekitar 100 ml dari itu disaring keluar glomerolus dan disimpan dalam simpai bowman. Cairan yang tersimpan terdiri dari glukosa, air, sodium klorida, sulfat, bikarbonat, dan lain-lain.
Proses filtrasi ini terjadi karena permukaan afferent lebih besar dari dari permukaan efferent sehingga terjadi penyerapan darah.
b.      Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif terjadi di tubulus proximal yang dikenal obligator reabsorpsi.
Kemudian proses penyerapan kembali dari sodium dan ion bikarbonat terjadi di tubulus distal secara aktif yang dikenal rabsorpsi fakultatif.
Sisa proses reabsorpsi akan dialirkan ke papilla renalis
c.       Proses sekresi
Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala renalis selanjutnya diteruskan keluar.

2.      Proses mikturisi / miksi

Mikturisi / miksi adalah peristiwa pembuangan urine yang mengalir melalui urethra setelah tertahan dalam vesica urinaria.
Mikturisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya ditimbulkan oleh kontraksi otot abdominal yang menekan vesica urinaria untuk membantu mengosongkannya.
Keinginan untuk miksi disebabkan oleh karena penambahan tekanan didalam vesica urinaria karena volume didalamnya meningkat hingga antara 170 ml – 230 ml.
Vesica urinaria dikendalikan oleh saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari plexus hipogastrica.

3.      Komposisi urine normal

Komposisi urine normal mengandung zat-zat tertentu. Dengan melihat kompisisi urine normal kita dapat mebandingkannya dengan komposisi urine yang tidak normal. Komposisi urine yang normal hampir sama pada setiap orang.
Kurnadi (2008) menyatakan bahwa komposisi, pH, dan volume urine seseorang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh (homeostatis) akan zat-zat t ertentu, pengeluaran racun, dan pengeluaran asam tubuh yang kesemuanya tergantung pada jenis makanan dan air yang diminum orang tersebut. Menurut Winata Sasmita (1986) urine normal biasanya berwarna jernih atau sedikit berwarna kuning yang disebabkan oleh pigmen urochrom (bilirubin dan biliverdin). Massa jenis urine yaitu ± 1,004 – 1,005. Lebih lanjut Kurnadi (2008) menjelaskan bahwa semakin pekat urine yang ditunjukkan dengan warna semakin kuning hingga coklat warna urine seseorang, maka makin tinggi berat jenis urinenya. Urine yang keruh biasanya menunjukkan adanya Kristal-kristal garam atau lendir. Berat jenis lendir yang normal yaitu antara 1,002 – 1,035. Bila dibiarkan beberapa lama, maka  urine akan semakin berbau pesing karena terbentuk amoniak (NH3) dari urine atau Ureum. Volume urine yang normal pada manusia dewasa adalah 900 ml – 2100 ml per hari dengan komposisi air 95 % dan pH normal antara 4,50 – 8,00.
Menurut Kurnadi (2008) ada beberapa factor yang mempengaruhi volume urine, yaitu :
a.       Kekentalan cairan tubuh
b.      Suhu udara
c.       Obat-obatan diuretika
d.      Kondisi stress
e.       Konsumsi alcohol, kopi, aminophylin dan digitalis dapat meningkatkan volume urine.
Komposisi urine normal pada manusia (Winatasasmita, 1986) dapat dilihat pada table berikut ini :

Komposisi
Gram / 24 jam
air
12,00 – 14,00
Urea/ureum
25,00 – 28,50
Uric acid
0,60
Creatinin
1,50
Ammonia
0,70
Asam kipurat
0,60
Allantoin
0,001
Karbohidrat
0,90
Asam oxalat
0,02
Asam laktat
0,01
Keton (aseton)
0,01
Asam amino
3,00
Chloride
12,00
Asam fosfat
2,30
Asam sulfat
1,80
Kalium
2,00
Natrium
6,00
Calsium
0,20
Magnesium
0,20
Ferrous
0,001


Sifat fisik urine normal adalah sebagai berikut :
a.       Jumlah sekresi sekitar 1500 ml – 2000 ml.
b.      Warna kuning muda jernih
c.       Berbau khas amoniak
d.      Berat jenis 1,015 – 1,020
e.       Sifat reaksi asam hingga pH 6,00

D.    GANGGUAN DAN MASALAH PERKEMIHAN

Beberapa keadaan yang dapat mengganggu system urinaria diantaranya adalah :
1.      Dysuria  = suatu keadaan terasa nyeri saat mikturisi
2.      Inccontinentia urinae = suatu  kondisi tidak mampu menahan untuk mikturisi
3.      Retention urinae = suatu kondisi tertahannya urine didalam vesica urinaria
4.      Enuresis = suatu kondisi tidak mampu mengontrol berkemih (mengompol)
5.      Enuresis nocturnal = suatu kondisi tidak mampu mengontrol mikturisi pada malam hari (mengompol pada malam hari)
6.      Oliguria = suatu kondisi dimana jumlah sekresi urine kurang dari normal (< 1500  ml  / hari)
7.      Anuria = suatu kondisi tidak terbentuknya  urine dalam system urinaria
8.      Poliuria = suatu kondisi dimana jumlah sekresi urine lebih dari normal (> 2000 ml / hari) atau frekuensi mikturisi lebih sering dari normal
9.      Glukosuria = suatu kondisi dimana jumlah gula dalam urine lebih dari normal
10.  Proteinuria = suatu kondisi dimana jumlah protein dalam urine lebih dari normal
11.  Hematuria = suatu kondisi dimana adanya darah dalam urine
12.  Leukosuria = suatu kondisi dimana adanya leukosit dalam urine

Adapun penyebab terjadinya  gangguan dalam system urinaria adalah :
1.      Sumbatan (obstruksi)
Misalnya :
a.       Terbentuknya batu saluran kemih, seperti  nefrolithiasis, ureterolithiasis, vesicolithiasis, uretherolithiasis.
b.      Adanya  benda  asing (corpus alienum)
c.       Tumor
d.      Atau stricture tractus urinaria
2.      Infeksi
Misalnya :
a.       Nefritis
b.      Pyelonefritis
c.       Ureteritis
d.      Cystitits
e.       uretheritis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar