Selasa, 20 September 2016

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN



SISTEM PENCERNAAN


A.    DEFINISI
Merupakana sekumpulan organ-organ dalam tubuh manusia yang dimulai dari mulut hingga anus sebagai alat untuk menerima, mencerna, mengolah, dan metabolisme makanan serta zat-zat nutrisi yang terekandung dalam makanan.

B.     BAGIAN-BAGIAN
Organ-organ dalam system pencerenaan yaitu :
1.      Mulut (oris = oral = orii)
2.      Kerongkongan (oesofagua = esophagus = usophagus)
3.      Labung (gaster = ventriculi)
4.      Usus (intestinum = intestinal) yang  terdiri dari  :
a.       Usus halus atau usus kecil (intestinum minor) meliputi :
1)      Duodenum
2)      Jejunum
3)      Ileum
b.      Usus besar (intestinum mayor) meliputi :
1)      Caecum
2)      Colon ascendens
3)      Colon tranversum
4)      Colon descendens
5)      Colon zygmoid
6)      Rectum
5.      Anus

C.     MULUT (ORIS  =  ORAL  =   ORII)
1.      Definsi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan berbentuk menyerupai  rongga besar (cavum) sebagai pintu masuk yang pertama kali bertemu  dengan makanan.
2.      Bagian-bagian
Secara garis besar terdiri dari 2 bagian, yaitu :
a.       Bagian luar, merupakan bagian yang sempit yang terdiri dari :
1)      Gusi
Merupakan lapisan epitel cavum oral sebagai tempat melekanya gigi (dentis)
2)      Bibir
Merupakan sekumpulan lipatan otot yang membentuk gerbang cavum oral mulut. Otot tersebut diantaranya adalah Musculus orbiculaaris oris yang menutupi seluruh cavum oris, musculus levator anguli oris yang mengangkat bibir, musculus depresor anguli oris yang menekan ujung mulut.
3)      Gigi (dentis)
Merupakan salah satu organ dalam cavum oral yang terdiri dari jaringan ikat kuat yang memiliki struktur menyerupai tulang keras.
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a)      Mahkota dentis
Merupakan bagian dari  d dentis yang menonjol keluar dari gusi ke dalam peremukaan mukosa cavum oral.
b)      Collumna dentis
Merupakan bagian dari dentis yang terletak  diantara mahkota dan akar dentis.
c)      Akar dentis
Merupakan bagian dari dentis yang menonjol ke dalam soket os maksilaris dan os mandibularis.
Dentis memiliki 3 lapisan, yaitu :
a)      Lapisan luar (enamel dan sementum)
Enamel merupakan lapisan permukaan luar dari dentis sebagai pembungkus yang terdapat pada mahkota dentis yang terdiri dari lapisan garam kristaloid.
Sementum merupakan bahan tulang yang disekresikan oleh sel-sel yang terletak dalam membrane pereiodontal yang membungkus bagian akar dentis.
b)      Lapisan tengah (dentin)
Marupakan bagian badan utama dari dentis yang terdiri dari struktur kristaloid menyerupai tulang keras.
c)      Lapisan dalam (ruang pulpa/pulpa)
Merupakan jaringan ikat yang disuplai oleh banyak sekali serat saraf, pembuluh darah dan limfatik yang dibatasi oleh sel-sel odontoblast.
Setiap manusia memiliki 2 buah susunan ddentis selama masa kehidupannya, yaitu :
a)      Gigi susu atau gigi sulung ( decidua dentis)
Merupakan gigi yang pertama kali tumbuh kehidupan yang dimulai pada usia 6 – 7 bulan masa kehidupan dan mulai lengkap pada usia 2 – 3 tahun masa kehidupan. Jumlah seluruhnya adalah 20 buah yang terdiri dari :
(1)   Gigi seri (insicivus dentis) berjumlah 8 buah, sebelah atas (4) dan bawah (4).
(2)   Gigi taring (Caninus dentis) berjumlah 4 buah, sebelah atas (2) dan bawah (2).
(3)   Gigi geraham (molare dentis) berjumlah 8 buah, sebelah atas (4) dan bawah (4)
b)      Gigi tetap atau gigi permanen (permanent dentis)
Mereupakan gigi yang tumbuh setelah gigi susu atau gigi sulung (deciduas dentis) mengalami erupsi yang dimulai pada usia antara 6 – 18 tahun masa kehidupan. Jumlahnya 32 buah yang terdiri dari :
(1)   Gigi seri (incisivus dentis) berjumlah 8 buah, sebelah atas (4) dan sebelah bawah (4)
(2)   Gigi taring (caninus dentis) berejumlah 4 buah, sebelah atas (2) dan bawah (2).
(3)   Gigi geraham depan (Premolare dentis) berjumlah 8 buah, sebelah atas (4) dan sebelah bawah (4)
(4)   Gigi geraham belakang (Molare dentis) berjumlah 12 buah, sebelah atas (6) dadn sebelah bawah (6)
4)      Pipi
Merupakan sekumpulan jaringan otot dan jaringan ikat lainnya yang dilapisi selaput epitel membentuk dinding dextra dan sinistra cavum oral serta menghubungkan antara maxilaris dengan mandibularis
b.      Bagian dalam, merupakan bagian yang memiliki rongga yang luas yang terdiri dari :
1)      Os maksilaris, yang pada bagian posteriornya terdapat Glandula parotidea = Glandula parotis (kelenjar air liur)
2)      Os mandibularis, yang teredapat didalamnya Glandula sub mandibularis (kelenjar bawah tulang rahang bawah) dan Glandula sub lingualis (kelenjar bawah lidah)
3)      Os palatum (tulang langit-langit) yang terdiri dari 2 bagian, yaitu os palatum durum (tulang langit-langit keras) terletak bagian anterior cavum oral, dan os palatum molle (tulang langit-langit lunak) yang terletak di bagian posterior cavum oral dekat dengan uvula.
4)      Uvula (anak tekak) = anak kerongkongan) merupakan bagian yang membentuk sebelah posterior cavum oral yang pada sisi dextra dan sinistranya terdapat tonsil (amandel)
3.      Letak dan batas
Cavum oral terletak di sebelah inferior dari cavum nasal sebelah superior dari servicalis dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas superior       :     cavum nasal melalui os palatum
Batas inferior        :     mandibularis melalui tongue/lingua
Batas anterior        :     vestibulum
Batas posterior      :     faring melalui uvula
4.      Fungsi
Oris memiliki fungsi sebagai berikut :
a.       Alat untuk yang pertama kali menerima makanan dan minuman
b.      Alat untuk memotong, mengiris, mengolah dan menghancurkan makanan menjadi bentuk yang lebih kecil sehingga dapat dimetabolisme oleh organ selanjutnya.
c.       Mensekresikan enzim-enzim pencernaan melalui kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam cavum oris, yaitu :
1)      Glandula parotidea = glandula parotis (kelenjar air liur/ludah), mensekresikan enzim ptyalin (alfa-amilase) yang merubah karbohidrat menjadi maltose
2)      Glandula sublingualis (kelenjar bawah lidah), mensekresikan enzim mucyn sebagai pelumas dan perlindungan permikaan cavum oral
3)      Glandula submandibularis (kelenjar bawah rahang bawah) mensekresikan enzim yang sama dengan Glandula sublingualis.

D.    KERONGKONGAN/TEKAK  (OESOFAGUS  =  ESOFAGUS =   USOFAGUS)
1.      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang berbentuk menyerupai pipa panjang dengan ukuran panjang sekitar 20 – 25 cm dan berdiameter 2,54 cm sebagai penghubung antara cavum oral dengan gaster.
2.      Bagian-bagian
Oesofagus memiliki 3 bagian, yaitu 1/3 proximal dinamakan pars superior, 1/3 medial dinamakan parsa medialis, dan 1/3 distal dinamakan pars inferior.
3.      Letak dan batas
Oesofagus berawal pada area laringofaring, melewati diafragma dan hiatus oesofagus pada area sekitar vertebra thorakalis ke – 10, dan membuka kea rah gaster.
Oesofagus terletak diantara cavum oral dengan gaster disebelah posterior dari cavum thorax dengan batas-batas sebagai berikut :
Anterior           :     trakea
Posterior          :     veretebra thorakalis
Superior           :     cavum oral
Inferior            :     gaster
4.      Fungsi
Oesofagus memiliki fungsi sebagai berikut :
a.       penghubung antara cavum oral dengan gaster
b.      merupakan tempat dilaluinya makanan.
c.       Menggerakkan makanan dari faring keg aster melalui gerak peristaltic

E.     LAMBUNG (GASTER = VENTRICULI)
1.      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang berbentuk seperti kantung menyerupai huruf J atau seperti sebuah kacang sebagai tempat menampung sementara makanan dalam bentuk seperti bubur yang berasal dari oesofagus.
2.      Bagian-bagian
Gaster terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a.       Bagian superior dinamakan fundus. Pada bagian ini terdapat suatu bagian yang berhubungan dengan oesofagus dinamakan cardiac.
b.      Bagian medialis dinamakan corpus. Pada bagian ini terdapat bagian yang melengkung sebelah lateral dinamakan Curvatura mayor Dan bagian yang melengkung sebelah medial  dinamakan.Curvatura minor.
c.       Bagian inferior dinamakan pylori. Pada bagian ini terdapat bagian yang berhubungan dengan intestinum dinamakan anatrum pyloric yang terdiri dari musculus sphincter pyloric.
Gaster memiliki 3 buah lapisan, yaitu :
a.       Lapisan externa yang terdiri dari jaringan ikat dinamakan lapisan selaput serousa.
b.      Lapisan medial yang terdiri dari jaringan otot yaitu otot melintang, miring, dan melingkar.
c.       Lapisan interna yang terdiri dari jaringan ikat selaput mukosa epitel.
3.      Letak dan batas
Gaster terletak didalam cavum abdomen dibawah diafragma sebelah posterior sinistra dari hepar.
Batas superior             :     berhubungan dengan oesofagus
Batas inferior              :     berhubungan dengan intestinum minor
Batas anterior              :     berhubungan dengan hepar
Batas posterior            :     berhubungan dengan limpa (lien)
4.      Fungsi
Gaster berfungsi sebagai :
a.       gudang makanan yang merupakan tempat menampung sementara makanan dalam bentuk seperti bubur yang kemudian dihancurkan dan dihaluskan melalui gerak peristaltic dan asimilasi enzim gaster.
b.      Mensekresi enzim dan mengasimilasinya dengan makanan yang ada pada gaster.
c.       Memproduksi chimus dan mucus
d.      Mensekresikan factor intrinsic yang akan berasimilasi dengan vitamin B12 agar mudah diabsorbsi colon.
e.       Digesti protein melalui enzim gaster
Enzim yang disekresikan oleh gaster adalah :
a.       Enzim pepsin, berfungsi memecah protein menjadi asam amino berupa albumin dan pepton
b.      Enzim rennin, berfungsi membentuk kasein yang berasal dari protein susu (kaseinogen)
c.       Enzim lipase gastric, berfungsi menghidrolisis (memecah) lemak menjadi asam lemak
Lapisan interna dari gaster yang terdiri dari selaput mukosa epitel juga mensekresikan cairan yang bersifat asam yang disebut Asam Hidroklorida (Asam HCl) yang dikenal dengan asam lambung yang berfungsi sebagai zat antiseptic dan desinfektan bagi saluran cerna.
Cairan yang memiliki tingkat keasaman pH 1 tersebut disekresikan oleh gaster dengan rangsangan dari lingkungan luar tubuh apabila kita merasakan atau mencium aroma makanan atau apabila kita sedang dalam keadaan stress, emosi, takut, dan cemas.
Gaster mensekresikan HCl secara normal antara 2 – 4 liter per hari.
Selain itu gaster juga mensekresikan factor intrinsic yang disebut factor pembuat darah dari Castle yang berfungsi mengikat vitamin B12 agar dapat di absorbs didalam Illeum. Adanya gangguan pada factor ini seseorang akan mengalami kekurangan sel darah merah merah akibat kekurangan vitamin B12 didalam tubuhnya yang dinamakan Anemia Pernisiosa.

F.      USUS (INTESTINUM = INTESTINAL)
1.      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang berbentuk menyerupai saluran pipa yang panjang sebagai tempat metabolisme sebagian zat nutrisi dan dilaluinya makanan sebelum mencapai saluran pembuangan (anus).
2.      Bagian-bagian
Secara garis besar, intestinum terdiri dari 2 bagian, yaitu Intestinum Minor (usus kecil atau sering disebut usus halus) dan Intestinum Mayor (usus besar.
a.       Intestinum minor
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang menyerupai pipa dengan ukuran panjang sekitar 3 – 5  meter dan lebar diameter  sekitar 2,5 cm yang menghubungkan antara gaster dengan intestinum mayor.
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1)      Duodenum (usus 12 jari)
a)      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system saluran cerna yang menjadi bagian dari intestinum minor yang menghubungkan antara gaster dengan jejunum.
Duodenum memiliki bentuk seperti tapal kuda dengan panjang sekitar 12 jari manusia pemiliknya atau sekitar antara 25 – 28 cm.
b)      Bagian-bagian
Duodenum memiliki 3 bagian, yaitu :
(1)   Bagian pertama (Pars  superior) merupakan bagian awal dari duodenum yang dimulai dari pintu akhir antrum pylorik gaster. Bagian ini memiliki panjang sekitar 5 cm.
(2)   Bagian tengah (pars transversal) merupakan bagian yang membelok kea rah lateral dextra mengelilingi caput pancreas dan bertemu dengan sebuah saluran yang disebut ampula hepatopankreatika atau ampula vateri (papilla vateri) yang tereletak kira-kira 10 cm dari antrum pylorik gastrika. Saluran ini berfungsi mengalirkan enzim yang disekresikan oleh pancreas dan garam empedu yang disekresikan oleh kantung empedu.
(3)   Bagian yang menaik (pars ascendens) merupakan bagian yang agak menaik dari duodenum yang berfungsi membawa makanan masuk ke dalam jejunum.
c)      Lapisan-lapisan
Secara garis besar duodenum memiliki 3 buah lapisan, yang terdiri dari :
(1)   Lapisan externa adalah selaput membrane serousa
(2)   Lapisan media adalah jaringan otot yang terdiri dari 2 lapisan otot, yaitu musculus longitudinal dan musculus circulair.
(3)   Lapisan interna adalah lapisan mukosa epitel yang terdapat berbagai macam kelenjar didalamnya, diantaranya kelenjar yang berbentuk seperti tandan yang dinamakan kelenjar Brunner yang mensekresikan cairan alkali untuk melindungi duodenum, dan kelenjar Lieberkuhn yang mensekresikan cairan sucus entericus yang juga berfungsi sebagai pelindung duodenum.
d)     Letak dan batas
Duodenum terletak  didalam cavum abdominalis yang memiliki batas-batas sebagai berikut :
Batas anterior adalah selaput peritoneum (lapisan pembungkus cavum abdominalis.
Batas posterior adalah ductus hepatopankreatika yang berhubungan dengan pancreas
Batas superior adalah antrum pyloric gastrrica.
Batas inferior adalah jejunum.
e)      Fungsi
Duodenum memiliki fungsi metabolisme makanan melalui sekresi enzim yang disekresikan oleh kelenjar Lieberkuhn, yaitu :
(1)   Enzim peptidase yang berfungsi memecah-peptida-peptida kecil menjadi asam amino.
(2)   Enzim sukrase, maltase, isomaltase dan lactase yang berfungsi memecah disakarida menjadi monosakarida
(3)   Enzim lipase yang berfungsi memecah lemak netral menjadi asam lemak dan gliserol.
2)      Jejunum (usus kososng)
a)      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang menjadi bagian dari intestinum minor yang berbentuk menyerupai pipa dengan ukuran panjang antara 1 – 2 meter sebagai penghubungan antara duodenum dengan ileum.
b)      Bagian-bagian dan lapisan-lapisan
Jejunum memiliki struktur dan lapisan yang sama dengan duodenum. Hanya saja, pada bagian jejunum memiliki jumlah kelenjar yang lebih sedikit daripada duodenum sehingga proses metabolisme sedikit berkurang ketika sampai di jejunum.
c)      Letak dan batas
Jejunum terletak pada bagian posterior cavum abdominalis melekat pada peritoneum melalui lipatan peritoneum yang disebut mesentrium.
Batas anterior jejunum berhubungan dengan dinding anterior peritoneum.
Batas posterior berhubungan dengan dinding posterior peritoneum.
Batas superior berhubungan dengan duodenum
Batas inferior berhubungan dengan ileum.
d)     Fungsi
Pada jejunum hanya sebagian kecil saja zat-zat yang dimetabolisme, sehingga makanan yang berasal dari duodenum langsung dibawa ke ileum.
3)      Ileum (usus penyerapan)
a)      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang menjadi bagian akhir dari intestinum minor yang berbentuk seperti pipa dengan panjang sekitar 4 – 5 meter yang menghubungkan antara jejunum intestinum minor dengan coecum intestinum mayor
b)      Bagian-bagian dan lapisan-lapisan
Ileum memiliki struktur dan lapisan yang mirip dengan duodenum dengan jumlah kelenjar yang lebih banyak daripada duodenum dan jejunum.
Pada ujung bawah ileum berhubungan dengan salah satu bagian dari intestinum mayor yang disebut coecum (baca : seikum) melalui sebuah katup yang disebut katup illeosecal atau valvula baukhini yang berfungsi mencegah makanan yang sudah berada didalam coecum intestinum mayor kembali masuk ke dalam illeum
c)      Letak dan batas
Ileum sebagian terletak dalam cavum abominalis dan sebagian lagi masuk ke dalam cavum pelvis
Batas anterior berhubungan dengan dinding anterior peritoneum
Batas posterior berhubungan dengan dinding postereior peritoneum
Batas superior berhubungan dengan jejunum
Batas inferior berhubungan coecum intestinum mayor melalui katup illeosecal atau valvula baukhini.
d)     Fungsi
Ileum berfungsi sebgai tempat absorbs sebagian besar zat-zat nutrisi yang terkandung dalam makanan.
b.      Intestinum mayor
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan yang menyerupai pipa dengan ukuran panjang sekitar 1,5 meter dan lebar antara 5 – 6 cm yang menghubungkan antara intestinum minor dengan saluran pembuangan (anus).
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1)      Coecum
a)      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan bagian pertama dari intestinum mayor yang berhubungan dengan bagian akhir dari ileum intestinum minor.
b)      Bagian-bagian
Pada bagian inferiornya teredapat bagian menyerupai umbai cacing yang buntu disebut appendix vermoformis (usus buntu/umbai cacing).
Rata-rata panjang appendix ini sekitar 6 cm.
c)      Lapisan-lapisan
Coecum memiliki 3 buah lapisan, yaitu :
(1)   Lapisan externa terdiri dari jaringan ikat serousa
(2)   Lapisan media terdiri dari jaringan otot yang berbentuk circulair dan longitudinal
(3)   Lapisan interna terdiri dari selaput mucosa
d)     Letak dan batas
Coecum terletak didalam cavum pelvis minor sinistra inferior.
Bagian superior berhubungan dengan colon (usus besar)
Bagian inferior berhubungan dengan appendix vermiformis
Bagian dextra berhubungan dengan ileum terminalis
Bagian sinistra berhubungan dengan peritoneum
e)      Fungsi
Fungsi appendix sampai saai ini belum diketahui secara pasti, tetapi banyak para ilmuwan yang berpendapat bahwa appendix turut berperan membantu dalam system pertahanan tubuh saluran cerna.
2)      Colon (usus besar)
a)      Definisi
Merupakan salah satu organ dalam system pencernaan bagian dari intestinum mayor yang bentuknya menyerupai pipa dengan ukuran panjang sekitar antara 70 – 80 cm sebagai tempat reabsorbsi cairan yang terdapat dalam makanan.
b)      Bagian-bagian dan lapisan
Colon terdiri dari 4 bagian, yaitu :
(1)   Colon ascendens (usus besar yang menaik)
Merupakan bagian dari colon yang arahnya menaik yang memiliki panjang sekitar 13 cm.
Terletak di quadran dextra cavum abdominalis membujur ke atas dari ileum hingga menuju ke bawah hepar. Pada bagian inferior dari hepar ini, colon mulai melengkung ke sinistra dan kemudian melanjutkan diri menjadi colon transversal.
Lengkungan tersebut dinamakan flexura hepatica.
(2)   Colon transversal (usus besar yang melintang
Merupakan bagian dari intestinum mayor yang bentuknya melintang dengan panjang sekitar 38 cm.
Colon ini berjalan melintang ke arah sinistra hingga mendekati bagian inferior dari limpa/lien.
Pada bagian inferior dari limpa/lien ini, colon transversum mulai melengkung ke arah inferior yang kemudian melanjutkan diri menjadi colon descendens.
Lengkungan tersebut dinamakan flexura lienalis.
(3)   Colon descendens (usus besar yang menurun)
Merupakan bagian dari intestinum mayor yang berjalan turun ke bagian inferior dengan panjang sekitar 25 cm.
Terletak membujur dari atas hingga ke bawah pada quadran sinistra cavum abdominalis.
(4)   Colon zygmoid (usus besar yang terakhir)
Merupakan kelanjutan dari colon descendens yang berbentuk menyerupai huruf “S”.
Terletak miring didalam cavum pelvis.
Pada bagian inferiornya berhubungan dengan rectum
c)      Letak dan batas
Colon terletak didalam cavum abdominalis yang berjalan membujur mulai dari sisi dextra kemudian melintang sebelah superior dan berjalan hingga bagian sinistra cavum abdominalis
d)     Fungsi
Secara umum fungsi colon adalah sebagai tempat absorbsi cairan yang terkandung dalam makanan setelah melalui proses metabolisme oleh organ-organ sebelumnya
3)      Rectum
a)      Definsi
Merupakan bagian akhir dari  intestinum mayor dan sebagai kelanjutan dari colon zygmoid serta sebagai tempat penampungan sementara sisa-sisa hsil metabolisme sebelum dibuang melalui anus dengan ukuran panjang sekitar 3 cm.
b)      Letak
Rectum terletak didalam cavum pelvis di sebelah anterior os sacrum dan os coxygeus
c)      Fungsi
Fungsi rectum adalah sebagai tempat penampungan sementara sisa-sisa makanan hasil metabolisme yang beerbentuk faeces sebelum dikeluarkan oleh anus
3.      Lapisan-lapisan
Secara umum, intestinum memiliki 3 buah lapisan, yaitu :
a.       Lapisan externa yang terdiri dari jaringan selaput mukosa
b.      Lapisan media yang terdiri dari beberapa jaringan otot meliputi musculus longitudinal dan musculus circulair
c.       Lapisan interna yang terdiri dari jaringan mukosa epitel yang memiliki beberapa kelenjar yang dapat mensekresikan mucus yang berfungsi sebagai alat pelindung intestinum dan membantu dalam proses metabolisme zat-zat nutrisi yang terkandung dalam makanan.
4.      Fungsi
Secara umum fungsi intestinum adalah melakukan penyerapan (absorbsi) terhadap zat-zat nutrisi yang terkandung dalam makanan termasuk air yang duminum.
Fungsi intestinum mayor secara umum adalah :
a.       Tempat menyerap air dari makanan.
b.      Tempat menetapnya bakteri E. Colli
c.       Tempat penampungan sementara faecces sebagai sisa akhir metabolisme

G.    ANUS
1.      Definisi
Merupakan bagian akhir dari system pencernaan manusia yang menghubungkan rectum dengan dunia luar dan sebagai tempat keluarnya faeces.
2.      Letak dan batas
Anus tereletak di basis cavum pelvis
3.      Bagian dan lapisan
Anus memiliki struktur menyerupai colon dan rectum. Hanya saja pada lapisan medianya memiliki jenis otot yang berbeda. Lapisan otot yang terdapat pada anus terdiri  dari :
a.       Musculus sphincter ani internus (bagian superior) yang bekerja tidak menurut kemauan kita (otot tidak sadar)
b.      Musculus levator ani (bagian media) yang bekerja juga tidak dengan kemauan kita (otot tidak sadar)
c.       Musculus sphincter ani externus (bagian inferior), yang bekerja menurut kemauan kita (otot sadar)
4.      Fungsi
Fungsi dari anus adalah mengeluarkan faeces ke dunia luar yang telah memenuhi rectum.

H.    HEPAR
1.      Definisi
Hepar merupakan kelenjar eksokrim terbesar yang memiliki fungsi untuk menghasilkan empedu, serta juga memiliki fungsi endokrin.
Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang memiliki berat berkisar 1200 – 1600 gr. Berat pada laki-laki 1400 – 1600 gr dan pada perempuan 1200 – 1400 gr (1). Berat hepar tergantung pada berat masing-masing tubuh, yaitu 1,8 % – 3,1 % dari total berat tubuh, pada infant memiliki berat yang agak lebih yaitu kira-kira 5% sampai 6 % dari total berat tubuh.
Ukuran tranversal dari hepar berkisar 20 cm- 22,5 cm, dan ukuran vertikal berkisar 15 cm – 17,5 cm, dengan diameter anteroposterior terbesar berkisar 10 cm–12,5 cm.
Hepar mempunyai konsistensi kenyal, berwarna coklat kemerahan.
Bentuk hepar adalah piramid , yang puncaknya dibentuk oleh bagian pada lobus sinistra, sedangkan basisnya pada sisi lateral kanan yang lokasi pada dinding thorax kanan.
Hepar dibungkus peritoneum viseralis kecuali gallbladder bed, porta hepatis dan di posterior pada daerah yang disebut bare area dari hepar di kanan dari vena cava inferior.
Di bawah peritoneum terdapat kapsula Glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika dan saluran empedu.
2.      Letak dan batas
hepar terletak setinggi costa V pada linea medioclavicularis dextra, setinggi spatium intercosta V di linea medioclavicularis sinistra, di mana bagian caudal dextra (bawah kanan)-nya mengikuti arcus costarum (costa IX - VIII) dan bagian caudal sinistra (bawah kiri)-nya mengikuti arcus costarum (costa VIII - VII).
hepar berbatasan dengan diaphragma (facies diaphragmatica hepatis) dan berbatasan dengan organ-organ lain seperti gasterpars superior duodeni, glandula suprarenalis dexter, sebagian colon transversum, flexura coli dextra, vesica fellea, oesophagus, dan vena cava inferior (facies visceralis hepatis).
3.      Bagian dan lapisan
hepar dilapisi oleh kapsula fibrosa yang disebut Capsula Glisson.
Pada lobus hepatis dextra, terdapat fossa sagittalis sinistra, fossa sagittalis dextra, dan porta hepatis.
Lobus Hepatis Sinistra adalah lobus hepar yang berada di sebelah kiri ligamentum falciforme hepatis. Lobus ini lebih kecil dan pipih jika dibandingkan dengan lobus hepatis dextra. Pada lobus ini, terdapat impressio gastricatuber omentale, dan appendix fibrosa hepatis.
Fossa sagittalis sinistra hepatis terdiri dari fossa ductus venosi dan fossa venae umbilicalis
Fossa sagittalis dextra terdiri dari fossa vesicae fellea dan fossa venae cavae.
Porta hepatis membentuk lobus quadratus hepatis dan lobus caudatus hepatis.
Porta hepatis terdiri dari vena porta, ductus cysticus, ductus hepaticus, dan ductus choledochus, arteri hepatica propria dextra dan arteri hepatica sinistra, serta nervus dan pembuluh lymphe
Vascularisasi hepar oleh:
a.      Circulasi portal
b.      A. Hepatica communis
c.       Vena portae hepatis
d.      Vena hepatica
Arteri hepatica communis berasal dari a.coeliaca. Arteri ini melewati lig. Hepatoduodenale (bersama ductus choledochus, v. portae, pembuluh lymphe dan serabut saraf) dan bercabang menjadi a. hepatica propria dextra dan a.hepatica propria sinistra.
Vena portae hepatis dibentuk oleh v. mesenterica superior dan v.lienalis. Vena ini berjalan melewati lig. hepatoduodenale, bercabang menjadi ramus dexter dan ramus sinister.
Apparatus excretorius hepatis (oleh karena hepar sebenarnya adalah suatu kelenjar raksasa) adalah:
a.       Vessica fellea
b.      Ductus cysticus
c.       Ductus hepaticus, dan
d.      Ductus choledochus
4.      Fungsi
Hepar merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hepar yaitu :
a.      Fungsi hepar sebagai metabolisme karbohidrat
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan satu sama lain.Hepar mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hepar kemudian hepar akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hepar merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hepar mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C) yaitu pyruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
b.      Fungsi hepar sebagai metabolisme lemak
Hepar tidak hanya membentuk / mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1)      Senyawa 4 karbon – KETON BODIES
2)      Senyawa 2 karbon – ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
3)      Pembentukan cholesterol
4)      Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hepar merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresicholesterol. Di mana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid
c.       Fungsi hepar sebagai metabolisme protein
Hepar mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi, hepar juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.Dengan proses transaminasi, hepar memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hepar merupakan satu-satunya organ yang membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea merupakan end productmetabolisme protein. ∂ - globulin selain dibentuk di dalam hepar, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang. β – globulin hanya dibentuk di dalam hepar. Albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000
d.      Fungsi hepar sehubungan dengan pembekuan darah
Hepar merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
e.       Fungsi hepar sebagai metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hepar khususnya vitamin A, D, E, K
f.       Fungsi hepar sebagai detoksikasi
Hepar adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
g.      Fungsi hepar sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai immune livers mechanism.
h.      Fungsi hemodinamik
Hepar menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hepar yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hepar. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.
i.        System Bilier
Fungsi utama dari system bilier adalah sebagai tempat penyimpanan dan saluran cairan empedu ( transportasi empedu dari hepar ke usus halus, mengatur aliran empedu, storage (penyimpanan) dan pengentalan dari empedu ). Empedu di produksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1500 ml/hari. Empedu terdiri dari garam empedu, lesitin dan kolesterl merupakan komponen terbesar (90%) cairan empedu. Sisanya adalah bilirubin, asam lemak dan garam anorganik. Di luar waktu makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50 %. 
Fungsi Empedu sendiri yaitu :
1)       Berperan utk penyerapan lemak yaitu dalam bentuk emulsi, juga penyerapan mineral. Contoh : Ca, Fe, Cu
2)       Merangsang sekresi enzim (Contoh: lipase pankreas)
3)       Penyediaan alkalis utk menetralisir asam lambung di duodenum
4)       Membantu ekskresi bahan-bahan yang telah dimetabolisme di dalam hati
5)       Mengeluarkan beberapa produk buangan penting dari darah terutama meliputi bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk oleh sel-sel hepar.
Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3 faktor , yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledokus. Dalam keadaan puasa produksi akan dialih-alirkan ke dalam kandung empedu.
Setelah makan, kandung empedu berkontraksi , sfingter relaksasi dan empedu mengalir ke dalam duodenum. Aliran tersebut sewaktu-waktu seperti disemprotkan karena secara intermiten tekanan saluran empedu akan lebih tinggi daripada tahanan sfingter.
Hormon kolesistokinin (CCK) dari selaput lendir usus halus yang disekresi karena rangsang makanan berlemak atau produk lipolitik di dalam lumen usus, merangsang nervus vagus , sehingga terjadi kontraksi kandung empedu. Demikian CCK berperan besar terhadap terjadinya kontraksi kandung empedu setelah makan, Empedu yang dikeluarkan dari kandung empedu akan dialirkan ke duktus koledokus yang merupakan lanjutan dari duktus sistikus dan duktus hepatikus. Duktus koledokus kemudian membawa empedu ke bagian atas dari duodenum, dimana empedu mulai membantu proses pemecahan lemak di dalam makanan. Sebagian komponen empedu diserap ulang dalam usus kemudian dieksresikan kembali oleh hati.
j.        Enzim Hati
1)      Alanine aminotransferase ( ALT ) adalah lebih spesifik untuk kerusakan hati. Enzim ini biasanya terkandung dalam sel-sel hati. Jika hati terluka,sel-sel hati menumpahkan enzim-enzim kedalam darah, menaikan tingkat-tingkat enzim dalam darah dan menandai kerusakan hati. Aminotransferase-aminotransferase mengkatalisasi reaksi-reaksi kimia dalam sel - sel dimana suatu  kelompok amino ditransfer dari suatu  molekul donor ke suatu molekul penerima. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati ( hepatosit ), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu.
2)      AST (Enzim aspartate aminotransferase ) adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes inikurang spesifik untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati, peningkatan ALTdan AST akan serupa.
3)      Fosfatase alkali meningkat pada berbagai jenis penyakit hati, tetapi peningkatan ini juga dapatterjadi berhubungan dengan penyakit tidak terkait dengan hati. Fosfatase alkali sebetulnya adalahsuatu kumpulan enzim yang serupa, yang dibuat dalam saluran cairan empedu dan selaput dalamhati, tetapi juga ditemukan dalam banyak jaringan lain. Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat karena alasan apa pun. Di antara yang lain, peningkatan pada fosfatase alkali dapat terjadi terkait dengan sirosis dan kanker hati.
4)      GGT sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada hatisecara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain hati. Serupa dengan fosfatasealkali, GGT dapat meningkat dalam darah pasien dengan penyakit saluran cairan empedu. Namun tes GGT sangat peka, dan tingkat GGT dapat tinggi berhubungan dengan hampir semua penyakit hati, bahkan juga pada orang yang sehat. GGT juga dibuat sebagai reaksi pada beberapaobat dan zat, termasuk alkohol, jadi peningkatan GGT kadang kala ( tetapi tidak selalu ) dapat menunjukkan penggunaan alkohol. Penggunaan pemanis sintetis sebagai pengganti gula.

I.       KANDUNG EMPEDU
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
1.      Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
2.      Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol

J.       PANKREAS
1.      Definsi
Pankreas adalah sebuah organ yang terletak dalam cavum abdomen yang terbentang horizontal dari intestine minor hingga limpa (lien) yang memiliki panjang sekitar 10 – 20 cm dan lebar 2,5 cm.
Bagian ini memiliki dua fungsi utama, yaitu: menjalankan fungsi eksokrin yang membantu dalam pencernaan, dan juga menjalankan fungsi endokrin yang mengatur gula darah.
2.      Letak dan batas
Pankreas terletak pada quadran sinistra superior cavum abdomen diantara curvature duodenum dan limpa (lien).
Secara anatomi atau struktur, organ pankreas terletak di belakang organ lambung dan dikelilingi oleh organ lain seperti usus, hati, dan limpa.
3.      Bagian dan lapisan
Bagian ini memiliki panjang berkisar enam inci dan berbentuk seperti buah pir yang datar. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
a.     Bagian kepala (pankreas) terletak pada lingkaran duodenum.
b.    Ekor dari organ ini terletak di dekat hilus limpa.
c.     Tubuh atau batang terletak pada bagian posterior hingga ke bagian distal lambung dan diantara ekor dan leher.
d.    Bagian yang terletak pada anterior aorta biasanya lebih tipis dibandingkan dari bagian yang berdekatan dari kepala dan tubuh (batang) pankreas.  Bagian ini terkadang disebut sebagai bagian leher dan sebagai tanda persimpangan kepala dan tubuh organ ini.
e.     Didekat bagian leher hingga pembuluh darah utama posterior termasuk arteri mesenterik superior, vena portal mesenterik superior , vena cava inferior, dan aorta membatasi opsi terutama ketika operasi pengangkatan pankreas dilakukan.
f.     Saluran empedu terbentang dari daerah kepala dan bergabung dengan saluran pankreas utama yang berada di dekat dengan duodenum. Bagian terdekat dengan organ hati adalah bagian kepala dari organ ini.
Pancreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
a.       Jaringan ascini yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang masuk kedalam duodenum untuk memecah protein, karbohidrat dan lemak
b.      Jaringan pulau langerhas yang menghasilkan hormone.
4.      Fungsi
Dua fungsi utama dari organ pankreas adalah menjalankan peran eksokrin dan endokrin. Berikut ini penjelasan selengkapnya:
a.       Peran Eksokrin
Pankreas mengandung kelenjar eksokrin yang menghasilkan atau memproduksi enzim penting yang terlibat pada sistem pencernaan. Ketika makanan memasuki lambung, organ ini akan melepaskan enzim yang akan mendukung proses pencernaan dan penyerapan oleh tubuh.
Saluran pankreas bergabung dengan saluran empedu untuk membentuk ampula vater yang terletak di bagian pertama dari usus kecil, yang disebut duodenum. Saluran empedu berasal dari hati dan kantong empedu dan menghasilkan substansi pencernaan yang disebut empedu. Enzim-enzim yang dihasilkan oleh pankreas seperti protease, lipase, dan amilase berperan untuk membantu tubuh mencerna lemak, karbohidrat, dan protein. Berikut ini beberapa enzim utama dalam sistem pencernaan manusia:
1)     Enzim Protease: adalah sejenis enzim yang membantu tubuh untuk menyerap protein. Selain itu protease membantu sistem kekebalan tubuh dengan menjaga usus agar tetap bebas dari bakteri, dan protozoa yang merugikan kesehatan. Enzim-enzim pancreas yang paling penting untuk mencerna protein adalah tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase. Tripsin dan kimotripsin memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjadi peptide berbagai ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam-asam amino bentuk tunggal. Namun  karboksipolipeptidase ternyata memecah beberapa peptide menjadi asam-asam amino bentuk tunggal, sehingga menyelesaikan pencernaan beberapa protein menjadi bentuk asam amino.
2)     Enzim Amilase: adalah enzim yang membantu tubuh untuk mencerna karbohidrat dan gula. Amilase diketahui juga dapat ditemukan pada air liur. Enzim amilase pankreas akan menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain (kecuali selulosa) untuk membentuk sebagian besar disakarida dan beberapa trisakarida.
3)     Enzim Lipase: enzim ini bekerja sama dengan empedu membantu untuk dalam proses untuk mencerna lemak. Terlebih lemak merupakan salah satu unsur yang memiliki sifat tidak mudah larut pada cairan. Enzim pancreas untuk mencerna lemak adalah :
a)      lipase pancreas, yang mampu menghidrolisis lemak netral menjadi asam lemak dan monogliserida.
b)     Kolesterol  esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester kolesterol.
c)      Fosfolipase, yang memecah asam lemak dari fosfolipid.
b.      Peran Endokrin
Komponen endokrin pankreas terdiri dari sel-sel yang menghasilkan dan melepaskan hormon penting ke dalam aliran darah. Dua hormon utama dari organ pankreas adalah hormon insulin (yang bertindak untuk menekan gula darah), dan glukagon (yang bertindak untuk meningkatkan gula darah).

K.    FISIOLOGI  PENCERNAAN
Proses pencernaan terdiri dari 5 fase, yaitu :
1.      Ingesti yaitu proses masuknya makanan ke dalam tubuh melalui cavum coris
2.      Asimilasi yaitu proses pencampuran zat makanan dengan enzim pencernaan
3.      Absorbsi yaitu proses penyerapan zat nutrisi yang diperlukan oleh tubuh masuk kedalam pembuluh darah untuk di edarkan ke seluruh tubuh
4.      Reabsorbsi yaitu proses penyerapan kembali zat nutrisi yang masih diperlukan tubuh setelah diserap oleh organ sebelumnya
5.      Ekskresi yaitu proses pengeluaran sisa hasil metabolisme
Proses pencernaan dimulai dengan mengunyah yang terjadi didalam cavum oral yang merupakan port de entry makanan kedalam system digestivus. Didalam cavum oral, makanan dipecah menjadi partikel lebih kecil oleh gigi geligi agar mudah ditelan masuk kedalam oesofagus dan berasimilasi dengan enzim-enzim yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam cavum oral sehingga zat-zat makanan dapat diabsorbsi bersama saliva.
Enzim yang pertama kali kontak dengan makanan dalam cavum oral adalah enzim ptyalin yang disekresikan oleh glandula saliva yang keluar dalam bentuk saliva. Fungsi enzim ini adalah merubah karbohidrat menjadi glukosa. Selain itu, glandula saliva juga mensekresikan enzzim amylase yang merubah karbohidrat menjadi maltose. Karena proses asimilasi inilah setiap karbohidrat akan terasa manis dalam cavum oris.
Setelah makanan di kunyah dan dihancurkan oleh gigi geligi selanjutnya makanan didorong masuk kedalam oesofagus melalui proses menelan. Proses ini diatur oleh pusat menelan yang terdapat didalam medulla oblongata yang merupakan bagian dari system saraf pusat. Saat makanan ditelan, epiglotis bergerak menutupi lubang trakea dan karenanya mencegah aspirasi makanan kedalam system respirasi. Proses menelan mengakibatkan makanan asuk kedalam oesofagus.
Proses menelan juga dipengaruhi oleh adanya gerak reflek volunteer dari musculus yang terdapat pada dinding oesofagus. Musculus tersebut bergerak berkontraksi dalam urutan irama dari oesofagus kearah gaster untuk mendorong makanan sepanjang saluran oesofagus. Gerak reflek volunteer oesofagus inilah yang disebut dengan gerak peristaltic oesofagus.
Selama proses peristaltic ini, musculus sphincter oesofagus inferior rileks dan memungkinkan makanan masuk ke dalam gaster. Akhirnya musculus sphincter ini menutup rapat agar tidak terjadi refluks dari gaster kembali ke oesofagus. Karena bila terjadi refluks maka kandungan asam yang ada pada gaster ikut masuk kedalam oesofagus sehingga mengakibatkan sensasi tidak nyaman terjadi di bawah sternum yang sering disebut dengan nyeri ulu hati.
Setelah masuk gaster makanan dicerna dan mengalami kontak dengan cairan asam lambung yang disebut cairan HCl. Fungsi HCl dalam mencerna makanan adalah untuk memecah makanan menjadi partikel yang lebih kecil dan untuk menghancurkan bakteri yang terdapat dalam makanan. Selain itu, makanan juga berasimilasi dengan enzim-enzim yang terdapat pada gaster. Mukosa gaster juga mensekresikan factor intrinsic yang akan berasimilasi dengan vitamin B12 yang terkandung dalam makanan agar mudah diabsorbsi didalam Illeum berikutnya. Makanan akan tetap berada didalam gaster selama beberpa jam (1 – 4 jam) tergantung pada ukuran partikel makanan, komposisi makanan dan factor lain. Setelah itu makanan akan didorong masuk kedalam intestinum melaluyi gerak peristaltic gaster.
Proses selanjutnya makanan masuk ke dalam intestinum minor.. di dalam duodenum, makanan mengalami asimilasi dengan enzim yang disekresikan oleh pancreas yang masuk kedalam duodenum. Enzim tersebut adalah enzim amylase, lipase, dan tripsin. Ada 2 jenis gerak kontraksi yang terjadi dalam intestine minor, yi\aitu gerak kontraksi segmentasi yang menghasilkan gelombang gerakan seperti mengadu makanan dalam intestine dan gerak peristaltic intestine yang menghasilkan gerakan mendorong makanan masuk ke dalam intestine matyor. Setelah makanan dicerna didalam duodenum, selanjutnya makanan didoorong masuk ke dalam jejunum hingga sampai ileum untuk di reabsorbsi lagi.
Dalam 4 jam setelah makan, zat sisa metabolisme makanan melewati ileum terminalis dan secara perlahan melewati bagian proksimal colon melalui katup illeosecal yang secara normal tertutup bila tidak terdorong makanan yang ada pada ileum terminalis. Pada gerak peristaltic, katup ini terbuka secara singkat dan memungkinkan isinya masuk ke dalam caecum.
Populasi bakteri mereupakan komponen utama dari intestine mayor yang tentunya bakteri ini beresifat apatogen (tidak menyebabkan penyakit selama masih dalam jumlah yang normal). Bakteri-bakteri tersebut membantu menyelesaikan pemecahan zat-zat sisa makanan dan garam empedu. Aktifitas pereistaltik yang lemah menggerakkan isi intestine mayor dengan perlahan sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan reabsorbsi secara efisien terhadap air dan elektrolit. Gelombang peristaltic kuat intermitten mendorong isi intestine mayor dalam jarak tertentu. Hal ini terjadi secara umum setelah makanan lain dimakan.
Zat sisa dari makanan yang sudah tidak dapat direabsorbsi kembali akhirnya akan samoai dan mengembangkan anus, biasanya kira0kira dalam 12 jam. Sebanyak seperempat dari sisa makanan mungkin akan tetap berada didalam rectum selama 3 hari setelah makanan dicerna.
Distensi (penegangan) pada rectum secara relative menimbulkan kontraksi otot-ototnya dan merilekskan musculus sphincter ani internus yang biasanya tertutup.
Selama defekasi, musculus sphincter ani externus secara volunter akan menjadi rileks, hal ini memungkinkan isi intestine mayor kelluar dari anus. Rata-rata frekuensi defekasi manusia adalah sekali dalam sehari, tetapi frekuensi ini bervariasi diantara individu. Perubahan kebiasaan pada intestine mayor akan dapat memperberat penyakit intestine mayor. Peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 4 kali dalam sehari dengan konsistensi faeces cair disebut diare, sedangkan penurunan frekuensi defekasi dengan konsistensi padat dan keras disebut konstipasi.
Secara normal faeces terdiri dari :
1.      Bahan makanan yang tidak dapat dicerna
2.      Materi an-organik
3.      Air, dan
4.      Bakteri apatogenik
Bahan fecal (faeces) kira-kira terdiri dari 75 % materi cair dan 2 % materi padat. Komposisi ini relative tidak dipengaruhi oleh pola diet (makanan), karena sebagian besar bahan fecal ini adalah berasal dari bahan  non-diet, melainkan diturunkan dari hasil sekresi enzim dan hormone dalam organ system saluran cerna.
Warna coklat dari faeces dihubungkan dengan pemecahan empedu oleh bakteri colon.
Proses kimiawi dibentuk oleh bakteri colon (khususnya Indol dan Skatol) berperan besar menimbulkan aroma khas faeces.
Gas-gas yang dibentuk antara lain terdiri dari Metan, Sulfida hydrogen, dan Amonia. Saluran cerna secara normal mengandung kira-kira 150 ml gas-gas tersebut. Gas-gas ini direabsorbsi didalam system portal (hepar) didetoksifikasi oleh hepar atau dikeluarkan melalui rectum (flatus).
Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.

L.     GANGGUAN DAN MASALAH PENCERNAAN
Masalah-masalah yang umum terjadi dan dialami yang berkaitan dengan gangguan system pencernaan adalah mual, muntah, obstruksi saluran cerna dan meteorismus.
Gangguan-gangguan pada fungsi menelan dan daerah oesofagus diantaranya adalah :
1.      Paralisis mekanisme menelan akibat kelumpuhan saraf cranial V, IX, atau X. juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti poliomyelitis, ensefalitis, miastenia gravis.
2.      Akalasia yaitu keadaan dimana musculus sphincter oesofagus inferior gagal berelaksasi selama proses menelan,
Gangguan yang dapat terjadi pada gaster misalnya :
1.      Gastritis
2.      Atropi gaster
3.      Ulkus pepticum
Gangguan yang dapat terjadi pada intestinum minor misalnya gangguan absorbs atau malabsorbsi nutrisi.
Gangguan pada intestinum mayor adalah :
1.      Konstipasi
2.      Megacolon atau penyakit Hirschprung
3.      Diare.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar