Selasa, 20 September 2016

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN



SISTEM  ENDOKRIN



A.    DEFINISI

Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan “endokrin” karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran  khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Kata hormone berasal dari kata Yunanai “Hormone” yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur  berbagai proses yang mengatur kehidupan.  Hormon  adalah  zat  yang   dilepaskan  ke  dalam  aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang  mempengaruhi  kegiatan  di  dalam  sel-sel.  Sebagian besar  hormone  merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang  yang  berbeda – beda. Sisanya  merupakan   steroid,   yaitu  zat  lemak  yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.
Hormon  terikat  kepada  reseptor  di  permukaan  sel  atau  di  dalam  sel.  Ikatan antara  hormon dan  reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi   sel. Pada  akhirnya   hormon   mengendalikan   fungsi   dari   organ   secara keseluruhan:
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludahkelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.

B.     BAGIAN

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Yang Termasuk Kelenjar Endokrin :
1.      Hipotalamus
2.      Hipofisis/Pituitari
3.      Tiroid
4.      Paratiroid
5.      Pancreas
6.      Adrenal 
7.      Testis
8.      Ovarium
9.      Thymus

Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.

1.      HIPOTALAMUS
Hipotalamus merupakan struktur yang menjadi dasar ventrikel ketiga otak. Struktur ini tampak pada pembelahan sagital otak, terdiri dari badan mamillari, kiasma opticum, dan tuber cinereum yang bergabung dengan infundibulum dari hipofisis. Pada bagian posterior, hipotalamus berbatasan dengan tegmentum mesensefalon. Pada bagian anterior berbatasan dengan kiasma opticum dan bersatu dengan membran basal area olfaktori. Dan pada bagian lateral, hipotalamus , berbatasan dengan jaras optic dan crura cerebri serta bergabung dengan daerah subtalamus tanpa garis batas yang jelas.
Hipotalamus mendapat perdarahan dalam jumlah besar dari arteri-arteri kecil percabangan dari Sirkulus Willis. Susunan arteri hipotalamus antar individu bervariasi namun membentuk pola umum yang sama, yaitu membentuk:
a.       Grup anterior, berasal dari arteri karotis interna, cerebral anterior, dan bagian posterior arteri comunicans
b.      Grup intermedia, berasal dari bagian posterior arteri comunicans
c.       Grup posterior, berasal dari arteri serebral posterior, bagian posterior arteri comunicans, dan arteri basilaris
Bagian infundibulum, eminensia media, dan terusan hipotalamus diperdarahi oleh arteri hipofisial superior, cabang dari arteri carotis interna. Aliran darah ini selanjutnya akan memasuki sistem portal hipotalamus-hipofisis yang memperdarahi hipofisis bagian anterior. Aliran darah arteri ke hipotalamus selanjutnya dialirkann ke vena-vena kecil yang bermuara ke vena cerebral anterior, vena basalis, atau vena cerebral basalis.
Hipotalamus dan hipofsis merupakan satu axis yang berfungsi mengendalikan fungsi banyak kelenjar endokrin (tiroid, adrenal, gonad) dan berbagai aktivitas fisiologi.
Hipotalamus berfungsi mengatur pelepasan hormon-hormon hipofisis. Hormon hipotalamus dapat dibagi menjadi:
a.       Disekresi ke hypophysial portal blood vessels
b.      Disekresi oleh neurohipofisis langsung ke sirkulasi sistemik

2.      Hipofisis
Hypofisis cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil berbentuk oval sebesar kacang polong yang terletak di dalam lekukan os sphenoidalis basis cranii yang disebut sella tursika, dibelakang kiasma optikum, melekat pada basis crania melalui infundibulum.
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 1×1 cm, diameter kira-kira 1 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm, dan beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita.
Kelenjar ini lokasinya sangat terlindungi baik yaitu terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang, jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
Hipofisis memiliki dua buah lobus, yaitu:
a.       Lobus anterior merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 nya dari seluruh bagian hipofise, disebut Adenohipofisis, hasil perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik (stomodeum)
b.      Lobus posterior merupakan 1/3 bagian dari hipofise yang terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut Neurohipofisis, hasil perluasan diensefalon.
Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan antara lobus anterior dengan lobus posterior.

Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
Selanjutnya adenohipofisis dan neurohipofisis menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara topografis, kelenjar ini merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak terjangkau dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian infundibulum berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler primer pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi lobus posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri hipofisial lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut ke vena portal hipofisial.
Sekressi hormon hipofisis diregulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri mendapat input dari berbagai area otak dan feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur kerja hipofisis, hipotalamus akan melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer eminensia media, kemudian dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini hormon meninggalkan kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim
Disebut master endocrine gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar endokrin lainya.
Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior .
a.       Hipofisis bagian anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior :
1)      Hormon Somatotropin atau Growth Hormon (GH) untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
2)      Tyroid Stimulating Hormone (TSH) merupakan Hormon tirotropin yang berfungsi merangsang kelenjar Tyroid untuk sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium
3)      Adreno Corticotropic Hormone (ACTH) yang merangsang kelenjar korteks adrenal membentuk hormone kortisol (hormone stress)
4)      Interstitial  Cell Stimulating Hormon (ICSH) yang merangsang kelenjar mammae untuk mensekresikan hormone Prolaktin dalam produksi ASI
5)      Hormon Gonadotropin (Follicle Stimulating Hormone (FSH) pada wanita yang berfungsi pemasakan folikel primordial hingga mengeluarkan Ovum, pada pria pembentukan spermatogonium; Luteinizing Hormone (LH) pada wanita pembentukan korpus luteum, pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)
b.      Hipofisis bagian tengah
Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
c.       Hipofisis posterior
Mensekresikan hormone :
1)      Hormon oksitosin yang berfungsi memudahkan pengeluaran ASI selama masa laktasi dan meningkatkan kontraksi uterus pada saat melahirkan
2)      Hormon Vasopresin atau Anti Diuretik Hormon (ADH) yang berfungsi mengendalikan ekskresi air oleh ginjal

3.      Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar menyerupai sebuah perisai dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar tiroid terdiri atas 2 belah yang terletak di sebelah kanan batang tenggorok diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding pangkal tenggorok. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Fungsi hormone-hormon tiroid antara lain:
a.       Mengatur laju metabolism tuibuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya  meningkatkan metabolism karena peningkatan konsumsi  oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru, dan  testis. Ke dua hormon  ini  tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3  lebih cepat dan lebih kuat reaksinya  tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3  setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
b.       Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan syaraf dan  tulang.
c.        Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
d.       Mengatur penggunaan oksidasi
e.        Mengatur pengeluaran CO2
f.        Metabolik dlm hati mengatur susunan kimia dalam jaringan
g.        pada anak mempengaruhi pekembangan fisik dan mental
h.       Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
i.         Efek krontropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatn kontraksi  otot dan menambah irama jantung.
j.         Merangsang pembentukan sel drah merah
k.       Mempengaruhi kekuatan dan  riteme pernafasan  sebagai konpensasi tubuh  terhadap kebutuhan oksigen  akibat metabolism.
l.         Bereaksi sebagai antagonis insulin.

Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut;
a.       kecepatan metabolisme meningkat
b.        denyut nadi bertambah
c.         Gelisah
d.        Gugup
e.         merasa demam.
f.        Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

4.      Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Tubuh kita  memiliki empat kelenjar paratiroid kecil, satu terletak di setiap sudut kelenjar tiroid. Terdapat 2 pasang melekat pada begian belakang kelenjar tiroid .
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur (fosfor dan kalsium) dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan  dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid Hormon, PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.
PTH bekerja pada tiga sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan usus. Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi kalsium.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
Tanggung jawab mereka adalah untuk menghasilkan jumlah yang benar dari hormon paratiroid (PTH), yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan yang benar dari fosfor dan kalsium dalam tubuh Anda. Bila keseimbangan ini terganggu, dapat memiliki efek ringan sampai serius pada kesehatan Anda.
Pelepasan hormon ini dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis.
Fungsi Dari Kelenjar Paratiroid Adalah :
a.       Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
b.      Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
c.       Menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah, jika kalsium berkurang.
d.      Menstimulasi dan mentranspor kalsium & fosfat melalui membran sel

Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme terjadi ketika kelenjar paratiroid menghasilkan PTH terlalu banyak, mengganggu kalsium tubuh dan tingkat fosfor. Abnormal jumlah tinggi kalsium ditemukan dalam darah, dan fosfor drop tingkatan untuk tingkat abnormal rendah. Meskipun gejala sering tidak ada atau hanya berpengalaman sebagai nyeri kecil dan kelelahan, komplikasi serius dapat berkembang, termasuk:
a.       Batu ginjal
b.      Mulas
c.       Tekanan darah tinggi
d.      Peningkatan haus dan buang air kecil
e.       Peptikum ulkus
f.       Mual
g.      Osteoporosis
h.      Miskin memori

Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme terjadi ketika PTH terlalu sedikit yang dihasilkan, sehingga kadar kalsium darah sangat rendah dan tingkat fosfor darah sangat tinggi. Gejala Hipoparatiroidisme meliputi:
a.       Berlebihan kegugupan
b.      Sakit kepala
c.       Otot kram
d.      Kontraksi otot yang tidak diinginkan sehingga berkedut tak terkendali dan kejang-kejang

5.      Kelenjar Adrenal / Suprarenal  (Anak Ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal.
Kelenjar adrenal atau suprarenal menempel pada kutub superior ginjal. kelenjar adrenal kiri dan kanan tidak simetris pada sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah kanan lebih inferior, terletak tepat diatas ginjal, dan bentuknya lebih piramid shape. Sementara kelenjar suprarenal kiri lebih inferior, lebih kearah batas medial ginjal kiri, dan bentuknya lebih cressent shape.
Masing-masing berukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex sekitar 2 cm, lebar basal sekitar 5 cm. beratnya antara 7-10 gr.
Kelenjar ini dibagi menjadi:
a.       Bagian luar disebut kortex adrenal yang mencakup 80-90% organ, terletak bagian luar, dan berwarna kekuningan, berasal dari mesoderm mensekresikan hormon kortikostreoid yang dibagi 3:
1)      Luar (zona glomerulosa) sekresi mineralokortikoid aldosteron
2)      Tengah (zona fasikulata) mensekresikan kortisol (glukokortikoid)
3)      Dalam (zona retikularis) mensekresikan androgen (estrogen)
b.      Bagian tengah disebut medula adrenal yang terletak pada bagian dalam, berwarna gelap, berasal dari ektoderm menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin atau yang dikenal juga epinefrin dan norepinefrin..

Keduanya memiliki fungsi endokrin, bagian korteks memproduksi kortikosteroid (kortisol, kortikosteron) dari kolesterol, yang dipengaruhi dan diatur oleh ACTH hipofises. Bagian medulla memproduksi epineprin dan norepineprin, yang diatur dan dipengaruhi oleh saraf simpatis


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8_8n3BDthS-H4JZH2JGjW5OXQ8GhemSv8hwaWh_ayvv0wWp0qwbyWz5YcDpkisS_cVNc2huClSkOcI9gr5-n7MqTOFrsd_H_bMrzGkLtcM84S7Ag2QMrNwiP_BJmafUx2OqvkqiBcyyM/s200/ccdc8661abbdb8ce.jpeg


Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal, dibungkus kapsul jaringan ikat dengan banyak jaringan adiposa. Kapsul jaringan ikat tersebut membentuk septa ke arah parenkim yang masuk bersama pembuluh darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap kelenjar mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda:
a.       Arteri Phrenic inferior yang akan membentuk arteri suprarenal superior,
b.      Aorta yang akan membentuk arteri suprarenal medial
c.       Arteri renalis yang akan membentuk arteri suprarenal inferior.
Cabang-cabang ketiga arteri tersebut membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus tersebut muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke pleksus vena suprarenal di medula. selanjutnya vena suprarenal kiri bermuara ke vena renal kiri dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava inferior. selain arteri kortikal pendek, dari pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal panjang yang tidak bercabang. menembus korteks sampai medulla.
Fungsi kelenjar adrenal diantaranya:
a.       Mengatur keseimbangan air, elektrolit, dan geram-garam
b.      Mengatur/ memengaruhi metabolisme lemak karbohidrat dan protein
c.       Memengaruhi aktifitas jaringan limfoid

Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak.
Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
Hampir semua orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya sangat penting, tetapi kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan kecil yang beratnya masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting.
Saat kita mengamati kelenjar-kelenjar ini, yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal, masing-masing adalah sebuah laboratorium yang terpisah. Yang pertama adalah bagian luar kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang menghasilkan tiga hormon; yang kedua adalah bagian dalam kelenjar adrenal (medulla adrenal), yang menghasilkan dua hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kedua kelenjar ini sangat penting sehingga pelepasan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon-hormon itu akan menyebabkan kematian.
·         Sistem Pertahanan Diri
Sebagian orang berutang nyawa pada suatu hormon ajaib bernama adrenalin: saat orang-orang ini dalam bahaya, cairan ini membuat mereka lebih kuat, lebih cekatan, lebih cepat, dan lebih siaga.
Misalnya, seorang pilot menyadari kerusakan mesin di pesawatnya saat terbang .
Adrenalin segera dilepaskan di dalam tubuh seorang pilot yang pesawatnya mengalami kerusakan.  Cairan ini mengirimkan lebih banyak gula dan darah ke otak, membuat  pilot itu lebih siaga.  Tekanan darah dan detak jantungnya meningkat, membuatnya lebih waspada.  Ini hanyalah beberapa perubahan yang dihasilkan adrenalin pada tubuh pilot.
Daya tampung sistem pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak oksigen (dan lebih banyak darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan ototnya). Otot dan anggota badannya menjadi lebih sangat terpusat dan peningkatan kadar gula darahnya memberinya tenaga tambahan yang dibutuhkannya.
Adrenalin (epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal – bagian dalam kelenjar adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang hidupnya
Di dalam kelenjar adrenal, ada dua laboratorium terpisah yang menghasilkan hormon-hormon yang amat penting.  Yang pertama korteks adrenal; yang lainnya medula adrenal.  Hormon-hormon yang dihasilkan di kedua laboratorium ini penting bagi kehidupan manusia.
Saat ada bahaya, tombol peringatan di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon adrenalin untuk menghadapi keadaan darurat. Molekul-molekul adrenalin bercampur dengan darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Molekul-molekul adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok.
Korteks adrenal berperan penting mengurangi ketegangan (stres) pada tubuh.  Saat tubuh mengalami ketegangan yang parah, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari agar melepaskan ACTH (hormon adrenokortikotropis).  Di sisi lainn, ACTH merangsang korteks adrenal, mendorong pembuatan kortikosteroid.  Kortikosteroid ini memastikan produksi glukosa dari molekul-molekul seperti protein, yang tak mengandung karbohidrat.  Akibatnya, tubuh menerima tenaga tambahan dan tekanan pun berkurang.
Dalam keadaan bahaya, tubuh disiagakan karena adanya hubungan antara otak dan kelenjar adrenal.
Bagi setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda; ketika menuju pembuluh darah, molekul adrenalin menyebabkan pembuluh melebar; ketika menuju jantung, molekul mempercepat penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan menyalurkan tenaga tambahan yang dibutuhkan otot.
Ketika molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat. Molekul adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana agar mencampur gula dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat dan mengalirkan bahan bakar tambahan yang dibutuhkan otot.

6.      Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak di retroperitoneal cavum abdomen  superior sebelah posterior dari gaster terbentang secara horizontal dari cincin duodenal menuju arah lien sejajar vertebra lumbalis I dan II serta berhubungan erat dengan duodenum (usus dua   belas jari), panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5 – 5 cm, tebal 1-2 cm,  dan beratnya sekitar 150 gr. Mendapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
strukturnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu caput, collum, corpus, dan cauda.
Pankreas memiliki kapsul jaringan ikat tipis yang membentuk septa, membagi pankreas menjadi lobus. Pembuluh darah dan persarafan pankreas masuk melalui septa ini.
Pankreas merupakan kelenjar yang memiliki fungsi eksokrin, yaitu menghasilkan empedu dan fungsi endokrin, yaitu menghasilkan hormon. Bagian endokrin pankreas tersusun atas agregasi sel, disebut Pulau Langerhans, jumlahnya sekitar satu juta, tersebar diantara asinus, dengan kecenderungan lebih banyak pada bagian kauda. Pulau langerhans tersusun atas sekitar 3000 sel yang terdiri dari:

a.       sel alfa (70%) → menghasilkan glukagon
b.      sel beta (20%) → menghasilkan insulin
c.       sel delta (5%) → menghasilkan somatostatin
d.      sel G (1%) → menghasilkan gastrin
e.       sel F atau sel PP (1%)→ menghasilkan polipeptida pankreas

Pankreas mendapat perdarahan dari arteri coeliaca, cabang langsung dari aorta abdominalis. A.coeliaca bercabang, menjadi (1) a. hepatica komunis → a. pancreaticoduodenalis superior → a. pacreaticoduodenalis superior anterior dan posterior yang memperdarahi bagian kaput, kolom, dan korpus pankreas dan (2) a. lienalis → rami pancreatici yang memperdarahi bagian korpus dan kauda. Selanjutnya darah akan dialirkan ke v. pancreaticoduodenale dan v. lienalis kemudian melalui sistem vena porta dan akhirnya bermuara ke vena cava.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohoidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormone ini.
Fungsi kedua hormone ini saling  bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah  sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula  darah. Perangsangan glucagon bila gula darah rendah, dan  asam amino meningkat. Efek glukagon ini  juga sama  dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-KBrJCIB_h5Kcb3T6tW9cKj2PpFZvxflXUtyVD1KS1DxuWAtLNrHTSsxRtbtDJyK4xZ_qlYaPPiWwnoROn6mpHOFg2Jmg8F6Oi4ymx1-DJf9xptG-HJZBy5nUsV7ya8U_5GoeRye65O8/s320/43ded93927337ff4.jpeg




Dalam penurunan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolic terutama akan meningkatkan  difusi glukosa  melalui membrane sel di jaringan. Efek anabolik penting lainya dari hormone insulin adalah sebagai berikut :
Efek pada hepar
·         Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
·         Menghambat glikogenesis, glukoneonesis dan kategonesis
·         Meningkatkan sintesa trigleserida dari asam lemak bebas di hepar
Efek pada otot
·         Meningkatkan  sistesis protein
·         Meningkatkan transportasi asam amino
·         Meningkatkan glikogenesis
Efek pada jaringan lemak         
·         Meningkatkan sintesa trigleserida dari asam lemak bebas
·         Meningkatkan penyimpanan trigleserida
·         Menurunkan lipolisis


7.      Kelenjar Timus
Terletak di dalam midiastinum di belakan tulang sternum, kelenjar timus dijumpai pada anak-anak di bawah usia 18 tahun. Kelenjar ini terletak di dalam toraks kira-kira setinggi percabangan trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pa da bayi baru lahir beratnya kira-kira 10 gram, dan ukurannya bertambah pada masa remaja sekitar 30-40 gram.
Kelenjar timus menhasilkan suatu sel imun yang membantu dalam pertahanan tubuh, selain itu hormon kelenjar timus berperan dalam membatu pertumbuhan badan.
8.      Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
a.       Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
b.      Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
9.      Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosterone diperlukan untuk untuk mempertahankan spermatogenesis. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

C.     PENGENDALIAN   ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.
Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.
Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.Beberapa  hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:
1.       Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan  asam lemak
2.       Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.
3.       Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon  terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.

Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah.  Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.

D.    FISIOLOGIS

Fungsi endokrin diantaranya adalah :
1.   fungsi metabolisme tubuh
2.   fungsi pertumbuhan
3.   fungsi sex
4.   fungsi pencernaan
5.   fungsi kardiovaskuler

Mekanisme Aksi Hormon
1.      Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
a.       Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
b.      Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
c.       Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
d.      Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
2.      Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
a.       Derivat asam amino – dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla supra renal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin
b.      Petide /derivat peptide – dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan
c.       Steroid – dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium, contoh hormon testes, ovarium dan korteks suprarenal.
d.      Asam lemak – merupakan biosintesis dari dua FA, contoh hormon prostaglandin


Steroid
Peptida
Protein Besar
Turunan Tirosin
Testosteron 
Esterogen
Progesteron
Kortikosteroid
Vitamin D-3
Hormon Hipotalamus 
Angiotensin
Somatostatin
Gastrin
Sekretin
Glukagon
Kalsitonin
Insulin
Parathormon
Hormon Pertumbuhan 
Prolaktin
LH
FSH
TSH
Katekolamin, meliputi : 
Noradrenalin
Adrenalin
Hormon Tiroid, meliputi :
Tiroksin (T4)
Triiodotironin (T3)






Hormon
Yang menghasilkan
Fungsi
Aldosteron
Kelenjar adrenal
Membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta membuang kalium
Hormon antidiuretik
(vasopresin)
Kelenjar hipofisa
  • Menyebabkan ginjal menahan air
  • Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
Kortikosteroid
Kelenjar adrenal
Memiliki efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
  • Anti peradangan
  • Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah dan kekuatan otot
  • Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air
Kortikotropin
Kelenjar hipofisa
Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Ginjal
Merangsang pembentukan sel darah merah
Estrogen
Indung telur
Mengendalikan perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita
Glukagon
Pankreas
Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan
Kelenjar hipofisa
  • Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
  • Meningkatkan pembentukan protein
Insulin
Pankreas
  • Menurunkan kadar gula darah
  • Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak di seluruh tubuh
LH (luteinizing hormone)
FSH (follicle-stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
  • Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma dan sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
  • Mengendalikan ciri seksual pria dan wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
Oksitosin
Kelenjar hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim dan saluran susu di payudara
Hormon paratiroid
Kelenjar paratiroid
  • Mengendalikan pembentukan tulang
  • Mengendalikan pelepasan kalsium dan fosfat
Progesteron
Indung telur
  • Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang telah dibuahi
  • Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
Polaktin
Kelenjar hipofisa
Memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
Renin dan angiotensin
Ginjal
Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid
Kelenjar tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolism
TSH
(tyroid-stimulating hormone)
Kelenjar hipofisa
Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid



E.     GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN

1.      Gangguan pada kelenjar hipofise
a.       Hipopituarisme
b.      Tumor hipofise
c.       Diabetes insipidus
d.      Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH)
2.      Gangguan pada kelenjar tyroid
a.       Hipotyroidisme
b.      Hipertyroidisme
c.       Tyroiditis
d.      Tumor tyroid
3.      Gangguan kelenjar parathyroid
a.       Hiperparatyroidisme
b.      Hipoparatyroidisme
4.      Gangguan kelenjar adrenal
a.       Freokromositoma
b.      Penyakit Addison
c.       Syndrome Cushing
d.      Aldosteronisme primer
5.      Gangguan pancreas
a.       Pancreatitis
b.      Kista pancreas
c.       Tumor pankreas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar