SISTEM
ENDOKRIN
A.
DEFINISI
Sistem
endokrin meliputi suatu
sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat
yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan “endokrin” karena tidak mempunyai
saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu
dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran
melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya
disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.
Sistem Endokrin disebut juga
kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk
mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon
berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara
lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi
serta koordinasi tubuh.
Kata hormone
berasal dari kata Yunanai “Hormone”
yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai
proses yang mengatur kehidupan. Hormon adalah zat yang
dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di
dalam sel-sel. Sebagian besar hormone merupakan
protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang
berbeda – beda. Sisanya merupakan steroid,
yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari
kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang
sangat luas.
Hormon
terikat kepada reseptor di permukaan sel
atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan
reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi
sel. Pada akhirnya hormon
mengendalikan fungsi dari
organ secara keseluruhan:
Hormon
bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar
keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan
tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus
intestinal.
B.
BAGIAN
Dalam tubuh
manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Yang Termasuk Kelenjar
Endokrin :
1.
Hipotalamus
2.
Hipofisis/Pituitari
3.
Tiroid
4.
Paratiroid
5.
Pancreas
6.
Adrenal
7.
Testis
8.
Ovarium
9.
Thymus
Selama
kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.
1.
HIPOTALAMUS
Hipotalamus
merupakan struktur yang menjadi dasar ventrikel ketiga otak. Struktur ini
tampak pada pembelahan sagital otak, terdiri dari badan mamillari, kiasma
opticum, dan tuber cinereum yang bergabung dengan infundibulum dari hipofisis.
Pada bagian posterior, hipotalamus berbatasan dengan tegmentum mesensefalon.
Pada bagian anterior berbatasan dengan kiasma opticum dan bersatu dengan
membran basal area olfaktori. Dan pada bagian lateral, hipotalamus , berbatasan
dengan jaras optic dan crura cerebri serta bergabung dengan daerah subtalamus
tanpa garis batas yang jelas.
Hipotalamus
mendapat perdarahan dalam jumlah besar dari arteri-arteri kecil percabangan
dari Sirkulus Willis. Susunan arteri hipotalamus antar individu bervariasi
namun membentuk pola umum yang sama, yaitu membentuk:
a.
Grup anterior, berasal dari arteri karotis interna,
cerebral anterior, dan bagian
posterior
arteri comunicans
b.
Grup intermedia, berasal dari bagian posterior arteri
comunicans
c.
Grup posterior, berasal dari arteri serebral posterior,
bagian posterior arteri comunicans, dan arteri basilaris
Bagian
infundibulum, eminensia media, dan terusan hipotalamus diperdarahi oleh arteri
hipofisial superior, cabang dari arteri carotis interna. Aliran darah ini
selanjutnya akan memasuki sistem portal hipotalamus-hipofisis yang memperdarahi
hipofisis bagian anterior. Aliran darah arteri ke hipotalamus selanjutnya
dialirkann ke vena-vena kecil yang bermuara ke vena cerebral anterior, vena
basalis, atau vena cerebral basalis.
Hipotalamus dan hipofsis merupakan satu axis yang berfungsi
mengendalikan fungsi banyak kelenjar endokrin (tiroid, adrenal, gonad) dan
berbagai aktivitas fisiologi.
Hipotalamus berfungsi mengatur pelepasan hormon-hormon
hipofisis. Hormon hipotalamus dapat dibagi menjadi:
a.
Disekresi ke hypophysial
portal blood vessels
b.
Disekresi oleh neurohipofisis
langsung ke sirkulasi sistemik
2.
Hipofisis
Hypofisis
cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil berbentuk oval sebesar
kacang polong yang terletak di dalam
lekukan os sphenoidalis
basis cranii yang disebut sella
tursika, dibelakang kiasma optikum, melekat pada basis crania melalui
infundibulum.
Hipofisis atau kelenjar pituitari
berukuran kira kira 1×1 cm, diameter kira-kira 1 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm, dan beratnya sekitar 1/2
gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita.
Kelenjar ini lokasinya sangat
terlindungi baik yaitu terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. sela
tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk
mengembang, jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas,
seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan
menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
Hipofisis memiliki dua buah lobus, yaitu:
a. Lobus
anterior merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 nya dari seluruh
bagian hipofise, disebut Adenohipofisis,
hasil perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik
(stomodeum)
b. Lobus
posterior merupakan 1/3 bagian dari hipofise yang terdiri dari jaringan saraf
sehingga disebut Neurohipofisis,
hasil perluasan diensefalon.
Hipofise
stalk adalah struktur yang menghubungkan antara lobus anterior dengan lobus
posterior.
Hipotalamus
mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau
zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung
menghubungkan keduanya. pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan
melalui impuls saraf.
Selanjutnya adenohipofisis dan neurohipofisis
menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara topografis, kelenjar ini merupakan
salah satu yang paling dilindungi dan tidak terjangkau dalam tubuh. Hipofisis
dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian infundibulum
berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri
karotis interna. Arteri hipofisial superior memperdarahi pars tuberalis,
infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler primer pada bagian eminensia
media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi lobus posterior walau
memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri hipofisial
lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut
ke vena portal hipofisial.
Sekressi hormon hipofisis diregulasi oleh
hipotalamus. Hipotalamus sendiri mendapat input dari berbagai area otak dan
feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur kerja hipofisis, hipotalamus akan
melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer eminensia media, kemudian
dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini hormon meninggalkan
kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim
Disebut
master endocrine gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak
mempengaruhi kelenjar endokrin lainya.
Sekresi
hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan
iklim.
Kelenjar
hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan
bagian posterior .
a. Hipofisis
bagian anterior
Hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior :
1)
Hormon Somatotropin atau Growth
Hormon (GH) untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
2)
Tyroid Stimulating Hormone (TSH)
merupakan Hormon tirotropin yang berfungsi merangsang kelenjar Tyroid untuk sintesis
hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium
3)
Adreno Corticotropic Hormone (ACTH)
yang merangsang kelenjar korteks adrenal membentuk hormone kortisol (hormone
stress)
4)
Interstitial Cell Stimulating Hormon (ICSH) yang
merangsang kelenjar mammae untuk mensekresikan hormone Prolaktin dalam produksi
ASI
5)
Hormon Gonadotropin (Follicle
Stimulating Hormone (FSH) pada wanita yang berfungsi pemasakan folikel
primordial hingga mengeluarkan Ovum, pada pria pembentukan spermatogonium; Luteinizing
Hormone (LH) pada wanita pembentukan korpus luteum, pada pria merangsang sel
interstitial membentuk hormon testosteron)
b. Hipofisis
bagian tengah
Menghasilkan
hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila
hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
c. Hipofisis
posterior
Mensekresikan
hormone :
1)
Hormon oksitosin yang berfungsi memudahkan
pengeluaran ASI selama masa laktasi dan meningkatkan kontraksi uterus pada saat
melahirkan
2)
Hormon Vasopresin atau Anti Diuretik Hormon (ADH)
yang berfungsi mengendalikan ekskresi air oleh ginjal
3.
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid
merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar menyerupai sebuah perisai dan
di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar tiroid terdiri atas
2 belah yang terletak di sebelah kanan batang tenggorok diikat bersama oleh
jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar
tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding pangkal tenggorok. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di
depan trakea.
Kelenjar
tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini dapat ditemui di leher.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu
tiroksin (T4) atau Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah
triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di
perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida
inorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid.
Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya
menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh
kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang
dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung
dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi
yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis
dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine Releasing Hormon
(TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar ini
berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan
mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat
distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.
Tiroksin
mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja
keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini
terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan
mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang
masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Fungsi
hormone-hormon tiroid antara lain:
a. Mengatur laju
metabolism tuibuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolism karena
peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian
untuk otak, lien, paru-paru, dan testis. Ke dua hormon ini
tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi.
T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih
singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat
dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
b.
Memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan syaraf dan
tulang.
c.
Bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi
d.
Mengatur penggunaan oksidasi
e.
Mengatur pengeluaran CO2
f.
Metabolik dlm hati mengatur susunan
kimia dalam jaringan
g.
pada anak mempengaruhi pekembangan
fisik dan mental
h.
Mempertahankan
sekresi GH dan gonadotropin
i.
Efek
krontropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatn
kontraksi otot dan menambah irama jantung.
j.
Merangsang
pembentukan sel drah merah
k.
Mempengaruhi
kekuatan dan riteme pernafasan sebagai konpensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
l.
Bereaksi
sebagai antagonis insulin.
Produksi
tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus
Basedowi) dengan gejala sebagai berikut;
a. kecepatan
metabolisme meningkat
b.
denyut
nadi bertambah
c.
Gelisah
d.
Gugup
e.
merasa
demam.
f.
Gejala
lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar
tiroid membesar.
4.
Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Tubuh
kita memiliki empat kelenjar paratiroid kecil, satu terletak di setiap
sudut kelenjar tiroid. Terdapat 2 pasang melekat pada begian belakang kelenjar
tiroid .
Paratiroid
menempel pada kelenjar tiroid. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan
gejala: kadar kapur (fosfor dan kalsium) dalam darah menurun, kejang di tangan
dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur,
dan kesemutan.
Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel
pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4
buah terdiri dari chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna
kekuningan dan berukuran kurang lebih 3
x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan
mengeluarkan hormon paratiroid (Parathyroid Hormon, PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar
kalsium dalam plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.
PTH bekerja pada tiga sasaran utama dalam
pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan usus. Di dalam
ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH merangsang aktifitas
osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi kalsium.
Tumor
paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak
mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang
mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
Tanggung
jawab mereka adalah untuk menghasilkan jumlah yang benar dari hormon paratiroid
(PTH), yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan yang benar dari fosfor
dan kalsium dalam tubuh Anda. Bila keseimbangan ini terganggu, dapat memiliki
efek ringan sampai serius pada kesehatan Anda.
Pelepasan
hormon ini dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofisis.
Fungsi Dari Kelenjar Paratiroid Adalah :
a.
Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap
dalam plasma
b.
Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui
ginjal
c.
Menstimulasi resorpsi tulang sehingga menambah
kalsium dalam darah, jika kalsium berkurang.
d.
Menstimulasi dan mentranspor kalsium &
fosfat melalui membran sel
Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme
terjadi ketika kelenjar paratiroid menghasilkan PTH terlalu banyak, mengganggu
kalsium tubuh dan tingkat fosfor. Abnormal jumlah tinggi kalsium ditemukan
dalam darah, dan fosfor drop tingkatan untuk tingkat abnormal rendah. Meskipun
gejala sering tidak ada atau hanya berpengalaman sebagai nyeri kecil dan
kelelahan, komplikasi serius dapat berkembang, termasuk:
a. Batu
ginjal
b. Mulas
c. Tekanan
darah tinggi
d. Peningkatan
haus dan buang air kecil
e. Peptikum
ulkus
f. Mual
g. Osteoporosis
h. Miskin
memori
Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme
terjadi ketika PTH terlalu sedikit yang dihasilkan, sehingga kadar kalsium
darah sangat rendah dan tingkat fosfor darah sangat tinggi. Gejala
Hipoparatiroidisme meliputi:
a. Berlebihan
kegugupan
b. Sakit
kepala
c. Otot
kram
d. Kontraksi
otot yang tidak diinginkan sehingga berkedut tak terkendali dan kejang-kejang
5.
Kelenjar Adrenal / Suprarenal (Anak Ginjal)
Kelenjar ini
berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat
satu kelenjar suprarenal.
Kelenjar adrenal atau suprarenal menempel
pada kutub superior ginjal. kelenjar adrenal kiri dan kanan tidak simetris pada
sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah kanan lebih inferior, terletak tepat
diatas ginjal, dan bentuknya lebih piramid shape. Sementara kelenjar suprarenal
kiri lebih inferior, lebih kearah batas medial ginjal kiri, dan bentuknya lebih
cressent shape.
Masing-masing berukuran tebal sekitar 1
cm, lebar apex sekitar 2 cm, lebar basal sekitar 5 cm. beratnya antara 7-10 gr.
Kelenjar ini dibagi menjadi:
a. Bagian luar disebut kortex adrenal yang mencakup 80-90% organ, terletak
bagian luar, dan berwarna kekuningan, berasal dari
mesoderm mensekresikan hormon kortikostreoid yang dibagi
3:
1) Luar
(zona glomerulosa) sekresi mineralokortikoid aldosteron
2) Tengah (zona
fasikulata) mensekresikan kortisol
(glukokortikoid)
3) Dalam
(zona retikularis) mensekresikan androgen (estrogen)
b. Bagian tengah disebut medula adrenal yang terletak pada bagian dalam, berwarna gelap,
berasal dari
ektoderm menghasilkan hormon adrenalin dan noradrenalin atau yang dikenal
juga epinefrin dan norepinefrin..
Keduanya memiliki fungsi endokrin, bagian
korteks memproduksi kortikosteroid (kortisol, kortikosteron) dari kolesterol, yang
dipengaruhi dan diatur oleh ACTH
hipofises. Bagian medulla
memproduksi epineprin dan norepineprin, yang diatur dan dipengaruhi oleh
saraf simpatis
Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal,
dibungkus kapsul jaringan ikat dengan banyak jaringan adiposa. Kapsul jaringan
ikat tersebut membentuk septa ke arah parenkim yang masuk bersama pembuluh
darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu
organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap kelenjar mendapat perdarahan dari
tiga arteri yang berbeda:
a. Arteri Phrenic inferior yang akan
membentuk arteri suprarenal superior,
b. Aorta yang akan membentuk arteri
suprarenal medial
c. Arteri renalis yang akan membentuk arteri
suprarenal inferior.
Cabang-cabang ketiga arteri tersebut
membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus tersebut muncul arteri kortikal
pendek, selanjutnya membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke pleksus vena
suprarenal di medula. selanjutnya vena suprarenal kiri bermuara ke vena renal
kiri dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava inferior. selain arteri
kortikal pendek, dari pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal panjang
yang tidak bercabang. menembus korteks sampai medulla.
Fungsi kelenjar adrenal diantaranya:
a. Mengatur
keseimbangan air, elektrolit, dan geram-garam
b. Mengatur/
memengaruhi metabolisme lemak karbohidrat dan protein
c. Memengaruhi
aktifitas jaringan limfoid
Kerusakan
pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai
berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit
di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi
adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih
banyak.
Gejala
lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak
mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
Hampir semua
orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya sangat penting, tetapi
kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan kecil yang
beratnya masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting.
Saat kita
mengamati kelenjar-kelenjar ini, yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal,
masing-masing adalah sebuah laboratorium yang terpisah. Yang pertama adalah
bagian luar kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang menghasilkan tiga hormon;
yang kedua adalah bagian dalam kelenjar adrenal (medulla adrenal), yang
menghasilkan dua hormon. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kedua kelenjar ini
sangat penting sehingga pelepasan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon-hormon
itu akan menyebabkan kematian.
·
Sistem
Pertahanan Diri
Sebagian
orang berutang nyawa pada suatu hormon ajaib bernama adrenalin: saat
orang-orang ini dalam bahaya, cairan ini membuat mereka lebih kuat, lebih
cekatan, lebih cepat, dan lebih siaga.
Misalnya,
seorang pilot menyadari kerusakan mesin di pesawatnya saat terbang .
Adrenalin
segera dilepaskan di dalam tubuh seorang pilot yang pesawatnya mengalami
kerusakan. Cairan ini mengirimkan lebih banyak gula dan darah ke otak,
membuat pilot itu lebih siaga. Tekanan darah dan detak jantungnya
meningkat, membuatnya lebih waspada. Ini hanyalah beberapa perubahan yang
dihasilkan adrenalin pada tubuh pilot.
Daya
tampung sistem pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak
oksigen (dan lebih banyak darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan
ototnya). Otot dan anggota badannya menjadi lebih sangat terpusat dan
peningkatan kadar gula darahnya memberinya tenaga tambahan yang dibutuhkannya.
Adrenalin
(epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal – bagian dalam
kelenjar adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang
hidupnya
Di
dalam kelenjar adrenal, ada dua laboratorium terpisah yang menghasilkan
hormon-hormon yang amat penting. Yang pertama korteks adrenal; yang
lainnya medula adrenal. Hormon-hormon yang dihasilkan di kedua
laboratorium ini penting bagi kehidupan manusia.
Saat
ada bahaya, tombol peringatan di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan
perintah secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar
adrenal lalu beralih ke keadaan siaga dan melepaskan hormon adrenalin untuk
menghadapi keadaan darurat. Molekul-molekul adrenalin bercampur dengan darah
dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Molekul-molekul
adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang memastikan
bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya,
dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung,
otak, dan otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan
mengalirkan lebih banyak darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah
tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan jantung dapat dipasok.
Korteks
adrenal berperan penting mengurangi ketegangan (stres) pada tubuh. Saat
tubuh mengalami ketegangan yang parah, hipotalamus mengirimkan perintah ke
kelenjar pituitari agar melepaskan ACTH (hormon adrenokortikotropis). Di
sisi lainn, ACTH merangsang korteks adrenal, mendorong pembuatan
kortikosteroid. Kortikosteroid ini memastikan produksi glukosa dari
molekul-molekul seperti protein, yang tak mengandung karbohidrat.
Akibatnya, tubuh menerima tenaga tambahan dan tekanan pun berkurang.
Dalam
keadaan bahaya, tubuh disiagakan karena adanya hubungan antara otak dan
kelenjar adrenal.
Bagi
setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda; ketika menuju pembuluh darah,
molekul adrenalin menyebabkan pembuluh melebar; ketika menuju jantung, molekul
mempercepat penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih
cepat dan menyalurkan tenaga tambahan yang dibutuhkan otot.
Ketika
molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat.
Molekul adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana
agar mencampur gula dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat
dan mengalirkan bahan bakar tambahan yang dibutuhkan otot.
6. Pankreas
Pankreas
adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak di retroperitoneal cavum abdomen superior sebelah
posterior dari gaster terbentang secara horizontal dari cincin duodenal menuju
arah lien sejajar vertebra lumbalis I dan II serta berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari), panjang sekitar 10-20 cm dan lebar
2,5 – 5 cm, tebal 1-2 cm, dan beratnya sekitar 150 gr. Mendapat
pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
strukturnya
dibagi menjadi 4 bagian yaitu caput, collum, corpus, dan cauda.
Pankreas
memiliki kapsul jaringan ikat tipis yang membentuk septa, membagi pankreas
menjadi lobus. Pembuluh darah dan persarafan pankreas masuk melalui septa ini.
Pankreas
merupakan kelenjar yang memiliki fungsi eksokrin, yaitu menghasilkan empedu dan
fungsi endokrin, yaitu menghasilkan hormon. Bagian endokrin pankreas tersusun
atas agregasi sel, disebut Pulau Langerhans, jumlahnya sekitar satu juta,
tersebar diantara asinus, dengan kecenderungan lebih banyak pada bagian kauda.
Pulau langerhans tersusun atas sekitar 3000 sel yang terdiri dari:
a.
sel alfa (70%) → menghasilkan glukagon
b.
sel beta (20%) → menghasilkan insulin
c.
sel delta (5%) → menghasilkan somatostatin
d.
sel G (1%) → menghasilkan gastrin
e.
sel F atau sel PP (1%)→ menghasilkan polipeptida pankreas
Pankreas mendapat perdarahan dari arteri
coeliaca, cabang langsung dari aorta abdominalis. A.coeliaca bercabang, menjadi
(1) a. hepatica komunis → a. pancreaticoduodenalis superior → a.
pacreaticoduodenalis superior anterior dan posterior yang memperdarahi bagian
kaput, kolom, dan korpus pankreas dan (2) a. lienalis → rami pancreatici yang
memperdarahi bagian korpus dan kauda. Selanjutnya darah akan dialirkan ke v.
pancreaticoduodenale dan v. lienalis kemudian melalui sistem vena porta dan
akhirnya bermuara ke vena cava.
Glukagon dan
insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohoidrat, protein dan
lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua
hormone ini.
Fungsi kedua
hormone ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin
menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar
gula darah. Perangsangan glucagon bila gula darah rendah, dan asam
amino meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol,
GH dan epinefrin.
Dalam penurunan
kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolic terutama akan
meningkatkan difusi glukosa melalui membrane sel di jaringan. Efek
anabolik penting lainya dari hormone insulin adalah sebagai berikut :
Efek pada hepar
·
Meningkatkan
sintesa dan penyimpanan glukosa
·
Menghambat
glikogenesis, glukoneonesis dan kategonesis
·
Meningkatkan
sintesa trigleserida dari asam lemak bebas di hepar
Efek
pada otot
·
Meningkatkan
sistesis protein
·
Meningkatkan
transportasi asam amino
·
Meningkatkan
glikogenesis
Efek pada jaringan lemak
·
Meningkatkan
sintesa trigleserida dari asam lemak bebas
·
Meningkatkan
penyimpanan trigleserida
·
Menurunkan
lipolisis
7. Kelenjar Timus
Terletak di dalam midiastinum di belakan tulang sternum,
kelenjar timus dijumpai pada anak-anak di bawah usia 18 tahun. Kelenjar ini
terletak di dalam toraks kira-kira setinggi percabangan trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pa da bayi baru lahir beratnya
kira-kira 10 gram, dan ukurannya bertambah pada masa remaja sekitar 30-40 gram.
Kelenjar timus menhasilkan suatu sel imun yang membantu
dalam pertahanan tubuh, selain itu hormon kelenjar timus berperan dalam membatu
pertumbuhan badan.
8. Ovarium
Ovarium
merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga
menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai
berikut.
a.
Estrogen
Hormon ini
dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi
estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan
wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul
dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
b.
Progesteron
Hormon ini
dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi
menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk
estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH.
Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
9. Testis
Seperti halnya
ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma,
testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen,
yaitu testosterone diperlukan untuk untuk mempertahankan spermatogenesis.
Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda
kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
C.
PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar
endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah
diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan
hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa
lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target.
Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa
tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali
hipofisa.
Hormon tertentu
yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal
tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan
sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya.
Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami
turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti
dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih
belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon
terhadap semacam jam biologis.
Hipotalamus
melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya
memicu pelepasan hormon hipofisa dan yanglainnya menekan pelepasan hormon
hipofisa.
Kelenjar
hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai
fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.Beberapa hormon hipofisa memiliki
efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan
pelepasan hormon oleh organ lainnya.Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan
hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin
lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat
pelepasan hormonnya.
Tidak semua
kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan
respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di
dalam darah:
1. Sel-sel
penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam
lemak
2. Sel-sel
paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.
3. Medulla adrenal
(bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan
langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak
organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak
disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan
zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak
melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan
berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
Faktor-faktor
lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan
oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan
kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu
merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga
meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu
sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.
Kelenjar
semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah kendali
hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh
memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin
meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan.
Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat
rendah.
Kadar
hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar
kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan
terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya
dimengerti.
D.
FISIOLOGIS
Fungsi endokrin
diantaranya adalah :
1.
fungsi metabolisme tubuh
2.
fungsi pertumbuhan
3.
fungsi sex
4.
fungsi pencernaan
5.
fungsi kardiovaskuler
Mekanisme Aksi Hormon
1. Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor
untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma
biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah
sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya
dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi
melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan
gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia
yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut
adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara
kerja seperti di atas :
a. Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim
memungkinkan proses metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
b. Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport
aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
c. Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas
pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung
padanya, antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
d. Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas
metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
2. Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan
hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan
reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon
tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel
sasaran.
Selama
dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan
pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel
sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor
khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks
tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah
masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali
transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan
merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
a. Derivat asam amino – dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu
yang berasal dari jaringan nervus medulla supra renal dan neurohipofise, contoh
epinefrin dan norepinefrin
b. Petide /derivat peptide – dibuat oleh kelenjar buntu yang
berasal dari jaringan alat pencernaan
c. Steroid – dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari
mesotelium, contoh hormon testes, ovarium dan korteks suprarenal.
d. Asam lemak – merupakan biosintesis dari dua FA, contoh
hormon prostaglandin
Steroid
|
Peptida
|
Protein
Besar
|
Turunan
Tirosin
|
Testosteron
Esterogen
Progesteron
Kortikosteroid
Vitamin D-3
|
Hormon Hipotalamus
Angiotensin
Somatostatin
Gastrin
Sekretin
Glukagon
Kalsitonin
Insulin
Parathormon
|
Hormon Pertumbuhan
Prolaktin
LH
FSH
TSH
|
Katekolamin, meliputi :
Noradrenalin
Adrenalin
Hormon Tiroid, meliputi :
Tiroksin (T4)
Triiodotironin (T3)
|
Hormon
|
Yang
menghasilkan
|
Fungsi
|
Aldosteron
|
Kelenjar
adrenal
|
Membantu
mengatur keseimbangan garam dan air dengan cara menahan garam dan air serta
membuang kalium
|
Hormon
antidiuretik
(vasopresin) |
Kelenjar
hipofisa
|
|
Kortikosteroid
|
Kelenjar
adrenal
|
Memiliki
efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:
|
Kortikotropin
|
Kelenjar
hipofisa
|
Mengendalikan
pembentukan dan pelepasan hormon oleh korteks adrenal
|
Ginjal
|
Merangsang
pembentukan sel darah merah
|
|
Estrogen
|
Indung
telur
|
Mengendalikan
perkembangan ciri seksual dan sistem reproduksi wanita
|
Glukagon
|
Pankreas
|
Meningkatkan
kadar gula darah
|
Hormon
pertumbuhan
|
Kelenjar
hipofisa
|
|
Insulin
|
Pankreas
|
|
LH
(luteinizing hormone)
FSH (follicle-stimulating hormone) |
Kelenjar
hipofisa
|
|
Oksitosin
|
Kelenjar
hipofisa
|
Menyebabkan
kontraksi otot rahim dan saluran susu di payudara
|
Hormon
paratiroid
|
Kelenjar
paratiroid
|
|
Progesteron
|
Indung
telur
|
|
Polaktin
|
Kelenjar
hipofisa
|
Memulai
dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
|
Renin
dan angiotensin
|
Ginjal
|
Mengendalikan
tekanan darah
|
Hormon
tiroid
|
Kelenjar
tiroid
|
Mengatur
pertumbuhan, pematangan dan kecepatan metabolism
|
TSH
(tyroid-stimulating hormone) |
Kelenjar
hipofisa
|
Merangsang
pembentukan dan pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
|
E.
GANGGUAN
SISTEM ENDOKRIN
1.
Gangguan
pada kelenjar hipofise
a.
Hipopituarisme
b.
Tumor
hipofise
c.
Diabetes
insipidus
d.
Syndrome
of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH)
2.
Gangguan
pada kelenjar tyroid
a.
Hipotyroidisme
b.
Hipertyroidisme
c.
Tyroiditis
d.
Tumor
tyroid
3.
Gangguan
kelenjar parathyroid
a.
Hiperparatyroidisme
b.
Hipoparatyroidisme
4.
Gangguan
kelenjar adrenal
a.
Freokromositoma
b.
Penyakit
Addison
c.
Syndrome
Cushing
d.
Aldosteronisme
primer
5.
Gangguan
pancreas
a.
Pancreatitis
b.
Kista
pancreas
c.
Tumor
pankreas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar