Selasa, 20 September 2016

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM NEUROLOGI



SISTEM PERSARAFAN



A.    DEFINISI

System persarafan (Tractus Nervatorius) merupakan sekumpulan organ-rgan saraf (nervus) yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan-kegiatan organ-organ tubuh yang lain.
Tractus nervotorius terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan saraf yang disebut neuroglia.
Pusat sel saraf (neuron) terdiri dari sebuah badan sel (sitoplasma) yang disebut perikarion. Dalam perikarion ini terdapat Nukleus dan badan-badan sel yang disebut substansia nissel.
Dari perikarion keluar prosesus-prosesus yang berjumlah lebih dari satu dan bercabang banyak disebut Dendrit.
Satu prosesus yang keluar dari salah satu bagian perikarion dinamakan Akson. Pada permulaan akson lebih besar dari pada permulaan perifer disebut bukit akson, bagian perifer bukit akson ini diselubungi oleh simpai Myelin.

Tractus nervatorius tersusun menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      System saraf pusat (SSP) atau susunan saraf sentral (Central Nerve System = CNS)
Terdiri dari Encephalon (Otak) dan Medulla Spinalis (Sum-sum Batang Otak)
2.      System saraf tepi atau susunan saraf perifer (Peripher Nerve System = PNS)
Terdiri dari Susunan Saraf Somatik (Somatic Nerve System = SNS) dan Susunan Saraf Otonom (Automatic Nerve System (ANS)
SNS mempunyai peranan spesifik unrtuk mengatur aktifitas otot sadar atau otot serat lintang.
ANS mempunyai peranan untuk mengatur pekerjaan otot tidak sadar atau otot serat polos seperti, otot jantung, hepar, pancreas, gastrointestinal, dan lain-lain.
PNS merupakan susunan saraf diluar CNS yang membawa pesan ke dan dari CNS.
Tractus nervatorius berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan.
Stimulasi yang diterima tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal tubuh menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat beradaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam beradaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan reffleks. Bila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau yang disebut dengan sakit.

B.     BAGIAN-BAGIAN

Tractus nervatorius tersusun menjadi 2 bagian, yaitu :
1.      System saraf pusat (SSP) atau susunan saraf sentral (Central Nerve System = CNS)
Terdiri dari Encephalon (Otak) dan Medulla Spinalis (Sum-sum Batang Otak). Keduanya merupakan oran yang sangat lunak dengan fungsi yang sangat penting sehingga perlu perlindungan. Otak dilindungi oleh tengkorak kepala dan sum-sum batang otak diliindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selaian itu, otak juga dilindungi oleh selaput pembungkus otak yang disebut Meningens. Bila selaput pembungkus ini terjadi radang disebut dengan Meningitis.
Selaput Meningens ini terdiri dari 3 lapisan, dari luar kedalam adalah sebagai berikut :
a.       Duramater, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari selaput keras pembungkus otak terbuat dari jaringan ikat yang tebal dan kuat. Terdiri dari 2 lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak dinamakan endostium, dan lapisan dalam dinamakan durameter propia yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Didalam Canalis Vertebralis, kedua lapisan ini terpisah diantara tulang kepala dengan durameter terdapat rongga epidural.
b.      Arachnoidea mater, merupakan selaput halus berada dilapisan tengah yang memisahkan antara duramater dengan piamater yang bentuknya seperti sarang laba-labah. Arachnoid membentuk sebuah balon atau kantung yang didalamnya terdapat cairan saraf spinal atau Cairan Cerebri Spinalis yang disebut Liquor Cerebro Spinalis (LCS). LCS merupakan semacam cairan limfa yang mengisi sela-sela membrane Arachnoid. Fungsi selaput Arachnoidea ini adalah sebagai bantalan untuk melindungi Encephalo dari bahaya kerusakan mekanik.
c.       Piamater, merupakan lapisan terdalam yang terdiri dari selaput jaringan tipis yang terdapat pada jaringan encephal. Mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan Encephal.
Encephal dan medulla spinalis mempunyai 3 materi penyusun esensial, yaitu :
a.       Badan sel yang membentuk bagian materi yang berwaran kelabu yang disebut Substansia Grissea.
b.      Serabut saraf yang membentuk bagaian materi yang berwarna putih yang disebut Substansia Alba.
c.       Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak diantara sel-sel saraf (neuron) dalam SSP.
Walaupaun encephal dan medulla spinalis mempunyai struktur materi yang samaa, tetapi susunannnya berbeda. Pada encephal, substansia grissea terletak dibagian luar atau kulitnya (korteks) dan substansia alba terletak ditengah. Sedangkan pada medulla spinalis, bagian tengah berupa substansia grissea yang berbentuk seperti kupu-kupu, dan bagian luar (korteks) berupa substansia alba.
a.       Encephalon (otak)
Encephalon (otak) merupakan salah satu organ dalam tubuh  manusia yang berfungsi sebagai pusat pengatur semua kegiatan organ-organ tubuh yang lain. Terletak didalam cavum cranium yang dibungkus oleh selaput meningens.
Encephalon memiliki 5 bagian utama, yaitu : otak besar (cerebrum), otak tengah (mescecephalon), otak kecil (cerebellum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol (pons varolii).
1)      Cerebrum/cerebri (otak besar)
Cerebrum merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari encephalon, berbentuk seperti telur yang mengisi penuh bagian anterior superior cavum cranium.
Cerebrum terdiri dari 2 belahan, yaitu belahan dextra dan sinistra. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan. Belahan dextra mengatur bagian tubuh sebelah sinistra, dan sebaliknya. Jika cerebrum sinistra mengalami gangguan, maka bagian tubuh sebelah dextra yang akan merasakan gangguan tersebut.
Tiap-tiap belahan cerebri terbagi menjadi 4 lobus cerebri, yaitu frontal, parietal, oksipital, dan temporal. Antara lobus frontal cerebri dangean lobus parietal cerebri dipisahkakn oleh sulkus centralis atau celah Rollando.
Cerebrum memiliki fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensia), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Cerebrum merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan reflex encephal. Pada baagian korteks cerebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah posterior area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dengan area senasor. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Disekitar kedua area tersebut adalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya, bagian anterior merupakan pusat proses berpikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreatifitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat dibagian posterior.
2)      Mescencephalon/Diencephalon  (otak tengah)
Mescencephalon terletak di sebelah anterior cerebellum dan pons varolii. Dibagian anterior mescencephalon terdapat Thalamus dan kelenjar hipofises yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Dibagian atas (dorsal) mescencephalon merupakan lobus optikus yang mengatur reflex mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3)      Cerebellum (otak kecil)
Cerebellum berbentuk oval, terletak dibagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan cerebri oleh Fissura transversalis dibelakangi oleh pons varolii dan diatas medulla oblongata.
Cerebellum memiliki fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4)      Sumsum sambung (medulla oblongata)
Medulla oblongata berfungsi menghantar impuls yang datang dari medulla spinalis menuju encephalon. Medulla oblongata juga mempengaruhi jembatan, reflex fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, medulla oblongata juga mengatur gerak reflex yang lain, seperti bersin, batuk, dan berkedip.
5)      Jembatan varol (pons varolii)
Pons varollii berisi serabut saraf yang menghubungkan bagian dextra dengan sinistra dari cerebellum, juga menghubungkan cerebri dengan medulla spinalis.
Mescencephalon (diencephalon), medulla oblongata dan pons varolii membentuk batang otak yang disebut Trunkus Cerebri.
Dalam encephal terdapat susunan saraf yang keluar dan melewati lubang-lubang yang terdapat didalam cranium yang dinamakan system saraf cranial. Susunan saraf ini berhubungan erat dengan otot pancaindera, mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Berdasarkan sifat dan cara kerjanya terdapat 2 jenis saraf cranial, yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Beberapa diantaranya da yang majemuk yang merupakan gabungan atau campuran serabut saraf sensorik dan motorik.
Berdasarkan area kerjanya terdapat 12 jenis saraf cranial, yang terdiri dari :

Urutan saraf
Nama saraf
Sifat saraf
Fungsinya
I
N. olfaktorius
Sensorik
Sebagai alat penciuman
II
N. Optikus
Sensorik
Menerima rangsangan Penglihatan
III
N. Okullomotorius
Motorik
Menggerakkan bola mata dan mengangkat kelopak mata
IV
N. Trochlearis
Motorik
Memutar dan menggerakkan bola mata
V
N. Trigeminus :
* N. Ophtalmikus

* N. Maksilaris

* N. Mandibularis
Motorik dan Sensorik
Motorik dan Sensorik

Sensorik

Motorik dan Sensorik

·         Menggerakkan kulit kepala dan kelopak mata atas
·         Rahang atas, palatum, dan hidung
·         Rahang bawah dan lidah
VI
N. Abdusens
Motorik
Menggoyang sisi mata
VII
N. Fascialis
Motorik Dan Sensorik
Menggerakkan lidah dan selaput lendir cavum oral
VIII
N. Auditorius
Sensorik
Menerima rangsangan pendengaran
IX
N. Glossofaringeus
Motorik dan Sensorik
Menggerakkan dan menerima rangsang pada faring, tonsil, dan lidah, rangsangan cita rasa
X
N. Vagus
Motorik dan Sensorik
Menggerakkan dan menerima rangsangan pada faring, laring, paru-paru, esophagus, gaster, intestinum, dan kelenjar-kelenjar dalam cavum abdomen
XI
N. Assesorius
Motorik
Saraf tambahan untuk membantu menggerakkan Musculus  Sterno-kleido-mastoideus dan Musculus Trapezius.
XII
N. Hypoglossus
Motorik
Menggerakkan otot-otot lidah.


b.      Medulla spinalis
Merupakan salah satu organ dalam SSP (CNS) yang terletak didalam canalis vertebralis bersama ganglion radix posterior yang terdapat pada setiap foramen intervertebralis berpasangan kiri dan kanan.
Organ ini berfungsi mengurusi persarafaan tubuh, anggota tubuh, dan bagian kepala.
Dimulai dari bagian bawah medulla oblongata menjulur ke arah caudal melalui foramen magnum setinggi corpus vertebra cervicalis I memanjang kebawah hingga menuju corpus vertebralis lumbalis I dan II.
Medulla spinalis dibungkus oleh 3 macam selaput, yaitu :
1)      Selaput luar dinamakan DDuramater
2)      Selaput tengah terdiri dari selaput jaringan yang disebut Arakhnoid
3)      Selaput dalam disebut Piamatere
Diantara Duramater dan Arakhnoid teredapat lubang yang disebut Kandung Duramatere
Sama seperti Otak, Medulla spinalis  juga  berada dalam Sakus  Arakhnoid yang berisi cairan otak. Sakus   arakhnoid berakhir  dalam Canalis  Vertebralis pada  os sacrum.
Cairan otak yang terdapat dalam medulla spinalis dinamakan cairan spinal (Liquor Cerebro Spinalis)
Dalam  medulla   spinalis  keluar 31 pasang seerabut saraf yang  terdiri dari :
1)      Serabut saraf   servikalis               :     8 pasang
2)      Serabut saraf  torakalis                  :     12 pasang
3)      Serabut saraf lumbalis                   :     5  pasang
4)      Serabut saraf sakralis                    :     5 pasang
5)      Serabut saraf  koksigealis              :     1  pasang
Medulla spinalis   terdiri dari  2  zat,yaitu:
1)      Zat  putih,  terletak sebelah  luar,  terdapat diantara   berkas    depan  kiri  dan  kanan  dari selaput benang saraf
2)      Zat  kelabu, sebelah  dalam, dibentuk oleh sel saraf (ganglion) berkatup banyak,  didalamnya  terdapat jaringan penunjang (monoglio)
Sebelah kiri dan kanan terdapat tiang depan (tanduk  depan)   dan tiang belakang (tandukbelakang)
Kanalis sentralis (saluiran pusat) merupakan  saluran sempit yang  berehubungan  dengan lubang yang   teradapatddi tnegah-tngah otak.
Bagian-bagian zat  tersebut mengecil pada  bagian  atas menuju kebagian bawah sampai servikal dan torakal,  pada bagian ini terdapat  peleebaran  dari vertebra servikal IV sampai vertebra torakal II.
Penyebaran semua saraf medulla spinalis dimulai dari Torakal I sampai Lumbal III mempunyai cabang-cabang dalam saraf yang akan keluar membentuk fleksus dan ini akan membentuk saraf tepi (saraf perifer) yang terdiri dari :
1)      Fleksus servikalis
Dibentuk oleh cabang-cabang 4 saraf servikalis anterior pertama yang bekerjasama dengan Nervus Vagus dan Nervus Assesorius.
Letanya dalam leher dibagian inferior musculus sterno mastoideus.
Berfungsi mempersarafi beberapa otot leher.
2)      Fleksus brakialis
Dibentuk oleh peresatuan cabang-cabang anterior saraf servikal IV dan torakal I dan saraf terpenting Nervus Mediana, Nervus Ulnaris Radialis yang mempersarafi extermitas superoir, seperti bagian humerus, dan beberapa otot leher dan dada.
Terletak Dallam segitiga posterior leher di bagian posterior clavicula dan axila.
3)      Fleksus lumbalis
Dibentuk oleh serabut saraf lumbal dan torakal XII, saraf terbesar yaitu Nervus Femoralis dan Nervus Obturatoir.
Menyalurkan saraf yang utama untuk ekxtermitas inferior.
4)      Fleksus sakralis
Dibentuk oleh saraf dari lumbal ke-4 dan ke-5 dan sacral yang membentuk nervus Ischiatik yang besar yang masuk ke dalam paha melalui celah sacralis untuk melayani otot paha.
Bercabang menjadi nervus poplliteus medialis dan lateralis mempersarafi otot sebelah posterior paha dan anterior inferior patella.
Merupakan saraf terbesar yang mempersarafi otot extermitas inferior.

Fungsi medulla spinalis terdiri dari :
1)      Pusat gerakan otot tubuh terbesar di kornu motorik dan kornu ventralis
2)      Mengurus kegiatan reflex-refleks spinalis serta reflex patella
3)      Menghantarkan rangsangan koordinasi dari otot dan sendi ke Cerebellum\
4)      Sebagai penghubung antar segmen medulla spinalis
5)      Mengadakan komunikasi antara otak dengan semuaa bagian tubuh

Gerak reflex merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita.
Gerak reflex merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan dapat terjadi jauh lebih cepat dari gereak sadar kita.
Gerak reflex dapat dihambat oleh kemauan kesadaran kita.
Untuk terejadinya gereak reflex diperlukan struktur sebagai berikut :
1)      Organ sensorik, yang menereima impuls, misalnya kulit
2)      Serabut saraf sensorik, yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel dalam ganglion radix posterior, dan selanjutnya serabut sel itu akan meneruskan impuls tersebut menuju substansi kelabu pada kornu posterior medulla spinalis
3)      Medulla spinalis, dimana serabut saraf penghubung menghantarkan impuls menuju kornu antereior medulla spinalis
4)      Organ motorik, yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik
Gerak reflek akan timbul bila :
1)      Terkena benda panas
2)      Tersentuh benda dingin
3)      Karena suatu peristiwa
4)      Terkena benda tajam
2.      System saraf tepi atau susunan saraf perifer (Peripher Nerve System = PNS)
Terdiri dari Susunan Saraf Somatik (Somatic Nerve System = SNS) dan Susunan Saraf Otonom (Automatic Nerve System (ANS)
SNS merupakan susunan saraf yang memunyai peranan spesifik untuk mengatur aktifitas otot sadar atau otot serat lintang (otot lurik).
ANS merupakan susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot tak sadar (otot polos) seperti, otot jantung, hepar, pancreas, GIT, kelenjar dan lain-lain.
ANS terdiri dari susunan saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
a.       Susunan saraf otonom (SSO) atau Automatic Nerve System (ANS)
Merupakan saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis tanpa kehendak dari kita.
SSO tergantung pada SSP dan keduanya dihubungkan oleh urat saraf eferen yang seolah-olah berfungsi sebagai SSP.
ANS terutama berkaitan dengan organ-organ dalam tubuh.
Pembagian ANS (SSO) :
1)      Saraf simpatis
Terletak di sebelah anterior collumna vertebralis dan berhubungan dengan medulla spinalis melalui serabut-serabut saraf.
System simpatis terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a)      Kornu anterior segmen torakalis ke-1 sampai ke-12 dan segmen lumbalis 1-3 terdapat nucleus vegetative yang berisi kumpulan sel saraf simpatis.
Sel saraf simpatis ini mempunyai serabut-serabut pre-ganglion yang keluar dari kornu anterior bersama-sama dengan radix anterior dan  nucleus spinalis.
Setelah keluar dari foramen intervertebralis, serabut-serabut preganglion ini segera memusnahkan diri dan masuk ke trunkus simpatikus.
Serabut pre ganglion ini membentuk sinap terhadap sel-sel simpatis yang ada dalam trunkus simpatikus. Tetapi ada pula serabut-serabut pre ganglion setelah berada di dalam trunkus simpatikus terus kelua lagi dengan terlebih dahulu membentuk sianap menuju ganglion-ganglion / fleksus simpatikus
b)      Trunkus simpatikus beserta cabang-cabangnya
Merupakan barisan ganglion yang terletak disebelah dextra dan sinistra vertebra yang membujur disepanjang vertebra.
Ganglion-ganglion ini berisi sel saraf simpatis.
Antara ganglion satu dengan yang lainnya (superior, inferior, dexta, sinsitra) dihubungkan oleh saraf simpatis yang kelaur masuk ke dalam ganglion-gamglion itu. Hal ini menebabkan sepasang trunkus simpatikus membentuk rongga.
Ganglion yang terdapat dalam trunkus simpatikus juga menerima serabut-serabut saraf yang keluar dari kornu anterior.
Trunkus simpatikus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
(1)   Trunkus simpatikus servikalis
Terdiri dari 3 pasang ganglion. Dari ganglion-ganglion ini keluar cabang-cabang saraf simpatis yang menuju ke jantung dan arteri karotis.
Disekitar arteri karotis membentuk fleksus. Dari fleksus ini keluar cabang-cabang yang menuju ke atas cabang lain mempersarafi pembuluh darah serta organ-organ yang teletak di kepala, misalnya faring, kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis, muskulus dilatators, pupil mata dan sebagainya.
(2)   Trunkus simpatikus torakalis
Terdiri dari 10 – 11 ganglion, dari ganglion ini keluar cabang-cabang simpatis seperti  cabang yang mempersarafi organ-organ dalam toraks, dan cabang-cabang yang menembus diafragma dan masuk kedalam abdomen untuk mepersarafi organ-organ didalamnya.
(3)   Trunkus simpatikus lumbalis
Bercabang-cabang menuju ke dalam abdomen, juga ikut membentuk fleksus solare yang bercabang-cabang ke dalam pelvis untuk turut membentuk fleksus pelvii
(4)   Trunkus simpatikus pelvis
Bercabang ke dalam pelvis untuk membentuk fleksus pelvii
c)      Fleksus simpatikus beserta cabang-cabangnya
Didalam cavum abdomen, thorax, pelvis serta didekat organ-orga yang dipersarafi oleh saraf simpatis umumnya  terdapat fleksus-fleksus yang dibentuk oleh saraf simpatis yaitu fleksus simpatikus (ganglion simpatis).
Selain itu terdapat juga sel-sel saraf simpatis yang kelaur dari fleksus-fleksus tersebut untuk mensarafi organ-organ didalam tubuh.
Fleksus simpatikus mempersarafi  otot-otot jantung dan smeua pembuluh darah, otot-otot tak sadar lainnya, serta organ-organ dalam seperti gaster, pancreas dan intestinum. Mempertahankan tonus semua otot, termasuk otot sadar. Melayani serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit.
Ganglion lainnya berhubungan dengan rangkaian 2 ganglion besar yang bersama serabutnya membentuk fleksus simpatis :
(1)   Fleksus kardio
Terletak dekat basis cardio serta mengarahkan cabang ke daerah tersebut dan pulmonum
(2)   Fleksus seliaka
Terletak di sebelah posterior gaster dan mepersarafi organ-organ dalam cavum abdomen.
(3)   Fleksus mesentrikus
Terletak di sebelah anterior sacrum dan mencapai organ-organ dalam cavum pelvis
Fungsi serabut saraf simpatis adalah :
a)      Mensarafi jantung
b)      Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
c)      Mempersarafi semua alat dalam seperti gaster, pancreas dan intestinum
d)     Melayani serabut ,otorik sekretorik pada kelenjar keriingat
e)      Melayani serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
f)       Mempertahankan tonus semua otot sadar.
2)      Saraf parasimpatis
Merupakan bagian dari saraf cranial otonom ke III, VII, IX dan ke – X.
Fungsi serabut saraf parasimpatis adalah :
a)      Merangsang sekresi kelenjar lakrimalis dan kelenjar-kelanja dalam mukosa cavum nasal berpusat di nuklei lakrimalis
b)      Mempersarafi kelenjar sublingualis dan submandibularis berpusat di nucleus salivatorius superior mengikuti nervus VII
c)      Mempaersarafi parotis yang berpusat di nucleus salivatorius inferior dalam medulla oblongata mengikuti nervus IX
d)     Mempersarafi sebagian besar organ tubuh seperti jantung, pulmonum, gastrointestinum, renal, pancreas, lien, hepar, dan kelenjar suprarenalis yang berpusat di nucleus dorsalis nervus X
e)      Mempersarafi colon descendens, zygmoid, rectum, vesica urinaria, dan alat kelamin berpusat pada scralis II, III, dan IV.

b.      Susunan saraf somatic (SSS) atau Somatic Nerve System (SNS)
Merupakan bagian dari CNS yang berinteraksi dengan lingkungan eksternal.
Memiliki peranan spesifik dalam mengatur aktifitas otot sadar atau serat lintang.
Terdiri atas :
1)      Afferent nerve (saraf affere), yang berfungsi membawa sinyal-sinyal sensor dari kulit, otot skeletal, sendi, mata, telinga dan yang lainnya menuju CNS.
2)      Efferent nerve (saraf efferent), yang berfungsi membawa sinyal-sinyal motorik dari CNS menuju ke otot-otot skeletal.


C.     FISIOLOGI PERSARAFAN

1.      Fungsi saraf secara umum
Fungsi tractus nervatorius secara umum diantaranya adalah :
a.      Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.
b.      Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
c.       Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
d.      Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.
2.      Sinaps dan neurotransmitter
Sinaps merupakan tempat transmisi transneuronal suatu impuls (rangsang) saraf.Ada 2 macam cara impuls saraf diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya yaitu:
a.      Secara kimia (chemical sinaps)
Impuls diteruskan dari satu saraf kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi (neurotransmitter atau neuromodulator) yang dilepaskan dari sel pra-sinaps menuju ke pasca sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial. Penerusan impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target dengan cara kimiawi merupakan cara yang paling umum digunakan. Penerusan impuls saraf dari dendrit sel saraf ke otot juga hanya dilakukan secara kimiawi.
b.      Secara listrik (electrical sinaps)
Impuls saraf yang diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melalui ion-ion yang melintas bebas melewati saluran-saluran pada gap junction guna meneruskan potensial aksi dari sel pra sinaps langsung menuju ke post sinaps.
Penerusan impuls saraf secara listrik ini jarang terdapat di SSP mammalia tetapi ditemukan pada beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks serebrum.

Satu sinaps terdiri atas unsur prasinaps (umumnya suatu bouton sinaps) dan unsur pasca sinaps (suatu dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang sempit di antara keduanya. Celah tersebut hanya selebar 20-30 nm dan dapat mengandung filamen-filamen halus yang menjembatani bagian luar membran pra-sinaps dan membran pasca sinaps.
Pada bagian pra-sinaps terdapat kumpulan gelembung berukuran 40-60 nm yang berisi substansia neurotransmitter. Bila timbul aksi potensial pada ujung akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat pelepasan yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam celah sinaps.Neurotransmiter kemudian melewati membran pasca sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-molekul reseptor. Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari neuron pasca sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls.
Beberapa neurotransmitter adalah asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, enkefalin, endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA) dsbnya.Neurotransmiter ini disintesa dan dibungkus dalam vesikel-vesikel transpor di ujung akson/akson terminal, tetapi beberapa neurotransmiter misalnya neurotransmitter golongan peptida mungkin dihasilkan di badan sel saraf/soma.Neutransmiter yang diproduksi di soma (diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut melalui mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson.
Suatu akson dapat membentuk sinaps dengan akson lainnya pada bagian yang tidak bermielin yaitu bagian segmen awal (didaerah akson hillock) dan bagian ujung akson (end bulb regions).Sinaps bentuk dendro-dendritik, merupakan bentuk yang lebih jarang ditemui.Sinaps seperti ini dapat dijumpai antara sel reseptor olfaktorius di rongga hidung dengan sel saraf di daerah korteks serebri area olfaktorius.

3.      Sintesis Neurotransmiter
Salah satu contoh sintesis dan pelepasan neurotransmitter yang akan di bahas di bawah ini adalah proses sintesis dan penglepasan neurotransmitter asetil kolin
Aksi potensial atau impuls listrik saraf yang berjalan sepanjang akson akan tiba di ujung akson (terminal akson atau boutons terminaux). Rangsang listrik saraf ini akan membuka kanal ionkalsium yang diikuti dengan masuknya kalsium ke dalam akson. Disamping itu pada saat yang bersamaan juga akan masuk kedalam akson ion natrium lewat pompa aktif natrium. Masuknya ion natrium ini akan membawa serta senyawaan kolin dan senyawaan asetat ke dalam akson lewat pompa natrium.
Senyawaan asetat yang masuk lewat pompa natrium dan yang masuk ke akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe cepat akan diaktivasi (diubah menjadi bentuk aktif) di dalam mitokondria menjadi asetil ko-ensim A (Asetil KoA). Senyawaan kolin yang masuk lewat pompa natrium dan yang sampai ke akson lewat transportasi aksonal tipe cepat akan diubah menjadi asetilkolin dengan bantuan asetil ko-ensim A dan ensim kolin asetil transferase.
Asetilkolin yang sudah disintesa kemudian akan masuk ke dalam vesikel sinaps lewat proses endositosis. Neurotransmiter akhirnya akan dibungkus oleh membran vesikel sinaps. Membran vesikel sinaps ini dapat berasal dari membran vesikel sinaps yang dipakai ulang kembali setelah melepaskan neurotransmitter melalui proses internalisasi atau membran vesikel yang baru yang masuk ke ujung akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe cepat. Kedalam vesikel ini juga akan dimasukkan ATP sebagai sumber energi dan zat-zat lain seperti proteoglikan.
Vesikel sinaps lalu bergerak ke membran terminal akson (bouton terminaux) dan kemudian menyatu dengan membran tersebut. Proses pergerakan vesikel dan penyatuan vesikel dengan membran terminal akson ini di fasilitasi oleh ion kalsium yang masuk lewat kanal kalsium. Pada proses ini, protein synapsin I diduga juga turut berperan.
Neurotransmiter akhirnya akan dilepaskan ke dalam celah sinaps lewat proses eksositosis. Asetilkolin kemudian akan berikatan dengan reseptor asetilkolin di membran postsinaps (umumnya di dendrit). Ikatan antara asetilkolin dengan reseptornya akan menimbulkan terjadinya depolarisasi (perubahan muatan listrik) dan akhirnya menimbulkan impuls listrik saraf yang akan berjalan merambat menuju ke badan sel saraf.
Perangsangan impuls listrik di postsinaps ini kemudian akan terhenti setelah ensim asetilkolin esterase memutuskan ikatan asetilkolin dengan reseptornya. Asetilkolin akan dihidrolisa menjadi senyawaan kolin dan asetat yang akan masuk kembali ke dalam akson lewat pompa natrium, untuk digunakan kembali dalam sintesa neurotransmitter. Membran vesikel sinaps juga akan dipergunakan kembali untuk membuat vesikel yang baru melalui proses internalisasi
4.      Mekanisme Penghantaran Impuls
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007) 

D.    MASALAH-MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM SARAF

Masalah-masalah yang berhubungan dengan system saraf dapat berupa disfungsi neurologic, syndrome neurologic lain.
Termasuk disfungsi neurologic diantaranya adalah :
1.      Peningkatan tekanan intracranial
2.      Penurunan kesdaran
3.      Deficit neurologic akibat penyakit serebrovaskuler (CVA)
4.      Afasia
Syndrome neuroogic lain diantaranya adalah :
1.      Nyeri kepala
2.      Tumor otak
3.      Meningitis
4.      Abses otak
5.      Aneurisma intracranial
6.      Multiple sklerosis
7.      Parkinson
8.      Huntington
9.      Alzheimer
10.  Miastenia gravis
11.  Epilepsy
12.  Cedera kepala
13.  Cedera medulla spinalis
14.  Quadriplegia atau paraplegia
15.  Tumor intraspinal
16.  Hernia diskus vertebralis
17.  Bells palsy
18.  Paralisis bell
19.  Sindroma guillain-Barre

Tidak ada komentar:

Posting Komentar